BAB : 03 ( tiga )

Pada keesokan harinya.

Sesudah mengambil dan menyimpan barang-barang yang di carinya kemarin, Karina lalu menyusunnya di dalam sebuah koper.

Saat ia selesai membereskan kamarnya, ternyata hari sudah menjelang sore. Karina lalu bergumam.

" Tidak terasa ternyata sudah sore. Sebaiknya aku mandi dan berganti pakaian sebelum turun untuk makan malam." gumam Karina bermonolog sendirian.

Kemudian Karina segera mengambil handuknya lalu pergi ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Karina keluar dari kamar mandi lalu segera memakai gaun biru cerah yang telah di siapkan nya tadi.

Selesai berpakaian, Karina lalu berdandan sedikit sebelum keluar dari kamar tidurnya.

Ketika ia tiba di ruang makan, di sana sudah ada ayahnya serta ibu tirinya dan adiknya yang sudah duduk menunggunya.

Untuk sekedar mengusir rasa canggung, Karina lalu menyapa ayahnya.

" Selamat sore ayah, maaf telah membuat ayah menunggu." ucap Karina sambil menarik sebuah kursi yang berhadapan dengan adiknya itu.

" Hmm, duduklah." balas ayah Karina dengan wajah datar tanpa emosi.

Karena ayah dan anak itu sudah lama tidak bertemu jadi kedua orang itu terlihat sangat canggung. Akhirnya keluarga itu hanya makan malam bersama dalam diam.

Saat mereka selesai makan malam, Karina lalu berkata.

" Aku akan pergi ke rumah temanku sebentar ayah, karena kami sudah lama tidak bertemu." ucap Karina sengaja berbohong kepada ayahnya yang sedang duduk sambil membaca koran sore.

" Apakah kamu akan menginap lagi di rumah temanmu itu malam ini ?" tanya Allan kepada putrinya itu.

" Mungkin tidak ayah. Dan kemarin malam aku menginap di rumah temanku juga karena terpaksa ayah, sebab ada orang yang menghadang aku di jalan dan orang itu ingin membunuhku. Jadi aku terpaksa bersembunyi di rumah temanku dulu." jelas Karina kepada ayahnya.

Setelah mendengar alasan putrinya itu tidak pulang semalam, Allan lalu berkata.

" Kenapa ada pembunuh yang mengincar kamu ?" tanya Allan yang merasa begitu aneh dengan kejadian yang di alami putrinya itu.

" Aku sendiri juga tidak tahu kenapa ada seseorang yang ingin membunuhku ayah. Tetapi aku sudah melaporkan kejadian itu kepada polisi. Dan polisi kini sedang memburu tersangkanya ayah." ucap Karina kepada ayahnya yang selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh kepadanya itu. Karina dengan sengaja mengatakan hal itu dengan suara agak keras agar terdengar oleh ibu tiri dan putrinya itu untuk melihat bagaimana ekspresi mereka. Karena Karina curiga mereka adalah dalang di belakang para pembunuh yang menghadangnya kemarin malam. Untungnya malam itu ada seorang pria misterius yang membantunya melawan para pembunuh itu pikir Karina di dalam hatinya. Walaupun ia sendiri juga mampu melawan para pembunuh bayaran itu pikir Karina lagi. Selesai berbicara dengan ayahnya, Karina pun segera pergi ke rumah temannya yang bernama Jenny, karena ia sudah berjanji dengan Jenny untuk pergi menemaninya ke pesta yang di adakan oleh keluarga Jansen.

Sementara Jessica dan putrinya Lina yang sedang melihat kepergian Karina dari jendela kamar Lina kini sedang merasa kesal setengah mati dengan Karina. Kemudian Lina berkata.

" Aduh bagaimana ini ma, kenapa si jalang kecil itu bisa lolos terus dari para pembunuh yang mama sewa ? Kalau dia masih hidup, kita gak mungkin bisa mengambil semua harta warisannya ma." ucap Lina dengan penuh keluhan.

" Sabar dulu sayang, dia kan belum tentu memiliki banyak keberuntungan. Suatu saat nanti pasti akan ada kalanya dia jatuh." balas Jessica sambil menahan marah.

Bersambung...