BAB : 04 ( empat )

Sementara di mansion pribadi Alvian Jansen.

Pria itu sedang duduk di ruang kerjanya bersama asisten pribadinya yang bernama Denis.

Kemudian Alvian berkata.

" Bagaimana keadaan nenekku saat ini Denis ? Apakah kamu sudah menyelidikinya ke rumah sakit tempat nenek di rawat ?" tanya Alvian dengan sedikit cemas.

" Sudah tuan, menurut dokter yang merawat nenek anda, kondisinya sudah mulai stabil. Tetapi untuk saat ini sebaiknya jangan membuatnya emosi atau tertekan agar penyembuhan nenek anda bisa lancar. Karena beliau sudah tua dan rentan terkena serangan jantung maka anda harus mengalah. Jangan membuat nenek anda emosi lagi." ucap Denis menirukan perkataan dokter kemarin kepada Alvian.

" Baiklah, aku sudah tahu. Berarti aku harus setuju menerima perjodohan dengan putri keluarga Gregory itu, sesuai dengan keinginan nenek." ucap Alvian sambil memijit pelipisnya.

" Ya begitulah tuan." balas Denis sambil mengangkat bahu.

" Kalau begitu coba kamu hubungi gadis yang akan di jodohkan denganku itu, katakan kepadanya kalau aku ingin bertemu dan berbicara dengannya besok pada jam tujuh malam." ucap Alvian memberikan perintah kepada Denis.

" Baik tuan." balas Denis tegas.

" Kalau begitu pergilah, aku sedang ingin sendiri sekarang." ucap Alvian sambil melambaikan tangannya untuk menyuruh Denis pergi.

" Baik, saya pergi dulu tuan." ucap Denis sambil membungkuk hormat sebelum keluar dari ruang kerja Alvian.

Karena tidak ingin menikah, Alvian jadi menentang keinginan neneknya. Tetapi ia tidak menyangka setelah ribut sedikit dengannya, neneknya jadi terkena serangan jantung dan harus di rawat di rumah sakit.

Sekarang Alvian baru merasa agak menyesal karena menentang neneknya. Apalagi hanya sang neneklah orang yang paling menyayanginya sejak ia kecil selain ibu kandungnya.

Setelah ibu kandungnya meninggal, ayahnya lalu menikah lagi dengan mantan kekasih ayahnya waktu sekolah dulu.

Kebetulan wanita itu juga sudah bercerai dari suaminya dan sudah memiliki seorang putra yang usianya dua tahun lebih muda dari Alvian.

Setelah wanita itu dan anaknya menjadi anggota keluarga Jansen, keadaan di rumah pun mulai berubah.

Di mulai dari sikap ayahnya yang mulai berubah karena hasutan dari ibu tirinya itu yang membuat Alvian dan ayahnya sering bertengkar.

Akhirnya karena tidak tahan menerima perlakuan tidak adil dari ayahnya, Alvian lalu keluar dari rumah ayahnya itu.

Untungnya Alvian adalah pemegang saham terbesar perusahaan keluarga Jansen, jadi ibu tiri dan putranya itu tidak bisa mengusirnya dari perusahaan juga.

Karena Saham yang di miliki oleh Alvian itu adalah gabungan dari warisan kakeknya dan warisan dari ibunya di tambah milik Alvian pribadi, yang membuatnya memiliki tujuh puluh lima persen saham.

Karena Alvian sangat pandai dalam menjalankan bisnis, maka perusahaan yang di dirikan oleh kakek dan ibunya itu jadi semakin berkembang. Tetapi sekarang ayahnya yang bodoh telah di manfaatkan oleh istri barunya yang serakah untuk merebut semua yang memang milik Alvian, jadi Alvian tentu saja akan melawannya.

Bersambung...