Sementara di tempat lain.
Setelah pergi dari rumah besar Allan, Karina segera saja memesan taksi lalu pergi ke apartemen Jenny.
Saat sudah tiba di depan gedung apartemen tempat Jenny tinggal, Karina segera menghentikan taksi yang di tumpanginya.
Kemudian Karina berkata.
" Stop pak, saya turun di sini saja." ucap Karina kepada sopir taksi yang di tumpanginya.
Sopir taksi itu pun segera menepikan mobilnya sambil berkata.
" Baiklah nona." balas sopir taksi itu dengan ramah.
Sebelum turun dari mobil taksi itu, Karina segera membayar ongkos taksinya sambil berkata.
" Ini ongkos taksinya pak, terimakasih." ucap Karina dengan ramah dan sopan.
" Terimakasih juga nona." balas sopir taksi itu kepada Karina.
Sesudah taksi itu pergi, Karina lalu mengambil ponselnya dan menelpon Jenny.
" Halo Jenny, aku sekarang sudah berada di depan gedung apartemenmu. Bisakah kamu turun sekarang untuk menjemput ku ?" ucap Karina dengan nada suara yang ceria setelah teleponnya di terima Jenny.
" Oke, tunggu sebentar. Aku akan turun sekarang." balas Jenny dari seberang telepon. Setelah itu Jenny segera memutus panggilan teleponnya lalu bergegas menyambar kunci mobil dan tas tangannya sebelum keluar dari apartemennya dengan cepat.
Sesampainya di bawah, Jenny bergegas menghampiri Karina sambil berkata.
" Hai Karin, kamu terlihat sangat cantik dengan gaun itu." ucap Jenny penuh sanjungan sambil tersenyum lebar.
" Hai juga Jenny, terimakasih atas sanjunganmu yang luar biasa itu. Kamu sendiri juga terlihat cantik dengan gaun off shoulder ini." balas Karina dengan tulus.
" Ah, kenapa kita jadi saling memuji sih. Sebaiknya kita segera pergi saja ke rumah keluarga Jansen, karena pestanya akan di mulai sebentar lagi." ucap Jenny sambil membawa Karina ke garasi mobil yang ada di lantai dasar gedung apartemen itu.
Saat mereka dalam perjalanan menuju mansion keluarga Jansen, Karina lalu berkata.
" Apakah sebelumnya kamu pernah bertemu dengan putra keluarga Jansen itu Jenny ?" tanya Karina yang merasa penasaran dengan putra keluarga Jansen.
" Aku benar-benar tidak tahu seperti apa wajah putra keluarga Jansen itu Karin, karena aku juga belum pernah bertemu dengan generasi muda dari keluarga Jansen. Yang pernah bertemu denganku sebelumnya hanya tuan Alexis Jansen, ayah dari Alvian Jansen. Saat itu aku lihat tuan Alexis itu cukup tampan untuk ukuran pria yang usianya sudah separuh baya. Kemungkinan putranya juga tampan seperti ayahnya, karena biasanya buah itu jatuhnya tidak jauh dari pohonnya." ucap Jenny panjang lebar.
" Kata-katamu ini ada benarnya juga. Semoga saja memang sesuai dengan perkiraanmu." balas Karina sambil tersenyum.
Tidak terasa akhirnya mereka telah tiba di depan mansion keluarga Jansen.
Ketika Karina dan Jenny melihat ramainya tamu yang datang ke pesta itu, Jenny lalu berkata.
" Banyak sekali tamunya yang datang, penampilan mereka juga luar biasa. Sepertinya orang yang datang ke sini tampaknya kebanyakan berasal dari keluarga kaya semua." ucap Jenny dengan kagum.
" Iya, kamu benar Jenny." balas Karina sependapat dengan Jenny.
Bersambung...