Setelah memarkir mobilnya di tempat yang di sediakan, Jenny dan Karina lalu turun dengan sikap anggun.
Sesudah merapikan penampilan mereka sebentar, baru kemudian Karina dan Jenny berjalan bersama menuju pintu masuk tempat pesta kebun itu berlangsung.
Tetapi sebelum benar-benar memasuki pintu masuk ke tempat acara pesta itu, seorang pria yang bertugas menjaga pintu gerbang masuk itu menghentikan Karina dan Jenny dengan berkata.
" Maaf, tunggu dulu nona-nona. Apakah kalian berdua punya undangan untuk datang ke pesta ini ?" ucap penjaga itu. Yang langsung membuat langkah Karina dan Jenny berhenti seketika.
Kemudian Jenny segera berbalik lalu memandang penjaga itu dengan mata mendelik sambil berkata
" Tentu saja aku punya undangannya. Ini dia undanganku." ucap Jenny sambil mengeluarkan kartu undangan dari dalam tas tangannya dengan kesal. Karena penjaga itu membuatnya jadi perhatian orang banyak sebab di sangka tidak punya kartu undangan.
Setelah membaca kartu undangan Jenny sebentar, penjaga itu segera saja meminta maaf kepada Jenny.
" Maafkan saya nona, saya salah karena mengira nona tidak punya kartu undangan." ucap penjaga itu dengan sopan sambil membungkuk hormat.
" Baiklah, kamu saya maafkan meski kamu sudah hampir membuat saya malu. Lain kali tolong di tanya dulu baik-baik sebelum menegur dengan keras oke." ucap Jenny yang masih agak kesal.
" Baik nona. Dan nona yang satu ini siapa ?" tanya penjaga itu dengan sopan sambil melirik Karina.
" Dia adalah pasangan saya, karena di dalam undangan itu tertulis boleh membawa pasangan ke pesta ini." jawab Jenny dengan lugas.
Tetapi jawaban Jenny itu malah jadi di salah pahami oleh penjaga itu yang menganggap Jenny sebagai lesbi, hingga penjaga itu cuma bisa melongo dan tidak berkata-kata lagi.
Karena penjaga itu diam saja, Jenny lalu berkata.
" Apakah aku sudah bisa masuk sekarang ?" tanya Jenny dengan tidak sabar, karena acara pestanya sudah hampir di mulai.
" Si...silahkan masuk nona-nona." ucap penjaga itu akhirnya.
Setelah di perbolehkan masuk, Jenny segera saja membawa Karina masuk sambil menggandeng tangannya.
Ketika penjaga tadi melihat hal itu, ia pun lalu bergumam.
" Sayang sekali, gadis secantik itu malah suka sesama wanita." gumam penjaga itu sambil geleng-geleng kepala sendiri.
Sementara Denis yang di beri tugas oleh Alvian untuk menyelidiki dan menemui Karina, kebetulan juga melihat dan mendengar hal itu dari balik pepohonan hias yang cukup rimbun tidak jauh dari penjaga pintu masuk itu berdiri tadi.
Kemudian ia segera berjalan kembali ke mobilnya dengan cepat.
Setelah masuk ke dalam mobilnya, Denis segera mengambil ponselnya untuk menelpon Alvian untuk memberitahukan hal yang mengejutkan itu.
Bersambung ...