BAB : 07 ( tujuh )

Setelah menenangkan dirinya sebentar, baru kemudian Denis mulai menelpon Alvian.

Tidak lama kemudian teleponnya sudah di terima oleh Alvian. Lalu Denis segera berkata.

" Halo tuan, ketika saya sedang mengintai di pesta kebun yang di adakan di rumah besar tuan Alexis Jansen saya kebetulan bertemu dengan gadis yang akan di jodohkan dengan anda itu tuan. Dan saya tahu sesuatu tentang gadis itu tuan." ucap Denis dengan lancar.

" Ya Halo, yang kamu ketahui itu tentang apa Denis ?" tanya Alvian penasaran.

" Tahukah tuan, ternyata gadis itu menyukai sesama wanita tuan." balas Denis dengan mengecilkan sedikit suaranya tapi masih bisa di dengar oleh Alvian.

Ketika Alvian mendengar hal yang menyimpang itu, ia juga cukup terkejut. Tetapi setelah berpikir sebentar, Alvian lalu berkata.

" Biarkan saja, lagi pula aku hanya akan menikah kontrak dengan gadis itu. Hanya saja, jangan sampai ada orang lain yang tahu agar tidak ada skandal yang membuat aku malu." jelas Alvian kepada asistennya itu.

" Baiklah tuan. Lalu bagaimana dengan penjaga yang mengetahui hal itu tuan ?" tanya Denis agak ragu.

" Temui dia secara pribadi lalu ancam dia agar tidak memberitahu orang lain lagi. Kalau dia tidak patuh, beri dia sedikit pelajaran." ucap Alvian dengan tegas.

" Baik tuan." balas Denis cepat.

Sementara Karina dan Jenny yang sedang menikmati acara pesta kebun itu kini sedang duduk di sebuah meja sambil meminum coktailnya dan makan cemilan yang sudah di sediakan untuk para tamu.

Kemudian Karina berkata.

" Menurutmu di antara beberapa pria muda itu, yang mana putranya tuan Alexis ?" tanya Karina sambil memandang empat orang pria muda yang sedang berbincang dan tertawa tidak jauh dari tempatnya duduk.

" Entahlah Karin, aku tidak bisa menebaknya karena mereka semua begitu tampan. Andai saja salah satunya adalah pacarku." ucap Jenny dengan mata berbinar.

" Kamu terus saja menghayal saat melihat pria tampan. Mereka itu belum tentu pria baik-baik. Hati-hati saat memilih pasanganmu, jangan sampai kamu kecewa nanti." ucap Karina menasehati sahabatnya satu-satunya itu.

Saat Jenny mendengar nasehat Karina, ia lalu berkata.

" Ya, kamu benar sayangku. Cuma kamu saja yang tidak pernah mengecewakan aku." balas Jenny sambil merangkul Karina.

Bersambung...