BAB : 16 ( enam belas )

Di rumah keluarga Gregory.

Ibu tiri Karina dan putrinya Lina sudah mendapatkan kabar bahwa Karina telah menikah dengan putra keluarga Jansen yang cacat itu.

" Akhirnya Karina jadi juga menikahi pria cacat, jelek dan kejam itu. Ha,ha, dia benar-benar anak yang bodoh. Tapi bagus juga sih, jadi kamu sudah bisa tenang sekarang Lina. Karena Karina sudah menggantikan kamu menikahi pria cacat itu, jadi kamu bisa mencari calon suami lain yang lebih baik dari pada suami Karina itu." ucap ibu tiri Karina kepada putrinya.

" Ya, ibu benar. Lagi pula perjanjian pernikahan itu kan memang di buat oleh kakek Karina. Jadi tentu saja kakak yang harus menikah dengan cucu keluarga Jansen yang terbuang itu." balas Lina kepada ibunya.

" Ya, yang kamu katakan itu memang benar. Jadi sekarang kita akan makan malam di luar hari ini untuk merayakannya. Bagaimana menurutmu sayang ?" ucap ibu tiri Karina kepada Lina.

" Menurutku juga begitu ibu. Sebaiknya kita bersiap saja sekarang." ucap Lina kepada ibunya.

Sesudah itu ibu dan putrinya itu segera saja berganti pakaian dulu sebelum pergi.

Ketika ibu dan anak itu akan pergi, Lina lalu berkata.

" Apakah kita perlu mengajak ayah juga untuk makan malam di luar malam ini bu ?" tanya Lina kepada ibunya.

" Ayahmu saat ini sedang sibuk bekerja, sebaiknya tidak usah mengganggunya." ucap Jessica kepada putrinya itu.

Sesudah itu ibu dan anak itu segera pergi dari rumah dengan di antar oleh sopir keluarga Gregory menuju restoran cempaka.

Restoran itu merupakan restoran yang paling ramai setelah restoran Gardenia.

Setelah menemukan tempat duduk yang kosong, Lina dan ibunya segera memanggil pelayan restoran itu untuk memesan makanan.

Saat ibu dan anak itu sedang asyik menikmati makanan yang mereka pesan, Jenny yang sedang makan dengan pacarnya di restoran itu juga telah melihat mereka.

Tetapi Jenny tidak bicara apa-apa dan pura-pura tidak melihat mereka.

Setelah ia pulang ke apartemennya selesai berkencan, Jenny baru menelpon Karina.

" Halo Karina, selamat ya. Kamu sudah resmi menikah hari ini. Lalu kapan rencananya pesta pernikahanmu akan di gelar ?" ucap Jenny membuka percakapan.

" Terimakasih Jenny. Kalau kamu tanya soal pestanya aku juga tidak tahu kapan akan di adakan, karena aku dan Alvian belum sempat membicarakan hal itu." balas Karina sambil duduk di tepi tempat tidurnya di apartemennya.

" Oh begitu. Apakah pria yang menjadi suamimu itu benar-benar jelek seperti rumor yang beredar Karina ?" ucap Jenny penasaran ingin tahu.

" Rumor itu salah Jenny, walaupun dia memang cacat tapi wajahnya sangat tampan. Cuma dia selalu bersikap begitu dingin dan selalu memasang wajah datar." ucap Karina sedikit menyesal.

" Kalau itu sih masih bisa di perbaiki, untuk sekarang kamu cuma perlu bersabar saja dulu." balas Jenny menenangkan Karina.

" Ya, mungkin kamu benar Jenny." ucap Karina sambil mengangkat bahu.

" Ngomong-ngomong, tadi aku melihat ibu tirimu dan putrinya itu di restoran cempaka saat aku sedang berkencan tadi sore." ucap Jenny kepada Karina.

" Biarkan saja mereka, aku tidak perduli apa yang mereka lakukan di belakangku asalkan mereka tidak menggangguku." balas Karina dengan acuh tak acuh.

" Ya, kamu benar Karina." ucap Jenny setuju dengan Karina.

Setelah puas mengobrol barulah kedua gadis itu memutus sambungan telepon mereka untuk pergi tidur karena malam sudah larut.

Bersambung...