Rencana Zhuxian
Di dalam ruang kerja pribadi Kaisar, suasana terasa berat seperti timah. Laporan dari Ye Qingfeng telah selesai, tetapi gema dari kata-katanya—tentang kekuatan korup, tentang musuh yang tidak dikenal—masih menggantung di udara. Ye Zhuxian, yang tadinya diminta ayahnya untuk kembali, diisyaratkan oleh Kaisar untuk tetap tinggal. Anak itu hanya berdiri diam di sudut ruangan, kehadirannya nyaris tak terasa, matanya yang jernih mengamati setiap ekspresi keluarganya.
Ye Qingwu, yang sejak tadi mengepalkan tinjunya hingga buku-buku jarinya memutih, menjadi yang pertama meledak. Ia menggebrak meja kayu di sampingnya dengan keras.
“Ini penghinaan!” raungnya, matanya yang tajam memancarkan amarah yang membara. “Adikku Qingfeng, seorang ahli ranah Nascent Soul, dibuat terluka parah di halaman belakang rumah kita sendiri! Kita tidak bisa hanya diam! Aku akan memimpin pasukan ekspedisi sekarang juga, menyisir setiap jengkal Pegunungan Kabut Hitam itu dan membakar mereka semua hingga menjadi abu!”
“Jangan gegabah, Kakak Qingwu!” sahut Ye Qingtian dengan nada tajam. Logikanya yang dingin langsung berbenturan dengan semangat berapi-api sepupunya. “Apakah Kakak tidak mendengar laporan Adik Qingfeng? Kita tidak tahu apa-apa tentang musuh ini. Jumlah mereka, kekuatan sejati mereka, markas mereka. Mengirim pasukan besar sekarang sama saja dengan mengirim domba ke sarang harimau yang tidak terlihat. Itu bukan keberanian, itu kebodohan!”
“Kau menyebutku bodoh?!” balas Ye Qingwu, berbalik menghadap Qingtian. Lalu bagaimana kita akan bertindak? Apakah kita akan membiarkan musuh menertawakan kita karena Klan Surgawi hanya berani bersembunyi di balik temboknya?!”
“Tindakan tanpa informasi adalah bunuh diri!” balas Ye Qingtian, tidak mau kalah. “Informasi adalah senjata paling tajam!”
“Hentikan!” Sebelum Qingwu kembali menganggapi Qingtian, suara Ye Qingxuan yang tenang namun berwibawa memotong perdebatan panas itu. Ia berdiri di antara kedua saudaranya, menatap mereka satu per satu. “Kakak Qingwu,” katanya, nadanya melembut saat menyapa yang lebih tua. “Juga adik Qingtian. Kalian tidak perlu berdebat. Pendapat kalian berdua sama pentingnya. Kita tidak bisa memilih salah satu.”
Ye Tiantong, yang sedari tadi mengamati interaksi cucu-cucunya, akhirnya mengangguk puas. “Qingxuan benar. Kita akan menggunakan keduanya.”
Ia berdiri, auranya sebagai kaisar langsung memenuhi ruangan. “Strategi kita akan berjalan di dua jalur. Pertama, Pertahanan dan Kesiapan. Qingwu, aku ingin kau secara pribadi mengawasi dan meningkatkan pertahanan di seluruh penjuru ibu kota. Gandakan patroli, aktifkan formasi peringatan dini. Pastikan bahkan seekor lalat pun tidak bisa masuk tanpa kita ketahui.”
Lalu ia menatap Ye Qingtian. “Kedua, Pengetahuan. Qingtian, aku perintahkan kau untuk memimpin ‘Regu Penyidik Darurat’ yang akan dibentuk. Kumpulkan semua ahli yang kita punya, bedah sampel yang dibawa pulang Qingfeng. Aku ingin laporan lengkap tentang sifat energi korup itu di atas mejaku secepat mungkin. Kalian berdua, laksanakan!”
Keputusan itu terasa bijaksana, sebuah kompromi yang memanfaatkan kelebihan kedua belah pihak. Semua yang hadir merasa sedikit lega. Mereka kini punya rencana jangka panjang yang solid.
Saat Ye Tiantong hendak membubarkan pertemuan itu, suara tenang Zhuxian tiba-tiba terdengar.
“Kakek Kaisar, Kakek dan Paman sekalian…”
Semua orang menoleh ke arahnya, terkejut.
“Rencana itu sangat bagus,” kata Zhuxian, pertama-tama memuji keputusan kakek buyutnya. “Tetapi, ada satu masalah.”
Ye Changxuan mengangkat alisnya. “Masalah apa, Xian’er?”
“Kita tidak punya waktu untuk menjalankannya.”
Keheningan kembali menyelimuti ruangan, kali ini terasa jauh lebih dingin.
“Apa maksudmu, Nak?” tanya Ye Qingxuan cemas.
Tatapan Zhuxian menjadi kosong sejenak, seolah ia sedang melihat sebuah gambaran di kejauhan yang tidak bisa dilihat orang lain. “Tim Paman Qingfeng berhasil memukul mundur mereka, tapi tidak memusnahkan semuanya. Dua musuh berhasil lolos. Mereka sekarang tahu bahwa kita menyadari keberadaan mereka. Mereka juga sudah mengukur kekuatan seorang ahli ranah Nascent Soul. Mereka tidak akan bodoh. Mereka tidak akan menunggu kita bersiap.”
Ia berhenti, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih pelan namun menusuk. “Mereka harusnya menyerang saat kita lengah. Saat kita baru saja selesai rapat dan merasa sudah punya rencana, saat itulah pertahanan kita paling lemah. Mereka akan menyerang… kemungkinan terbesar adalah malam ini.”
Setiap kata terasa seperti palu yang menghantam dada para petinggi Klan Ye.
“Bagaimana kau bisa tahu ini, Xiaoxian?” tanya Ye Qingwu, rasa skeptis bercampur dengan firasat buruk.
Zhuxian menatapnya. “Hanya firasatku, Paman Besar Qingwu.” Ia lalu kembali menatap kakek buyutnya.
Ye Tiantong menatap cicitnya, rasa takjub terpancar di matanya. “Baiklah. Dengan asumsi prediksimu benar. Apa rencana kita?” tanyanya, secara efektif meminta pendapat dari semua yang hadir.
Semua secara tidak sengaja kembali menatap Ye Zhuxian, lalu ia pun berkata “Hmm, aku baru mau memikirkannya sih. Tapi yang aku yakin mereka tidak akan menyerang gerbang depan. Mereka akan menyusup. Harusnya melalui jalur air tua di bawah kota, atau menggunakan bayangan para pedagang terakhir yang pulang saat gerbang ditutup. Target mereka bukan pasukan.”
Ia menunjuk ke satu arah. “Target pertama mereka adalah paviliun medis tempat Tuan Li Wei dirawat. Mereka akan membungkam satu-satunya orang yang tubuhnya bisa kita pelajari untuk menemukan penawar racun itu.” Ia lalu menunjuk ke arah lain. “Dan target kedua mereka… adalah perpustakaan dan paviliun arsip. Mereka akan menghancurkan pengetahuan kita sebelum kita sempat menggunakannya.”
Prediksi itu begitu spesifik, begitu logis, dan begitu mengerikan hingga membuat bulu kuduk semua orang berdiri.
Ye Tiantong menatap cicitnya, wajahnya yang tadinya tenang kini berubah menjadi topeng kemarahan yang dingin. Ia tidak meragukan satu kata pun. Mengingat semua perkataan logis dan analisis yang mendalam Zhuxian ini, firasatnya mengatakan bahwa intuisi Zhuxian lebih bisa diandalkan.
Kata Zhuxian “ Menurutku biarkan semuanya terlihat normal dari luar, seolah-olah kita lengah dan hanya memperketat patroli biasa. Tuan Li Wei tetap di sana, buku-buku tetap di raknya. Tetapi di balik normalitas itu, kita siapkan jaring baja yang tak terlihat. Ketika musuh masuk karena merasa aman, mereka tidak akan menemukan perangkap yang mencurigakan, melainkan sebuah sangkar baja yang telah tertutup rapat di belakang mereka. Dengan begitu, kita bisa mencapai tiga tujuan: melindungi target kita, memaksa musuh untuk menunjukkan lebih banyak kemampuannya, dan jika memungkinkan, menangkap satu di antara mereka hidup-hidup untuk diinterogasi.”
Strategi itu… sempurna. Brilian. Memanfaatkan psikologi musuh untuk keuntungan maksimal.
Setelah hening yang diisi oleh kekaguman, Ye Tiantong akhirnya tersenyum. Senyum yang dingin dan penuh niat membunuh. Ia berdiri, auranya memenuhi seluruh ruangan.
“Keputusan sudah dibuat!” suaranya menggelegar. “Kita ikuti strategi Xian’er!”
“Qingwu! Aku tidak mau ada perangkap yang mencolok! Aku mau kau dan Pasukan Naga Tersembunyi menjadi bayangan di dalam bayangan. Jadikan paviliun medis dan perpustakaan benteng yang paling mematikan di dunia ini! Aku ingin setiap musuh yang masuk tidak akan pernah bisa keluar!”
“Qingtian! Ambil ahli formasimu, periksa setiap jengkal saluran air dan selokan. Aku tidak mau ada satu tikus pun yang bisa menyelinap masuk dari bawah tanah!”
“Qingxuan! Aktifkan Formasi Agung Istana Klan Surgawi dalam mode senyap! Biarkan istana ini terlihat normal, tetapi siap mengunci seluruh dunia dalam sekejap mata!”
Para petinggi Klan Ye menangkupkan tangan mereka. “KAMI LAKSANAKAN!”
Dalam sekejap, mereka semua bergegas keluar, bergerak dengan kecepatan dan efisiensi yang menakutkan. Istana Klan Surgawi yang megah, di bawah cahaya bulan yang tenang, mulai berubah menjadi sebuah mesin pembunuh yang sunyi, menunggu tamunya yang tak diundang.