Tamu Tak Diundang
Malam turun di atas ibu kota Kekaisaran Qingyuan, membawa serta selubung keheningan yang menipu. Bagi warga biasa, ini adalah malam yang tenang seperti malam-malam lainnya. Gerbang kota telah ditutup, lentera-lentera di jalanan utama mulai dinyalakan, dan sebagian besar penduduk telah kembali ke rumah mereka. Namun bagi mereka yang berada di dalam tembok Istana Klan Surgawi, malam ini terasa sangat berbeda. Udara terasa berat, sarat dengan antisipasi yang mencekik. Istana ini telah berubah menjadi sebuah sangkar baja yang menunggu mangsanya masuk.
Di puncak menara pengawas tertinggi, Ye Qingwu berdiri dengan tangan bersedekap, matanya yang tajam menyapu halaman istana yang tampak normal di bawah. Jubah perangnya berkibar pelan ditiup angin malam. Di sekelilingnya, di atap-atap paviliun, di balik pilar-pilar batu, dan di dalam bayang-bayang pepohonan, ratusan anggota Pasukan Naga Tersembunyi telah mengambil posisi mereka, aura mereka ditekan hingga nyaris tak terasa. Mereka adalah para pemburu yang paling sabar. Malam ini, di bawah komandonya, mereka telah menyiapkan jaring di sekitar dua lokasi vital: paviliun medis dan perpustakaan kuno.
Sementara itu, jauh di bawah tanah, di sebuah ruang komando darurat yang baru didirikan, Ye Qingtian menatap sebuah cermin formasi raksasa. Cermin itu memantulkan puluhan gambar yang lebih kecil, menunjukkan setiap sudut dari sistem saluran air kuno di bawah istana. Di sampingnya, para ahli formasi terbaik klan mengawasi setiap fluktuasi energi dengan saksama. Ruangan itu sunyi, hanya diisi oleh suara pena yang mencatat laporan dan dengungan samar dari formasi pengawas. Pendekatan mereka berbeda dari Ye Qingwu, bukan dengan kekuatan, tetapi dengan kewaspadaan total. Setiap detail, setiap anomali sekecil apa pun, tidak akan luput dari pengamatan mereka.
Di tempat lain, di paviliun pribadinya, Ye Zhuxian sama sekali tidak terlihat seperti seseorang yang baru saja memberikan peringatan yang membuat seluruh kekaisaran siaga tempur. Ia tidak tidur. Di atas mejanya, terbentang sebuah peta bintang yang sangat detail. Dengan sebuah kuas kecil, ia dengan tenang menambahkan sebuah titik baru di konstelasi yang tidak dikenal, seolah sedang memainkan sebuah permainan Weiqi yang papannya adalah seluruh langit malam. Wajahnya tenang, seolah apa pun yang terjadi di luar sana hanyalah bagian dari sebuah permainan yang sudah ia ketahui akhirnya.
Waktu berjalan merayap. Jam pasir di ruang komando Ye Qingtian telah dibalik untuk ketiga kalinya. Malam semakin larut, dan istana tetap sunyi. Bahkan Ye Qingwu mulai merasa sedikit tidak sabar. Mungkinkah firasat ciliknya itu salah?
Tiba-tiba, salah seorang ahli formasi di samping Ye Qingtian berseru pelan. “Tuan Qingtian, lihat! Formasi Gema Spiritual di Sektor Gerbang Barat… bergetar!”
Ye Qingtian langsung menatap cermin yang ditunjuk. Sebuah rune kecil di sudut cermin itu berkedip dengan cahaya merah redup. Formasi Gema Spiritual adalah formasi pasif yang dirancang untuk mendeteksi jumlah jiwa yang melewatinya. Sebuah patroli penjaga baru saja melewati area itu, berjumlah sepuluh orang. Tetapi formasi itu mendeteksi lima belas jiwa. Ada lima entitas tak terlihat yang menempel pada patroli itu.
“Mereka tidak lewat bawah tanah,” desis Qingtian. “Mereka menempel pada bayangan. Cerdik.” Ia segera mengirimkan pesan spiritual singkat ke semua komandan di lapangan. “Target telah memasuki jaring. Lima individu. Bergerak menuju sektor perpustakaan.”
Di atas atap, Ye Qingwu menerima pesan itu. Sebuah senyum dingin dan buas tersungging di bibirnya. “Akhirnya,” gumamnya. “Pesta akan segera dimulai.”
Di dekat area perpustakaan kuno yang sunyi, lima bayangan tiba-tiba memisahkan diri dari dinding dan pepohonan, menyatu kembali menjadi wujud lima kultivator berjubah hitam. Mereka bergerak tanpa suara, aura korup mereka ditekan hingga minimal. Mereka mengamati bangunan besar di depan mereka—perpustakaan, gudang pengetahuan Klan Ye. Salah satu dari mereka memberi isyarat tangan, dan mereka semua bersiap untuk melancarkan serangan penghancur.
Tepat saat mereka hendak bergerak, pemimpin mereka tiba-tiba berhenti, merasakan ada yang tidak beres. Ia menatap tanah di sekelilingnya. Tidak ada apa-apa. Tapi firasatnya berteriak ada bahaya.
Sudah terlambat.
Dengan dengungan keras, puluhan pilar cahaya keemasan tiba-tiba melesat keluar dari tanah, membentuk sebuah sangkar raksasa yang mengurung mereka sepenuhnya. Rune-rune formasi yang rumit bersinar terang di setiap pilar, memancarkan aura suci yang membuat para kultivator bayangan itu mendesis kesakitan.
“Selamat datang di Istana Klan Surgawi,” sebuah suara dingin terdengar dari atap perpustakaan.
Ye Qingwu melompat turun, mendarat dengan ringan di depan sangkar cahaya itu. Di belakangnya, puluhan prajurit Pasukan Naga Tersembunyi muncul dari segala arah, mengepung formasi itu dengan busur dan pedang yang sudah terhunus.
Para kultivator bayangan itu terkejut, namun tidak panik. Pemimpin mereka hanya tertawa serak. “Sebuah penyambutan yang meriah. Jadi kalian sudah tahu kami akan datang.”
“Keponakanku yang berusia lima tahun yang memberitahu kami,” balas Ye Qingwu dengan senyum mengejek. “Kalian pasti sangat hebat.”
Kemarahan terpancar dari balik kerudung pemimpin bayangan itu. “Bunuh mereka semua!”
Pertarungan sengit langsung terjadi di dalam sangkar cahaya. Para kultivator bayangan melepaskan sulur-sulur dan bilah-bilah energi korup mereka, menghantam pilar-pilar cahaya dengan membabi buta. Di sisi lain, para prajurit Naga Tersembunyi, yang kini sudah tahu apa yang harus dihadapi, tidak melawan secara langsung. Para pemanah menembakkan anak panah yang telah dilapisi dengan bubuk giok pemurni, sementara para prajurit pedang bekerja sama, memperkuat senjata mereka dengan Qi suci untuk menahan serangan korup.
Ye Qingwu sendiri menjadi pusat dari badai. Ia tidak langsung masuk ke dalam sangkar. Ia berdiri di luar, tangannya membentuk segel-segel rumit, mengendalikan formasi sangkar itu. “Aktifkan Formasi Penekan Iblis!” perintahnya.
Pilar-pilar cahaya itu semakin bersinar, dan tekanan di dalam sangkar menjadi berkali-kali lipat lebih berat. Gerakan para kultivator bayangan menjadi lambat. Inilah strategi mereka: melemahkan musuh sebelum menghabisinya. Sesuai rencana Zhuxian, mereka harus menangkap satu hidup-hidup. Ye Qingwu mengincar yang terlihat paling lemah. Ia menyalurkan energi formasi, menciptakan rantai-rantai cahaya yang melesat dan membelit salah satu kultivator bayangan, membuatnya jatuh berlutut.
Melihat kemenangan sudah di depan mata, senyum di wajah Ye Qingwu semakin lebar. Prediksi Xian'er benar-benar tepat sasaran.
Namun, tepat pada saat itu…
BOOOOOOOOOOM!
Sebuah ledakan energi yang jauh lebih besar dan lebih korup tiba-tiba mengguncang seluruh istana dari arah yang sama sekali berbeda. Dari arah paviliun medis.
Ye Qingwu dan semua prajurit menoleh kaget. Dari kejauhan, mereka bisa melihat sebuah kubah pertahanan raksasa yang melindungi area medis bergetar hebat, retakan-retakan hitam mulai menjalar di permukaannya.
Seorang prajurit dengan napas terengah-engah tiba-tiba muncul di atap, wajahnya pucat pasi. Ia berteriak ke arah Ye Qingwu.
“LAPOR, TUAN QINGWU! PAVILIUN MEDIS DISERANG! PERTAHANANNYA… PERTAHANANNYA TELAH DITEMBUS!”