Pertarungan di Paviliun Medis
Malam di Istana Klan Surgawi seharusnya menjadi pemandangan yang tenang dan agung. Namun malam ini, ketenangan itu adalah sebuah ilusi yang rapuh, sebuah topeng yang dikenakan di atas kewaspadaan tertinggi. Sementara penyergapan di bawah komando Ye Qingwu berlangsung di sektor perpustakaan, di sisi lain istana, suasana di sekitar Paviliun Medis terasa sunyi secara tidak wajar.
Di dalam kamar perawatan utama, aroma obat-obatan herbal spiritual bercampur dengan bau samar dari energi korup yang menguar dari luka di bahu Tuan Li Wei. Sang pelacak ulung itu terbaring tidak sadarkan diri di atas ranjang giok, tubuhnya menggigil meskipun suhu ruangan hangat. Wajahnya pucat dan bibirnya menghitam. Tabib Kepala Istana, seorang pria tua dengan janggut putih panjang, mengerutkan keningnya dalam-dalam saat ia mencoba menyalurkan Qi pemurni yang lembut ke dalam tubuh Li Wei, namun usahanya seolah menabrak dinding tak kasat mata.
“Energi ini… sangat ganas. Ia tidak hanya meracuni, tetapi juga melahap energi kehidupan,” gumam sang tabib pada asistennya. “Terus berikan Pil Penjaga Jantung padanya untuk memperkuat vitalitasnya. Jangan sampai apinya padam.”
Berdiri tak jauh dari ranjang, seperti patung penjaga yang tak tergoyahkan, adalah Ye Mingyun. Putra dari Ye Qingtian ini memiliki watak yang mirip dengan ayahnya: tenang, metodis, dan tidak banyak bicara. Sebagai seorang ahli pertahanan, ia ditugaskan oleh Ye Qingwu untuk memimpin pertahanan di titik vital ini. Matanya yang tajam mengamati setiap sudut ruangan, tangannya tersembunyi di dalam lengan jubahnya yang lebar, siap membentuk segel formasi pertahanan dalam sekejap mata. Ia dan pasukannya telah menerima pesan bahwa musuh telah terdeteksi di sektor perpustakaan. Itu berarti, jika prediksi Xiaoxian benar, serangan di tempat ini bisa terjadi kapan saja.
Di luar paviliun, belasan prajurit Pasukan Naga Tersembunyi bersembunyi dalam diam, menjadi satu dengan bayang-bayang malam. Mereka adalah lapisan pertahanan pertama. Semuanya tampak normal, terlalu normal. Keheningan itu sendiri terasa seperti sebuah ancaman.
Tiba-tiba, Ye Mingyun, yang indera spiritualnya sangat peka terhadap formasi, merasakan sesuatu. Bukan sebuah serangan, melainkan sebuah riak kecil yang aneh pada Formasi Agung Istana yang menyelimuti atap paviliun. Riak itu sangat halus, seperti setetes air yang jatuh di atas danau yang tenang. Sebagian besar orang tidak akan menyadarinya. Tapi bagi seorang master formasi, itu adalah pertanda.
“Semuanya sia—”
KRAAAK!
Sebelum ia bisa menyelesaikan perintahnya, atap paviliun tepat di atas lobi utama tiba-tiba meledak ke dalam. Bukan ledakan yang gaduh, melainkan seperti proses korosi yang dipercepat ribuan kali. Kayu dan genteng giok yang dilindungi formasi itu hancur menjadi debu hitam, dan empat sosok berjubah melompat turun ke tengah lobi, mendarat tanpa suara.
Informasi terakhir yang diterima adalah terdapat lima musuh yang masuk, yang mengarah ke perpustakaan. Ternyata ada lebih dari lima yang masuk, dengan yang lain datang dengan cara yang tidak diketahui.
Pasukan Naga Tersembunyi yang berjaga di dalam lobi langsung bereaksi. “SERANG!”
Pertarungan jarak dekat yang brutal seketika meletus. Para prajurit elit itu menerjang maju dengan pedang mereka yang bersinar, namun mereka langsung terkejut. Tim musuh kali ini terasa berbeda. Salah satu dari mereka, pemimpinnya, bertubuh lebih jangkung dan memegang sebuah sabit hitam besar yang melengkung seperti bulan sabit yang sakit. Aura yang dipancarkannya jauh lebih padat dan menekan daripada empat penyusup lainnya.
Para prajurit bertarung dengan gagah berani, tetapi mereka kewalahan. Setiap tebasan pedang mereka yang mengenai jubah musuh seolah menabrak kapas basah, kekuatannya terserap. Sebaliknya, setiap ayunan sabit dari sang pemimpin atau cakaran dari pengikutnya meninggalkan luka yang langsung menghitam dan menyebarkan rasa sakit yang membakar. Dalam waktu kurang dari satu menit, para prajurit di lobi telah tumbang, pertahanan pertama telah jebol.
Di dalam ruang perawatan, Ye Mingyun tidak panik. Wajahnya yang tenang mengeras menjadi baja. “Tabib, bawa Tuan Li Wei mundur ke ruang belakang! Segel pintu itu! Jangan keluar apa pun yang terjadi!” perintahnya.
Saat para tabib dengan panik mendorong ranjang Li Wei, Mingyun melangkah maju ke ambang pintu. Ia mengangkat kedua tangannya, jari-jarinya bergerak dengan kecepatan kilat, membentuk segel-segel yang rumit.
“Formasi Pertahanan Absolut… Perisai Kura-kura Giok!”
Cahaya hijau giok meledak dari telapak tangannya, membentuk sebuah kubah energi transparan raksasa berbentuk cangkang kura-kura, lengkap dengan pola-pola heksagonal yang rumit. Kubah itu menyelimuti seluruh pintu masuk ke ruang perawatan, menjadi benteng terakhir.
Tepat pada saat itu, empat sosok musuh muncul di ujung koridor. Pemimpin mereka menatap perisai formasi itu dengan tatapan meremehkan dari balik kerudungnya.
“Sebuah cangkang kecil,” desisnya. Ia mengangkat sabit hitamnya, dan energi korup yang pekat berkumpul di ujung bilahnya. Tanpa banyak bicara, ia mengayunkan sabitnya.
Sebuah busur energi hitam pekat melesat dan menghantam perisai itu.
DENGGG!
Suara benturan tumpul menggema, dan seluruh paviliun bergetar. Perisai Kura-kura Giok itu bertahan, tetapi sebuah retakan kecil setipis rambut muncul di permukaannya. Wajah Ye Mingyun memucat, setetes darah mengalir dari sudut bibirnya. Kekuatan serangan itu jauh di luar dugaannya. Lawan ini… kekuatannya setidaknya setara dengan seorang ahli Nascent Soul tingkat awal!
“Serang bersama!” perintah sang pemimpin bayangan.
Ketiga pengikutnya bergabung, menembakkan sulur-sulur dan proyektil energi korup ke arah perisai itu tanpa henti. Ye Mingyun mengerahkan seluruh energi spiritualnya, menuangkannya ke dalam formasi untuk menahan gempuran. Retakan di perisai itu semakin banyak, menjalar seperti jaring laba-laba. Ia tahu, ia tidak akan bisa bertahan lebih dari satu menit.
‘Paman Qingwu… di mana kau?’ batinnya putus asa.
Di tengah gempuran itu, pemimpin bayangan kembali mengangkat sabitnya, kali ini dengan kedua tangan. Energi yang dikumpulkannya jauh lebih besar, menciptakan sebuah bola kegelapan yang berputar di ujung sabitnya. Ini adalah serangan penghabisan.
Saat bola kegelapan itu hendak dilepaskan, saat perisai Mingyun hampir pecah berkeping-keping, saat harapan tampak sirna…
Sebuah raungan penuh amarah yang seolah mampu meruntuhkan langit terdengar dari luar paviliun.
“BERANINYA KALIAN MENYENTUH KELUARGAKU!”
Sesosok bayangan melesat masuk melalui lubang di atap, kecepatannya seperti meteor jatuh. Sosok itu adalah Ye Qingwu, matanya merah menyala karena amarah, seluruh tubuhnya memancarkan niat membunuh yang begitu pekat hingga membuat para kultivator bayangan itu berhenti sejenak. Ia telah meninggalkan pembersihan di perpustakaan kepada bawahannya begitu mendengar alarm darurat dari sektor ini.
“Kau yang memimpin tikus-tikus ini?” geram Ye Qingwu, menatap lurus ke arah pemimpin bayangan bersabit itu.
Sang pemimpin bayangan tampak sedikit terkejut dengan kedatangan ahli setingkat ini, tetapi ia hanya tertawa dingin. “Satu lagi semut yang lebih besar. Tidak masalah. Bunuh dia juga.”
Pertarungan tingkat tinggi pun meletus. Ye Qingwu, dalam amarahnya, adalah perwujudan dari kekuatan ofensif murni. Ia tidak bertahan. Setiap gerakannya adalah serangan. Pedangnya beradu dengan sabit hitam itu, menciptakan ledakan energi yang menghancurkan dinding dan pilar di sekitar mereka. Pertarungan mereka begitu cepat dan dahsyat hingga Ye Mingyun dan ketiga musuh lainnya hanya bisa menahan napas.
Dengan kedatangan Ye Qingwu, tekanan pada Ye Mingyun berkurang drastis. Ia bisa fokus menahan serangan dari tiga pengikut yang tersisa.
Pemimpin bayangan itu jelas tidak menduga akan menghadapi perlawanan sekeras ini. Ia datang untuk sebuah misi pembunuhan cepat, bukan pertarungan frontal melawan salah satu petarung terkuat Klan Ye. Setelah beradu serangan selama belasan jurus dan menyadari ia tidak bisa menang dengan cepat, ia membuat keputusan taktis.
Ia mengeluarkan sebuah teriakan melengking yang aneh.
Mendengar teriakan itu, ketiga pengikutnya serempak mundur dan melemparkan beberapa bola hitam kecil ke lantai. Bola-bola itu meledak, mengeluarkan asap hitam pekat yang korosif dan membutakan indera spiritual.
Ye Qingwu dan Ye Mingyun segera membuat perisai Qi untuk melindungi diri. Ketika asap itu menipis beberapa detik kemudian, keempat sosok berjubah itu telah lenyap tanpa jejak.
Keheningan yang berat menyelimuti paviliun yang kini porak-poranda. Para tabib dengan gemetar keluar dari persembunyian mereka. Tuan Li Wei selamat. Ye Mingyun, meskipun kehabisan energi dan terluka, juga selamat. Tetapi beberapa pengawal penjaga telah tewas di lobi. Kemenangan ini kembali terasa sangat mahal.
Ye Qingwu berdiri di tengah kekacauan, napasnya memburu karena amarah yang belum tersalurkan. Ia telah menyelamatkan situasi, tetapi musuh berhasil kabur. Matanya kemudian menangkap sesuatu yang berkilau di lantai tempat pemimpin bayangan itu tadi berdiri. Sebuah benda kecil yang sepertinya terjatuh dalam pertarungan.
Ia membungkuk dan mengambilnya. Benda itu adalah sebuah token yang terbuat dari obsidian, dingin saat disentuh. Di permukaannya, terukir sebuah simbol yang belum pernah ia lihat sebelumnya: sebuah mata yang retak dengan tiga air mata darah.
Mereka mungkin gagal menangkap musuh, tetapi malam ini, mereka mendapatkan petunjuk pertama mereka.