Tubuh Finn terasa hangat. Aroma herba dan ubat-ubatan menyegarkan rongga hidungnya, membangkitkan kenangan pahit ketika hidupnya bergantung pada mesin dan bau alkohol perubatan yang menusuk. Namun, kali ini, bau itu lebih tenang. Lebih... hidup.
Dia membuka matanya perlahan. Cahaya lembut memasuki penglihatannya. Seorang wanita berseragam perawat sibuk meracik ramuan di sisi katil, lalu menoleh padanya dengan senyuman lega.
"Dokter Riana! Dia sudah sedar!" serunya, sebelum berlalu memanggil.
Tak lama kemudian, muncul seorang wanita dewasa berambut pendek dan bermata tegas namun ramah.
"Oh, sungguh mengejutkan! Kukira kamu perlukan seminggu lagi untuk pulih." Dokter Riana meletakkan tangan di pinggang, menilai tubuh Finn dengan pandangan pakar. "Meski luka-lukamu sangat parah, sihir penyembuhan dari Nona Lucy membantu proses pemulihan dengan drastik. Tapi tiga hari...? Luar biasa."
“Terima kasih kerana merawat saya...,” ujar Finn perlahan. “Saya... ada di mana, ya?”
"Ini adalah kediaman keluarga Runah. Saya dokter utama di sini. Kamu ditemukan di hutan dalam keadaan mengerikan. Jujur, saya tak sangka tubuh seperti itu masih bisa diselamatkan..."
Finn tersentak sedikit. Tubuh seperti itu?
Memori kembali menerpa—bunyi tulangnya patah, dagingnya koyak dihentam... dan kemudian, aliran air. Sihir... air?
Ah, waktu itu... kenapa air?
Saat melontarkan ‘sesuatu’ demi menyelamatkan gadis itu, satu-satunya gambaran dalam fikirannya adalah aliran... sesuatu. Dan air adalah bayangan pertama yang muncul dalam minda.
> “Skill itu... bertindak seperti bayangan hati.”
Dia teringat suara Rafaila. Nyarlathothep—ilusi, penyamaran, penyalinan. Tapi waktu itu, tubuhnya bertindak sendiri. Seolah sihir mengalir mengikuti emosi.
Ketukan pintu memecah lamunannya.
"Masuk," ujar Dokter Riana.
Seorang wanita anggun dengan pakaian ketat memasuki ruangan. Wajahnya tenang, tapi tajam. Rambutnya terurai rapi, dan matanya penuh pengamatan.
“Selamat pagi. Saya Lack Dorothy. Saya datang mengucapkan terima kasih kerana telah menyelamatkan adik kami, Puan Lucy.”
“Saya... Finn Carter. Eh? Saya menyelamatkan...?”
Dorothy tersenyum tipis. “Berkat keberanianmu menahan High Orge, Lucy sempat melarikan diri bersama para pengawal. Kami sangat berhutang budi.”
“Oh... makhluk itu dipanggil High Orge... Aku kira aku akan mati waktu itu,” gumam Finn.
“Namun kau bertahan. Itu yang penting,” balas Dorothy.
Tiba-tiba, pintu kembali terbuka dengan kasar.
“HUUAAAHHH! PAHLAWANKU!!”
Gadis kecil berambut kelabu dan mata merah meluru masuk dan memeluk Finn dengan kuat. Air matanya berlinang, wajahnya bersinar gembira.
“Saya Lucy! Adik Puan Shina! Kalau bukan kerana abang, saya sudah... saya dah... HUAAAHH!!”
Finn tergamam, tapi tersenyum sambil menepuk lembut kepalanya. “Syukurlah kamu selamat.”
Lucy melepaskan pelukan dengan wajah merah. “Maaf... saya terlalu gembira. Tapi abang... abang pahlawan sejati!”
Finn hampir tertawa. Pahlawan, ya? Aku ni cuma budak lemah yang bernasib baik... fikirnya.
Setelah mereka berlalu, Dokter Riana meminta untuk memeriksa tubuh Finn. Ketika bajunya dibuka, dia terkejut melihat bekas luka yang masih samar tapi jelas berbentuk sayatan, retakan, bahkan... cekungan.
Tubuhku... pernah hancur sepenuhnya. Aku tak seharusnya hidup.
“Finn,” kata Riana dengan nada serius, “kau boleh bergerak dan pulih, tapi tubuh ini telah dipaksa untuk hidup kembali. Jaga diri baik-baik. Jangan bermain-main dengan maut lagi.”
Finn hanya mengangguk.
Saat sendirian, dia membuka status. Laman kemampuan terbuka di depannya, jelas dan teratur.
---
【Skill Unik: Nyarlathothep】
Copy
Meniru skill musuh setelah melihat secara langsung dan mengetahui nama skill.
> Hanya 3 slot tersedia.
Kekuatan ditiru separuh dari asal.
Peniruan tidak serta-merta (perlu pemahaman pergerakan dan konsep).
Ilusi
Mencipta penglihatan palsu, sensasi palsu. Lebih kuat terhadap sasaran dalam keadaan terganggu atau tidur.
Penyamaran (Shifter)
Mengubah bentuk, bau, suara dan rupa menjadi makhluk yang pernah dilihat. Tidak meniru kekuatan atau skill.
---
Luar biasa... Ini bukan sekadar kekuatan. Ini... alat manipulasi realiti.
Namun ada juga tiga skill biasa yang muncul sebagai Gift dari Rafaila—diberikan sejak awal sebagai asas kelangsungan hidup.
Buff Sementara: Meningkatkan kelajuan tubuh buat sementara waktu dengan penggunaan mana.
Intimidasi: Menakutkan musuh yang berlevel lebih rendah.
Craftsman: Kemampuan mencipta alat asas seperti kapak, kerusi, dan menjahit pakaian. (Skill rumah tangga...)
Finn tersenyum sendiri. Dari pahlawan ke tukang jahit, huh?
---
Beberapa hari berlalu. Tubuh Finn semakin pulih. Suatu pagi, dia bertemu Dorothy di luar kediaman.
“Mahukah kamu lihat aku berlatih?” tanya Dorothy.
“Dengan senang hati.”
Di lapangan, dia menyaksikan Dorothy menari dengan pedangnya. Gerakannya seperti tarian dewa. Setiap ayunan adalah seni. Finn teringat pertempuran dengan High Orge. Inilah gaya bertarung itu...
“Aku ingin tahu,” katanya, “kenapa gerakanmu sangat halus waktu bertarung?”
Dorothy berhenti, menghela nafas. “Aku menggunakan skill Dance. Ia membuat tubuhku ringan dan setiap gerakan musuh kelihatan lebih lambat.”
Skill... Dance. Itu yang perlu aku tiru.
Dorothy pergi, memberi ruang kepada Finn.
Finn memejamkan mata. Dia membayangkan gerakan Dorothy, memahami rentak, imbangan, dan coraknya. Perlahan, dia bergerak. Tubuhnya mengikuti irama memori. Gerakannya semakin lancar. Kakinya menari, lengannya melambung, tubuhnya berputar—bagaikan air mengalir dalam bentuk manusia.
Skill Copy aktif. Gerakan disalin. Tapi bukan kekuatan... hanya tubuh ini yang cuba meniru seni itu.
Ketika dia berhenti, terdengar tepukan tangan.
“Indah sekali.”
Finn tersentak. Seorang wanita dewasa berdiri di hadapannya. Rambut kelabu, mata merah yang sama seperti Lucy.
“Saya Shina, pemilik kediaman ini.”
“Finn Carter... salam kenal,” ucap Finn, gugup.
“Gerakanmu seperti Dorothy. Adakah kamu belajar daripadanya... atau meniru?” tanya Shina sambil tersenyum kecil—senyuman yang menyorokkan sesuatu di sebaliknya.
Finn tergamam.
Meniru?