Labirin Kegelapan: Infiltrasi ke Jantung Sistites

Di dalam Kapsul Penembus yang senyap, tim Republik—Lira, Titus, Elara, dan Neural—meluncur melalui labirin jaringan ikat dan pembuluh darah yang semakin padat. Cahaya di luar kapsul memudar, digantikan oleh kegelapan pekat yang hanya sesekali dipecah oleh kilatan-kilatan cahaya bio-luminesensi sporadis dari organisme mikroskopis yang tidak berbahaya. Suasana di dalam kapsul terasa tegang, udara dipenuhi antisipasi dan beban dari misi bunuh diri yang mereka emban.

Neural, yang duduk di tengah, adalah kompas hidup mereka. Matanya yang bercahaya kebiruan menatap pola-pola getaran yang diproyeksikan di udara, merasakan "Denyut Hitam"—jantung koloni Sistites—yang memanggil dari kedalaman. Ia memandu Lira, yang dengan cekatan mengemudikan kapsul melalui celah-celah sempit dan lorong-lorong berliku.

"Belok kanan di sini," bisik Neural, menunjuk ke sebuah jalur yang nyaris tak terlihat. "Getaran di sini lebih tipis. Mungkin ada celah dalam jaringan pertahanan mereka."

Kapsul Penembus adalah keajaiban rekayasa Joric. Lapisan luarnya yang diperkuat dengan Perekat Ultra-Cengkeram mampu menahan benturan dan gigitan dari Sistites terluar yang mencoba menerobos. Mesinnya yang ditenagai Pati Energi bekerja dengan efisien, nyaris tanpa suara, memungkinkan mereka melaju tanpa menarik perhatian massal.

Namun, semakin dalam mereka masuk, lingkungan semakin berbahaya. Jaringan pembuluh darah menjadi sarang Sistites. Mereka terlihat di mana-mana, bergerak dalam patroli teratur, membangun struktur aneh yang tampaknya berfungsi sebagai pos pengamatan atau titik kumpul. Jumlah mereka begitu besar, seolah-olah seluruh massa organ ini adalah tubuh mereka sendiri.

"Mereka ada di mana-mana," gumam Titus, tangannya erat menggenggam Senjata Impulsiknya. "Seperti sarang lebah yang besar."

"Ini adalah inti dari wilayah mereka," jawab Lira, matanya fokus pada layar navigasi. "Mereka tidak perlu bersembunyi di sini."

Tiba-tiba, kapsul terguncang hebat. Alarm kecil berbunyi. Beberapa Sistites patroli berhasil mendeteksi mereka. Dengan cepat, makhluk-makhluk gelap itu mulai menabrak kapsul, mencoba merobeknya dengan taring dan cakar mereka.

"Elara, aktifkan Penolak Getaran!" perintah Lira.

Elara segera mengaktifkan perangkat yang ia desain. Sebuah gelombang getaran frekuensi tinggi memancar dari kapsul, membuat Sistites yang menempel goyah dan menjauh sesaat. Namun, mereka cepat pulih, dan lebih banyak lagi yang berdatangan, tertarik oleh gangguan itu.

"Penolak ini hanya akan memberi kita waktu, tidak mengalahkan mereka," kata Elara, cemas. "Mereka beradaptasi dengan cepat."

Mereka harus mengambil risiko. Lira mengaktifkan mode "Sprint Darurat", mendorong mesin kapsul hingga batasnya. Kapsul melesat maju, meninggalkan jejak kekacauan di belakangnya, sambil Sistites mengejar dengan kecepatan mengerikan. Itu adalah pelarian yang mendebarkan, nyaris fatal.

Setelah beberapa siklus penelusuran di dalam labirin gelap, mereka akhirnya mencapai sebuah area yang terasa berbeda. Getaran Sistites di sini jauh lebih pekat dan terpusat. Aroma Pati Energi yang kaya, namun terasa busuk, menusuk indra mereka.

"Kita sudah dekat," bisik Neural, cahaya di matanya berdenyut kuat. "Denyut Hitam sangat kuat di sini. Dan... aku merasakan sesuatu yang lain. Sesuatu yang sangat tua, bahkan lebih tua dari Sistites itu sendiri."

Mereka tiba di sebuah rongga besar, jauh di dalam massa organ. Rongga itu dipenuhi oleh jutaan Sistites yang berkumpul, berdenyut seperti sebuah organ raksasa yang hidup. Di tengah rongga itu, berdiri sebuah struktur yang mengerikan dan agung: Pusat Kluster Sistites. Itu adalah formasi organik raksasa yang terbuat dari miliaran tubuh Sistites yang menyatu, memancarkan getaran yang mengendalikan seluruh invasi. Itulah Denyut Hitam, titik lemah yang mereka cari.

"Ini dia," kata Lira, suaranya tegang. "Neural, Elara, kita harus mendarat. Titus, siapkan tim. Kita akan membersihkan area pendaratan."

Kapsul Penembus mendarat di permukaan keras di tepi rongga. Saat pintu terbuka, mereka dihadapkan pada lautan Sistites. Pertempuran sengit pun pecah. Titus memimpin pasukannya dengan keberanian luar biasa, membelah barisan musuh dengan Senjata Impulsik mereka, menciptakan perimeter di sekitar kapsul.

Sementara Titus bertempur mati-matian, Elara dengan cepat menyiapkan perangkat pemancar "Frekuensi Disfungsi" dan tabung-tabung "Senyawa Disfungsi" yang siap disuntikkan. Neural mengaktifkan koneksinya ke Batu Dunia, memproyeksikan pola frekuensi "Simpul Disfungsi" dari Arsip Darah, membantu Elara untuk menyetel perangkatnya.

"Kita harus mencapai inti struktur itu," kata Elara, menunjuk ke Pusat Kluster yang berdenyut. "Senyawa ini harus disuntikkan langsung, atau pemancar harus ditanam di sana. Radiusnya tidak terlalu jauh karena kita butuh konsentrasi yang tinggi."

Mata mereka semua tertuju pada Pusat Kluster yang mengerikan. Ribuan, bahkan jutaan, Sistites melindungi jantung mereka. Ini bukan lagi misi infiltrasi, melainkan serangan frontal bunuh diri.

Ini adalah momen penentuan. Tim ini adalah harapan terakhir Argaterra. Mereka harus menembus jantung kegelapan, atau seluruh peradaban mikro-humanoid akan musnah, sekali lagi, dalam sebuah siklus yang telah berulang selama ribuan siklus mikro-humanoid—atau hanya beberapa "denyutan masalah" bagi Arga Sang Pencipta yang agung.