Denyut Respon: Intervensi Tak Terduga Arga

Dalam sepersekian denyutan yang terasa seperti keabadian, seluruh harapan Republik Argaterra tergantung pada benang tipis. Elara terlempar, Senyawa Disfungsi meluncur tak terjangkau di antara gerombolan Sistites yang mengerikan. Titus dan pasukannya berjuang mati-matian, dikepung, sementara Neural meredup, Pati Energinya terkuras habis. Kordinator Utama Sistites bersiap melancarkan serangan pamungkas yang akan menghapus mereka dari keberadaan.

Namun, pada momen keputusasaan tertinggi itu, sesuatu yang lain terjadi. Bukan dari tindakan heroik Pulmolites, atau strategi brilian, melainkan dari Arga Sang Pencipta itu sendiri.

Tiba-tiba, seluruh rongga Denyut Hitam bergetar hebat. Bukan getaran perang, melainkan getaran yang jauh lebih besar, lebih fundamental, dan sangat kuno. Sebuah denyutan raksasa yang begitu kuat, ia nyaris melumpuhkan setiap mikro-humanoid di dalamnya. Getaran itu terasa seperti raungan kesakitan dan kemarahan dari inang itu sendiri.

Neural, meskipun hampir pingsan, mengangkat kepalanya yang meredup. "Arga... Arga merasa... marah!" bisiknya, getarannya nyaris tidak terdengar.

Dari dinding-dinding rongga, dan bahkan dari lantai tempat Sistites berkerumun, muncul gumpalan-gumpalan materi yang tumbuh dengan kecepatan luar biasa. Ini adalah sel-sel imun raksasa Arga, jauh lebih besar dari Makrofag yang pernah mereka temui. Mereka muncul dari jaringan, membesar dengan cepat, membentuk gumpalan-gumpalan protein yang berdenyut, bergerak dengan tujuan tunggal: membersihkan.

Arga Sang Pencipta telah mencapai batas toleransinya. Ribuan siklus invasi dan kerusakan yang dilakukan Sistites, meskipun bagi Arga mungkin hanya seperti beberapa hari demam tinggi, telah memicu respons kekebalan yang tertunda, tetapi masif.

Gumpalan-gumpalan sel imun raksasa itu menghantam barisan Sistites dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Mereka tidak menyerang dengan taring atau cakar; mereka menyerang dengan kekuatan biologis murni. Tubuh-tubuh Sistites yang terkena gumpalan itu hancur, terurai menjadi partikel-partikel. Beberapa bahkan terjebak dalam massa protein yang membesar dan diisolasi.

Kordinator Utama Sistites, yang biasanya begitu tenang dan menguasai, memancarkan getaran panik. Gelombang-gelombang Sistites yang sebelumnya begitu terkoordinasi kini mulai kacau, memancarkan getaran kebingungan dan ketakutan. Mereka yang tidak langsung hancur, mencoba melarikan diri, namun rongga itu telah menjadi perangkap maut yang dipenuhi oleh kemarahan inang.

Di tengah kekacauan itu, Lira melihat kesempatan. "Elara! Senyawa Disfungsi!"

Elara, meskipun masih terhuyung, melihat tabung itu. Joric telah merancang tabung itu agar sangat tahan banting. Tabung itu berada di antara puing-puing Sistites yang hancur. Dengan bantuan Titus yang berhasil menciptakan celah, Elara merangkak maju, meraih tabung itu.

Ia tidak membuang waktu. Dengan kekuatan yang tersisa, ia mengarahkan Senyawa Disfungsi ke arah Pusat Kluster yang kini bergetar tidak karuan karena serangan sel imun Arga. Ia menekan pemicunya.

Cairan kental berwarna kehijauan itu melesat keluar, menabrak langsung ke permukaan Pusat Kluster Sistites yang berdenyut. Efeknya instan. Getaran "Simpul Disfungsi" yang dipancarkan Senyawa itu bergabung dengan getaran kemarahan Arga, menciptakan resonansi yang menghancurkan.

Pusat Kluster Sistites, yang selama ini menjadi inti koordinasi, mulai bergetar liar. Tubuh-tubuh Sistites yang menyatu dalam strukturnya mulai membengkak tidak terkendali, mengeluarkan suara-suara aneh, seperti jaring saraf yang putus. Satu per satu, bagian-bagian dari Kluster itu mulai meledak, memancarkan Pati Energi yang tidak stabil.

Kordinator Utama Sistites menjerit dalam impuls, sebuah jeritan yang tidak ada mikro-humanoid yang pernah dengar sebelumnya. Tubuhnya mulai retak, dan ia terurai menjadi partikel-partikel yang berputar-putar, diserap oleh getaran aneh yang ia sendiri tak bisa lawan.

Seluruh Populasi Sistites di Denyut Hitam ikut terpengaruh. Gelombang kebingungan melanda mereka, diikuti oleh malfungsi massal. Beberapa saling menyerang, yang lain membeku dan meledak. Ini bukan kehancuran instan, tetapi sebuah disintegrasi yang mengerikan, dipicu oleh kombinasi Senyawa Disfungsi dan intervensi masif dari Arga Sang Pencipta.

Titus segera memerintahkan mundur. "Kembali ke kapsul! Sekarang!" Ia tahu bahwa meskipun Sistites lumpuh, lingkungan itu kini terlalu berbahaya. Gumpalan sel imun Arga masih bergerak, dan mereka tidak membedakan antara Sistites dan Pulmolites.

Tim bergegas kembali ke Kapsul Penembus, membawa Neural yang kehabisan tenaga. Lira dengan cepat menutup pintu dan mengaktifkan mesin. Saat mereka meluncur pergi, mereka melihat kehancuran di belakang mereka. Denyut Hitam, yang tadinya merupakan sarang kengerian, kini menjadi kuburan masif yang berdenyut, perlahan-lahan dibersihkan oleh kekuatan inang itu sendiri.

Mereka telah berhasil. Mereka telah memutar kunci. Bukan hanya dengan kekuatan mereka sendiri, tetapi dengan pemicuan yang tepat dari kekuatan alamiah Arga Sang Pencipta.

Namun, kemenangan ini datang dengan harga. Ribuan Pulmolites dan sekutu lainnya telah gugur. Seluruh wilayah Argaterra telah berubah. Dan pertanyaan besar masih tersisa: Apakah Arga akan kembali tertidur, menunggu siklus kehancuran lain dimulai? Atau apakah intervensi tak terduga Arga ini adalah awal dari sebuah pemahaman baru antara inang dan penghuninya?