Di kedalaman Arga Sang Pencipta, cahaya redup dari Jantung Primordial yang berbentuk kubus raksasa memantul di dinding Kapsul Penjelajah Dalam. Suasana di dalamnya hening, dipenuhi kekaguman dan kegelisahan. Mereka telah menemukan inti misteri, sebuah struktur yang terasa lebih tua dari waktu itu sendiri.
Neural, dengan cahaya yang kini memancar kuat dari tubuhnya, mendekati permukaan kubus di dalam kapsul. Tangannya perlahan menyentuh kristal sensor. Getaran dari Jantung Primordial langsung mengalir melalui dirinya, sebuah simfoni data, memori, dan bahasa kuno yang membanjiri kesadarannya. Pola-pola cahaya di permukaan kubus berputar lebih cepat, memproyeksikan visualisasi yang lebih jelas di udara di dalam kapsul.
Itu bukan lagi simbol abstrak. Neural mulai menafsirkan apa yang ia lihat, dan itu jauh melampaui pemahaman mereka.
"Ini... ini adalah perpustakaan kehidupan," bisik Neural, suaranya dipenuhi takjub. "Bukan hanya memori Arga, tapi juga... cetak biru setiap ras yang pernah hidup di dalamnya. Setiap siklus, setiap spesies yang bangkit dan gugur, semuanya terekam di sini."
Elara maju, matanya terpaku pada proyeksi. "Cetak biru? Maksudmu... Pulmolites, Kardionit, bahkan Sistites... kita semua berasal dari sini?"
Neural mengangguk perlahan. "Kita semua adalah gema. Setiap kali Arga pulih dari penyakit atau kehancuran, Jantung Primordial ini memancarkan kembali energi dan informasi, menumbuhkan kembali kehidupan dari 'benih' yang ada di sini. Kita adalah generasi terbaru dari kehidupan di Arga, yang lahir dari siklus kebangkitan."
Lira merasa terguncang. "Jadi... kita bukan hanya penghuni, kita adalah bagian dari siklus berulang? Apakah kita hanya akan bangkit dan gugur, lagi dan lagi?"
"Itulah yang terjadi di masa lalu," jawab Neural, tatapannya kini berubah muram. "Sistites kuno adalah bagian dari siklus pembersihan Arga. Mereka adalah antibodi yang lepas kendali. Jantung Primordial ini menyegel mereka saat mereka menjadi terlalu merusak, dan kemudian menumbuhkan kembali kehidupan setelah kehancuran."
Saat Neural mencoba menggali lebih dalam, Jantung Primordial tiba-tiba memancarkan gelombang getaran yang berbeda, lebih mendesak. Pola cahaya di kubus bergejolak, dan sebuah visi baru muncul di proyeksi:
Mereka melihat Arga dari sudut pandang yang lebih tinggi. Bukan sebagai "dunia" mereka, melainkan sebagai entitas raksasa yang terbaring lemah. Mereka melihat lapisan-lapisan kulit yang memudar, urat-urat yang mengering, dan organ-organ vital yang berdenyut tidak menentu. Denyutan Arga melemah, dan mereka merasakan gelombang dingin menyebar di seluruh tubuh inang itu.
"Apa ini?" tanya Titus, suaranya berat. "Arga... dia sakit?"
Neural mengangguk, matanya memancarkan kesedihan. "Getaran ini... adalah denyutan kematian. Arga... sedang sekarat. Bukan dari Sistites. Ini adalah penyakit yang berbeda. Penyakit yang berasal dari luar."
Proyeksi itu berubah, kini menunjukkan gambaran samar tentang "Dunia Luar". Mereka melihat sosok-sosok yang sangat besar, jauh melampaui pemahaman mereka. Sosok-sosok itu bergerak di sekitar Arga yang terbaring, beberapa tampak prihatin, yang lain memegang alat-alat aneh.
Kemudian, visi itu fokus pada sebuah struktur raksasa, jauh di atas Arga. Sebuah tempat yang terlihat seperti bangunan buatan, penuh dengan cahaya dan alat-alat rumit. Dan di tengahnya, mereka melihat samar-samar, sesosok makhluk raksasa lain yang jauh lebih besar dari mereka, namun berbentuk serupa Arga, berbaring di atas tempat tidur medis.
"Itu... itu adalah Arga," bisik Neural, terguncang. "Bukan dunia kita, tapi... entitas hidup yang sedang dirawat."
Proyeksi terakhir menunjukkan apa yang tampak seperti sebuah jam pasir raksasa. Butiran pasirnya mengalir dengan cepat. Sebuah hitungan mundur.
"Arga... dia akan mati. Dalam hitungan waktu kami... itu akan terjadi dalam beberapa hari atau minggu saja," Neural terengah, suaranya penuh keputusasaan. "Dan ketika dia mati, seluruh dunia kita... akan berhenti berdenyut. Kita semua akan musnah, untuk selamanya."
Panik menyelimuti tim. Mereka baru saja memenangkan perang internal, hanya untuk dihadapkan pada kenyataan yang jauh lebih mengerikan: kematian dunia mereka sendiri.
Namun, di tengah keputusasaan itu, Jantung Primordial memancarkan satu getaran terakhir, getaran yang terasa seperti sebuah dorongan. Proyeksi kubus itu beralih, dan di tengahnya, muncul kembali gambaran gerbang yang tersegel rapat yang telah dilihat Neural dalam visinya. Gerbang itu kini berdenyut, seolah bisa dibuka.
"Gerbang itu..." bisik Neural. "Itu bukan hanya memori. Itu adalah jalan keluar. Jalan keluar dari Arga. Jalan untuk menembus batas eksistensi kita. Mungkin... satu-satunya kesempatan kita untuk bertahan hidup."
Tim saling pandang, kesadaran tentang skala bahaya dan peluang luar biasa ini membanjiri mereka. Mereka telah menemukan kebenaran tentang asal-usul mereka, dan takdir tragis inang mereka. Kini, misi mereka telah berubah total: mereka harus mencari tahu bagaimana membuka gerbang itu, sebelum waktu Arga habis, dan sebelum seluruh peradaban mereka musnah bersama dengan dunia yang telah menjadi rumah mereka selama ribuan siklus.
Ini adalah akhir dari sebuah era, dan awal dari sebuah petualangan yang melampaui batas imajinasi mereka. Pertarungan untuk kelangsungan hidup telah berpindah dari medan perang internal ke batas-batas alam semesta itu sendiri.