Sebelum bayangan gelap penyakit itu merenggut vitalitasnya, Arga adalah gambaran sempurna dari kehidupan yang bersemangat. Di mata Pulmolites dan ras mikro-humanoid lainnya, Arga Sang Pencipta adalah alam semesta yang luas, berdenyut dengan kehidupan, penuh dengan kehangatan Pati Energi yang tak terbatas dan aliran yang tak pernah berhenti. Bagi mereka, Arga adalah sumber segala sesuatu, keberadaan abadi yang menopang ribuan siklus peradaban.
Pulmolites mengenalnya sebagai inang yang murah hati. Lembah Vena selalu berlimpah Pati Energi, aliran darah mengalir deras, dan jaringan paru-paru berdenyut dengan pasokan udara yang konstan. Ini adalah era yang penuh dengan pembangunan, eksplorasi, dan pertumbuhan. Kardionit menjaga jantung yang berdetak dengan irama kuat dan teratur, memompakan kehidupan ke setiap sudut. Hepatari bekerja di laboratorium bio-kimia yang kaya, mengubah nutrisi yang masuk menjadi Pati Energi murni dalam jumlah melimpah. Limfonit melakukan patroli rutin, menjaga sistem dari setiap penyusup mikroskopis, memastikan Arga tetap "bersih" dan sehat.
Di dunia manusia di luar, Arga juga adalah gambaran vitalitas.
Arga adalah seorang pria paruh baya, berusia pertengahan 50-an, namun ia selalu terlihat lebih tua dari usianya karena garis-garis lelah yang dalam di wajahnya. Ia adalah pedagang grosir di pasar tradisional Jakarta, sebuah pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik dan mental yang luar biasa. Setiap harinya, ia menghabiskan jam-jam panjang mengangkat karung-karung beras, bertransaksi dengan pembeli dan pemasok, serta berteriak menawar harga di tengah hiruk pikuk pasar. Rutinitasnya adalah cerminan dari kehidupan yang penuh perjuangan namun produktif:
* Pagi Buta yang Dinamis: Arga selalu bangun sebelum subuh. Ini adalah saat aliran darahnya (arteri utama bagi Pulmolites) berdenyut paling kuat, memompa Pati Energi dengan kecepatan tinggi saat ia mempersiapkan barang dagangannya. Ia sering memulai hari dengan kopi pahit dan sepotong roti, asupan sederhana yang tetap memberikan pasokan nutrisi ke Hepatari.
* Siang yang Melelahkan: Hari-harinya dihabiskan di pasar. Ia akan berkeliling di antara lapak-lapak, menegosiasikan harga, dan memastikan pasokan lancar. Otaknya (alam semesta Neuronites) bekerja keras, menghitung keuntungan, memikirkan strategi dagang. Terkadang, stres akan melonjak karena masalah pasokan atau persaingan, memicu pelepasan hormon yang dirasakan sebagai fluktuasi kecil dalam Pati Energi bagi mikro-humanoid, namun selalu kembali stabil.
* Sore yang Aktif (di tengah pekerjaan): Meskipun bukan olahraga formal, aktivitas fisiknya di pasar—mengangkat, memuat, dan membongkar barang—menjaga jaringan ototnya (habitat baru yang berpotensi bagi beberapa mikro-humanoid) tetap kuat dan tangguh. Sistem pencernaannya (rumah bagi Intestarii) bekerja efisien, mengolah makanan yang seringkali sederhana namun padat gizi.
* Malam yang Singkat: Malam hari ia habiskan untuk menyelesaikan pembukuan, kadang ditemani suara televisi yang sayup. Jantungnya berdetak dengan tenang, dan pernapasannya stabil saat ia akhirnya bisa beristirahat. Ini adalah saat Arga "memulihkan diri," memungkinkan proses regenerasi alami tubuhnya bekerja optimal, yang bagi mikro-humanoid berarti periode ketenangan dan pemulihan Pati Energi.
Arga tidak merokok atau mengonsumsi alkohol berlebihan. Pola makannya sederhana namun cukup, tidurnya seringkali kurang dari yang dibutuhkan, namun ia selalu berusaha menjaga kesehatannya demi keluarganya. Ia adalah inang yang ideal, sebuah alam semesta yang seimbang dan berlimpah bagi peradaban mikro di dalamnya. Tidak ada tanda-tanda "Sistites" yang ganas, tidak ada ancaman yang terlihat dari luar. Ia adalah gambaran kesehatan dan vitalitas yang sempurna, meskipun hidupnya keras dan penuh tekanan.
Bahkan ketika Sistites mulai muncul dan menyebabkan kekacauan, itu dianggap sebagai "penyakit" internal yang dapat diatasi, seperti flu biasa bagi Arga. Para mikro-humanoid tidak pernah membayangkan bahwa ancaman sesungguhnya berasal dari sesuatu yang tidak terlihat, yang tumbuh diam-diam di kedalaman inang mereka, sebuah bayangan hitam yang akan segera menelan seluruh dunia mereka.