Dunia yang Mengering: Perjuangan di Saluran Pembuangan

Di tengah kekacauan akhir Argaterra, ketika Titus dan tim Neural berpacu dengan waktu menuju gerbang rahasia, ribuan mikro-humanoid lainnya terjebak dalam kengerian yang tak terbayangkan. Bagi Intestarii yang mendiami usus besar dan Uranit yang hidup di kandung kemih, kematian Arga Sang Pencipta berarti neraka yang cair dan beracun.

Druk, seorang pemimpin Intestarii yang tangguh dengan tubuh berlapis yang tahan asam, memimpin sisa-sisa sukunya. Mereka telah merasakan perubahan drastis di lingkungan mereka berminggu-minggu sebelumnya. Usus besar Arga yang dulunya aktif dan teratur, kini menjadi labirin cairan pekat yang stagnan, dipenuhi sisa-sisa limbah yang membusuk dan bakteri anaerob yang merajalela, menciptakan gas beracun yang mematikan bagi banyak ras lain.

"Bergerak! Cepat!" teriak Druk, Pati Energinya berdenyut samar. Mereka meluncur melewati tumpukan feses yang mengering, menggunakan cakar mereka untuk mendorong diri melalui massa lengket. Bau busuk, yang bagi mereka adalah sensasi yang menyengat, memenuhi udara yang panas dan lembap. Mereka adalah yang paling tahan banting terhadap lingkungan ini, namun bahkan mereka mulai merasakan dampak racun.

Bersama mereka, ada beberapa Uranit yang mencoba melarikan diri dari kandung kemih Arga yang kini penuh dengan urine yang sangat pekat dan membakar. Para Uranit ini, yang dikenal dengan tubuh bening mereka, melayang tanpa kendali, kulit mereka melepuh karena paparan. Mereka bergabung dengan Intestarii, berharap saluran pembuangan ini akan menjadi jalan keluar mereka.

"Saluran ini menyempit!" teriak seorang Intestarii, menunjuk ke depan. Pergerakan usus Arga yang sekarat menjadi tidak teratur dan brutal, seperti kontraksi raksasa yang tak terkendali. Dinding-dinding usus akan tiba-tiba menjepit, menghancurkan siapa pun yang terlambat menghindar. Beberapa mikro-humanoid tergencet menjadi bubur Pati Energi, pemandangan mengerikan yang membuat yang lain panik.

Kelaparan Pati Energi yang akut juga mendorong mereka ke ambang kegilaan. Beberapa Intestarii yang paling putus asa mulai mencoba memakan sisa-sisa materi organik yang membusuk, mencoba mengekstrak Pati Energi dari limbah. Ini adalah tindakan tabu bagi mereka, namun insting bertahan hidup mengambil alih. Perebutan sumber daya kecil menjadi brutal, perkelahian pecah di tengah kotoran.

Akhirnya, mereka mencapai ujung saluran pencernaan, merasakan sedikit tekanan udara dari luar. Dengan kejang terakhir dari tubuh Arga, sebuah kejang anal yang kuat terjadi. Kelompok Druk dan beberapa Uranit terlempar keluar ke dalam kegelapan.

Mereka mendarat dengan keras di sebuah permukaan yang dingin dan keras, disusul oleh percikan cairan kental. Mereka berada di lantai kamar mandi rumah sakit, di bawah toilet, terlempar keluar bersama sedikit limbah. Cahaya samar dari bawah pintu kamar mandi menyusup, mengungkap lingkungan baru yang kotor dan asing. Druk melihat sekeliling, Pati Energinya nyaris padam. Beberapa dari mereka yang terlempar bersamanya sudah mati. Yang lainnya tergeletak tak bergerak di genangan cairan. Mereka berhasil selamat, tetapi di dunia yang jauh lebih kotor dan tak termaafkan dari yang pernah mereka bayangkan, sendirian di antara kuman dan debu raksasa.