Melangkah ke Yang Tidak Diketahui: Titik Nol di Dunia Baru

Keputusan telah dibuat. Tidak ada lagi jalan kembali, tidak ada lagi perdebatan. Dengan Batu Dunia tiada dan Arga Sang Pencipta yang kini hanya berupa "Gunung Organik" tak bernyawa di samping mereka, Neural, Lira, dan Titus menyadari bahwa kelangsungan hidup mereka tergantung pada keberanian untuk beradaptasi. Pati Energi di Kapsul Penjelajah Dalam telah mencapai tingkat kritis. Ini adalah kesempatan terakhir mereka.

Titus, dengan tangan gemetar, mulai memanipulasi panel kontrol kapsul. Berdasarkan analisis Neural yang samar, ia mengarahkan kapsul ke arah mesin-mesin medis raksasa yang terhubung pada tubuh Arga. Mesin-mesin itu adalah labirin kabel, panel logam, dan lampu indikator yang berkelip-kelip—sebuah benteng energi dan teknologi yang sama sekali asing bagi mereka.

"Siap-siap," bisik Titus, suaranya tegang. "Aku akan mencoba menempelkan kapsul pada permukaan mesin itu. Getarannya mungkin akan kuat."

Kapsul perlahan bergerak, menggunakan sisa daya dorongnya. Mereka mendekati sebuah panel datar yang mengkilap, permukaan yang bagi mereka sehalus kaca dan seluas gurun. Dengan desisan terakhir dari sistem hidrolik, kapsul menempel pada panel, melekat kuat dengan cengkeraman elektromagnetik yang dimodifikasi Joric. Bunyi berdengung rendah segera terdengar dari dalam mesin, sebuah melodi asing yang kini menjadi "musik" latar kehidupan baru mereka.

Lira segera membuka palka utama kapsul. Udara dingin yang lebih pekat segera menyeruak, membawa serta aroma-aroma asing—disinfektan, logam, dan sesuatu yang samar seperti bau "kehidupan" raksasa.

"Neural," kata Titus, menoleh pada Neuronite itu. "Ini saatnya. Bisakah kau merasakan energinya dari sini?"

Neural, dengan Pusaran Abadi yang bersinar samar di tangannya, melangkah keluar dari kapsul, diikuti oleh Lira dan beberapa Pulmolites Pejuang. Kaki mereka menapak pada permukaan logam yang dingin. Ini adalah langkah pertama mereka yang disengaja di Dunia Luar. Sensasi itu sangat aneh: tidak ada resonansi Pati Energi dari "tanah" di bawah mereka, hanya kekerasan dan dingin yang asing.

Neural memejamkan mata, memfokuskan seluruh Pati Energi dan indranya. Ia merentangkan tangannya, mengarahkan Pusaran Abadi ke permukaan mesin. Getaran yang ia rasakan dari mesin itu kuat, tetapi bukan getaran Pati Energi yang ia kenal. Ini adalah energi listrik, sebuah bentuk daya yang mentah dan tak terkendali. Ia harus "menerjemahkannya."

Fokusnya adalah pada pola-pola geometris tersembunyi yang ia lihat dalam visinya, kode-kode yang terukir dalam materi Dunia Luar itu sendiri. Ia mencoba menyelaraskan frekuensi internal tubuhnya, resonansi Neuronitenya, dengan getaran energi dari mesin. Ini adalah proses yang menyakitkan, seperti mencoba memaksakan air ke dalam wadah yang berbeda bentuknya.

"Dia menariknya!" seru Lira, Pati Energi tubuhnya bergetar saat ia merasakan sesuatu. Dari permukaan mesin, sebuah cahaya samar mulai memancar, mengalir menuju tubuh Neural. Itu bukan Pati Energi, tapi semacam energi terkonversi, yang kini mulai meresap ke dalam dirinya.

Neural mengerang, dahinya berkerut. Prosesnya sangat berat. Namun, ia terus menariknya, mengubah energi asing itu menjadi sesuatu yang bisa ia serap. Pancaran cahaya dari Pusaran Abadi di tangannya semakin kuat, memancar ke seluruh tubuhnya, kemudian ke tubuh Pulmolites Pejuang dan Limfonit di sekelilingnya, mengisi ulang Pati Energi mereka, meskipun perlahan.

Ini adalah terobosan! Mereka telah menemukan cara untuk "makan" di Dunia Luar. Itu bukan Pati Energi alami, tetapi sebuah konversi energi yang memungkinkan mereka bertahan.

Saat Pati Energi mereka perlahan terisi, Titus mengamati sekeliling. Di luar jendela besar kamar rumah sakit, cakrawala kota raksasa yang tidak terbayangkan membentang. Bangunan-bangunan menjulang tinggi ke langit, berkelip-kelip dengan cahaya. Suara-suara menggelegar dari Dunia Luar kini terdengar lebih jelas—dengungan lalu lintas, suara klakson, bisikan angin yang berhembus di antara gedung-gedung. Ini adalah alam semesta yang luas, tak terbatas, dan penuh kehidupan yang tak mereka pahami.

Mereka telah berhasil keluar dari Arga, selamat dari kehancuran total dunia mereka. Mereka telah menemukan cara untuk bertahan hidup di lingkungan baru ini. Namun, mereka kini adalah sekelompok kecil pengungsi, terdampar di planet raksasa yang dihuni oleh makhluk yang seribu kali lebih besar dari mereka.

Neural, dengan mata terpejam, merasakan bukan hanya Pati Energi yang kembali, tetapi juga getaran kehidupan yang luas dan tak terbatas dari luar sana. Bukan getaran inang, melainkan getaran planet, getaran peradaban lain. Mereka adalah titik nol, sebuah benih kecil di antara samudra luas yang tidak mereka kenal.

Kelompok kecil Neural, Lira, dan Titus, adalah sisa-sisa terakhir dari Argaterra, berdiri di ambang petualangan terbesar mereka. Mereka telah menaklukkan kematian, tetapi bisakah mereka menemukan tujuan baru di Dunia Luar yang tak terbatas? Perjalanan sesungguhnya baru saja dimulai.

Perbatasan Terakhir telah selesai. Kita telah melihat kebangkitan kembali, perang yang menghancurkan, pengorbanan yang tak terhitung, dan akhirnya, kelangsungan hidup yang pahit.