Cahaya putih terang dari lampu rumah sakit membakar retina Neural, bahkan melalui dinding Kapsul Penjelajah Dalam yang sekarang menempel erat pada panel sebuah mesin medis raksasa. Panas samar dari sirkuit internal mesin mengalir ke dalam kapsul, diubah oleh Neural menjadi Pati Energi yang memudar. Di luar sana, di lanskap yang tak berujung, debu-debu raksasa berterbangan, setiap partikelnya adalah batu besar yang bisa menghancurkan. Mereka telah menemukan sumber daya, tetapi kelangsungan hidup mereka masih sangat rapuh.
Neural merasakan Pati Energinya perlahan terisi, sebuah sensasi yang sudah lama tidak ia rasakan. Namun, prosesnya melelahkan. Energi Dunia Luar ini mentah, liar, dan butuh konsentrasi penuh untuk menarik serta mengubahnya. Di sampingnya, Lira dan Titus mengamati dengan cemas. Pati Energi mereka juga mulai terisi, walau lebih lambat. Para Pulmolites Pejuang dan Limfonit yang tersisa, yang jumlahnya kini kurang dari dua puluh individu, tampak lebih hidup, namun kelelahan masih jelas di wajah mereka.
"Pati Energi kita stabil," lapor Titus, memantau indikator. "Tapi kapsul ini tidak bisa menjadi rumah permanen. Kita terlalu rentan."
Kamar rumah sakit, yang bagi manusia adalah ruang yang steril, bagi mereka adalah lautan debu dan mikro-organisme asing. Setiap hembusan angin dari ventilasi terasa seperti badai pasir yang mengikis. Mereka telah mengamati "makhluk-makhluk raksasa" (manusia) yang bergerak di sekitar mereka, bisikan mereka yang menggelegar kini mulai terasa kurang menakutkan, berubah menjadi bagian dari lanskap suara yang aneh.
"Kita harus membangun," kata Neural, suaranya mantap, matanya menatap ke luar kapsul. "Sebuah tempat berlindung yang lebih baik. Sebuah pondasi."
Lira mengangguk. "Tapi dengan apa? Kita tidak punya material. Tidak ada lagi jaringan Arga."
"Dunia Luar menyediakan," jawab Titus, dengan nada optimis yang hati-hati. "Debu. Serat. Partikel-partikel anorganik ini. Kita hanya perlu mengumpulkannya."
Misi Pertama: Memanen Materi dan Menghadapi Ancaman Mikro
Misi pertama mereka adalah yang paling berbahaya: mengumpulkan material bangunan. Lira memimpin tim eksplorasi kecil, yang terdiri dari empat Pulmolites Pejuang. Mereka merayap keluar dari kapsul, menuruni panel mesin, dan mendarat di lantai. Bagi mereka, lantai itu adalah padang pasir yang luas, dilapisi oleh jutaan "batu" debu.
"Setiap partikel berarti," Lira menginstruksikan. "Cari yang stabil, yang bisa kita ikat bersama."
Mereka mulai bekerja, menggunakan alat-alat improvisasi dari sisa komponen kapsul. Mereka mengikis partikel-partikel debu yang lebih besar, mengumpulkan serat-serat kain mikroskopis dari karpet atau pakaian manusia yang jatuh, dan mencari butiran-butiran kecil "kristal" yang mungkin merupakan remah-remah obat atau gula. Prosesnya lambat dan melelahkan.
Saat mereka bekerja, sebuah getaran aneh mulai terasa. Bukan getaran manusia, melainkan sesuatu yang lebih kecil, lebih cepat. Sebuah bayangan raksasa melintas. Itu adalah semut, yang bagi mereka adalah monster berlapis baja dengan rahang seperti cakar baja. Semut itu bergerak cepat melintasi lantai, mencari sisa makanan.
"Sembunyi!" teriak Lira. Timnya segera merunduk di balik gumpalan debu yang lebih besar, jantung Pati Energi mereka berdegup kencang. Mereka telah mendengar cerita tentang "monster" ini dari visi Neural. Melihatnya secara langsung jauh lebih mengerikan.
Semut itu berlalu, tanpa menyadari peradaban kecil yang nyaris diinjaknya. Bahaya di Dunia Luar tidak hanya datang dari raksasa, tetapi juga dari makhluk-makhluk "kecil" yang jauh lebih besar dari mereka.
Neural, dari dalam kapsul, mencoba merasakan lebih banyak tentang makhluk-makhluk ini. Mereka memiliki Pati Energi, tetapi sangat berbeda, lebih primitif, lebih fokus pada insting. Mereka adalah bagian dari ekosistem Dunia Luar, predator dan mangsa yang berinteraksi dalam skala yang tak terlihat oleh manusia.
Misteri Jejak Kuno: Bisikan dari Masa Lalu
Selama proses pengumpulan material, Neural terus memfokuskan sebagian indranya pada "jejak kuno" Pati Energi yang ia rasakan. Jejak itu tidak tersebar merata. Ada konsentrasi yang lebih tinggi di dekat peralatan elektronik yang lebih kompleks di kamar rumah sakit—monitor, panel kontrol, bahkan colokan listrik di dinding.
Ia mencoba "membaca" jejak itu, sebuah resonansi yang samar, seperti bisikan dari masa lalu yang sangat jauh. Itu adalah Pati Energi, tapi dengan frekuensi yang berbeda, lebih stabil, seolah "terawetkan" dalam materi anorganik. Ia melihat kilasan-kilasan visual yang tidak jelas: struktur-struktur geometris aneh, bukan dari tubuh biologis, melainkan dari material yang keras dan bersudut. Ada gambaran tentang "jaringan" energi yang rumit, jauh melampaui sistem saraf Arga.
"Ada sesuatu di dalam dinding," kata Neural, membuka matanya. "Jejak itu... itu mengarah ke dalam. Tersembunyi."
Titus menatap dinding, yang bagi mereka adalah tebing putih yang tak berujung. "Sebuah gua? Sebuah lorong?"
"Mungkin," jawab Neural. "Ini adalah residu Pati Energi yang sangat tua. Dari mereka yang... mungkin pernah hidup di luar tubuh inang. Seperti kita."
Penemuan ini membangkitkan harapan sekaligus pertanyaan besar. Apakah mereka adalah peradaban mikro pertama yang keluar dari inang? Atau apakah ada yang lain sebelumnya? Apakah "jejak" ini milik mereka, atau peradaban mikro lain yang telah punah di Dunia Luar?
Mereka memutuskan untuk menyelidiki jejak ini. Titus segera memprogram kapsul untuk dapat menempel pada dinding vertikal. Dengan sisa tenaga, kapsul merayap naik, melintasi permukaan dinding yang raksasa.
Pembangunan Pondasi: Benih Harapan
Setelah beberapa siklus kerja keras dan bahaya yang konstan, mereka berhasil mengumpulkan cukup material. Di sebuah celah kecil di dekat panel listrik pada dinding kamar, yang tidak akan terlihat oleh mata manusia, mereka mulai membangun. Menggunakan Pati Energi mereka untuk mengikat partikel-partikel debu dan serat, mereka menciptakan sebuah struktur pelindung pertama mereka. Ini adalah sebuah kubah kecil, nyaris tidak terlihat, namun cukup kuat untuk menahan hembusan angin mikro dan menyembunyikan mereka dari pandangan makhluk raksasa.
Ini adalah Argaterra yang baru, sebuah benih kecil yang tertanam di alam semesta yang luas dan asing. Setiap partikel yang mereka letakkan adalah sebuah tindakan tekad, sebuah janji untuk tidak punah.
Lira berdiri di dalam kubah yang baru setengah jadi, mengamati para Pulmolites Pejuang dan Limfonit yang bekerja tanpa lelah. "Kita telah berhasil," bisiknya, kelegaan terpancar dari Pati Energinya. "Kita punya tempat berteduh."
Neural, berdiri di pintu masuk kubah, menatap ke luar ke arah cakrawala. Ia merasakan Pati Energinya yang telah terisi, memberinya kekuatan yang lebih besar. Ia memejamkan mata, membiarkan indranya meluas lagi. Ia tidak lagi mencari hanya energi. Ia mencari resonansi.
Dan kemudian, ia merasakannya.
Bukan jejak kuno yang samar. Ini adalah gelombang Pati Energi yang hidup, bergerak, dan intens. Sebuah gelombang besar, datang dari arah yang sama sekali tidak mereka duga. Bukan dari dalam dinding. Bukan dari bawah lantai. Melainkan dari sebuah celah kecil yang terbuka samar di antara langit-langit dan dinding di sudut terjauh kamar rumah sakit.
Ini adalah Pati Energi yang familiar. Pati Energi Argaterra. Namun, jumlahnya... sangat banyak. Bukan puluhan, bukan ratusan, tetapi ribuan Pati Energi, berdesakan, panik, namun hidup.
Neural terkesiap, matanya terbuka lebar. Ini adalah sebuah keajaiban yang tak terduga, sebuah kemungkinan yang bahkan tidak pernah ia berani impikan setelah kematian Arga.
Sesuatu sedang datang.