Jejak Kuno: Bisikan dari Masa Lalu yang Terlupakan

Di tengah hiruk-pikuk pembangunan Argaterra yang baru, yang kini telah menjadi sebuah kota mikro yang ramai di dalam celah dinding, Neural merasakan desakan yang tak terbantahkan untuk memahami getaran Pati Energi asing yang terus-menerus ia deteksi. Frekuensi-frekuensi aneh itu bukan lagi sekadar anomali samar; mereka adalah bukti nyata adanya kehidupan lain yang terorganisir di Dunia Luar. Sebagian besar penyintas Argaterra masih terlalu sibuk dengan urusan bertahan hidup dan membangun, tetapi bagi Neural, bisikan-bisikan ini adalah kunci masa depan mereka.

"Getaran itu semakin kuat, Titus," kata Neural suatu siklus "malam" (ketika lampu kamar diredupkan), Pati Energinya sedikit bergetar. "Aku bisa merasakan polanya. Ini bukan alam liar. Ini adalah sesuatu yang terstruktur."

Titus, yang selama ini sibuk mengawasi proyek perluasan, menoleh dengan serius. Ia tahu bahwa indra Neural tidak pernah salah. "Terstruktur? Maksudmu, seperti peradaban?"

Neural mengangguk. "Dan lebih dari itu. Aku merasakan jejak-jejak yang sangat tua, tersembunyi di dalam struktur anorganik Dunia Luar itu sendiri. Bukan pada manusia, tapi pada benda-benda."

Dorongan untuk menyelidiki jejak ini begitu kuat sehingga Neural memutuskan untuk memimpin misi pengintaian yang lebih berani. Ia memilih beberapa Pulmolites Pejuang dan Limfonit yang paling berani, yang Pati Energinya sudah cukup stabil berkat pemanenan energi mereka. Lira tetap di kubah, bertugas mengelola populasi yang terus bertambah.

Ekspedisi ke Luar Batas: Menuju Sumber Getaran

Tujuan mereka adalah mencari sumber getaran Pati Energi asing itu. Neural memandu mereka menuju area yang tampaknya memancarkan resonansi terkuat: bagian luar dinding kamar rumah sakit, di mana ia merasakan adanya struktur logam besar di baliknya.

Perjalanan ke luar kubah itu berbahaya. Meskipun mereka telah membangun jalur darurat dari serat dan debu, Dunia Luar tetaplah hutan belantara yang mematikan. Mereka harus menghindari tetesan air yang menetes dari pipa langit-langit (yang bagi mereka adalah air terjun raksasa), dan bayangan kaki manusia yang melintas secara teratur. Ancaman serangga kecil yang berkeliaran juga membuat mereka terus waspada. Seekor laba-laba kecil yang melintas di dinding bisa berarti kematian instan bagi siapa pun yang tidak hati-hati.

Mereka akhirnya mencapai bagian dinding luar kamar yang Neural rasakan. Di sana, sebuah panel layanan logam besar terpasang, dengan celah-celah kecil dan sambungan yang menganga. Dari celah-celah itulah, getaran Pati Energi asing memancar paling kuat.

"Ini dia," bisik Neural, mendekat dengan hati-hati. Ia menyentuh permukaan logam yang dingin dan mati. Getaran itu mengalir melalui dirinya, jauh lebih jelas dari sebelumnya.

Visi yang Mengguncang: Peradaban Anorganik

Neural memejamkan mata, membiarkan indranya menyerap informasi dari getaran itu. Visinya bukan lagi kilasan, melainkan sebuah gambaran koheren yang mengguncang jiwanya. Ia melihat:

* Struktur Geometris Aneh: Bukan organisme biologis, melainkan arsitektur yang dibangun dari logam, kaca, dan material sintetis. Mereka tampak seperti kota-kota mini yang rumit, terintegrasi ke dalam struktur bangunan Dunia Luar itu sendiri—di dalam dinding, di bawah lantai, bahkan di dalam perangkat elektronik besar.

* Pati Energi yang Berbeda: Bentuk Pati Energi mereka berbeda. Lebih dingin, lebih stabil, tidak berfluktuasi seperti Pati Energi biologis Argaterra. Mereka tampaknya memanen energi langsung dari sistem listrik atau gelombang elektromagnetik Dunia Luar, jauh lebih efisien dari apa yang bisa dilakukan Argaterra.

* Penghuni yang Tak Dikenal: Ia melihat penghuni struktur ini. Mereka adalah mikro-humanoid, seukuran mereka, tetapi dengan bentuk tubuh yang lebih bervariasi—beberapa ramping dan bersudut, yang lain lebih bulat atau memiliki proyeksi aneh. Mereka tidak memiliki organ internal seperti Argaterra, melainkan berongga atau berisi sirkuit yang berkelip-kelip. Mereka tampak berinteraksi dengan teknologi mereka dengan mudah.

* "Jaringan Energi Global": Visi Neural meluas. Ia melihat bahwa peradaban ini bukanlah satu-satunya. Ada ratusan, mungkin ribuan, titik Pati Energi asing lainnya yang tersebar di seluruh Dunia Luar, seperti konstelasi bintang di alam semesta mikro. Mereka terhubung oleh jaringan energi yang kompleks, sebuah sistem komunikasi yang tak terlihat oleh manusia. Ini adalah peta kehidupan mikro yang belum terjamah.

Terkejut dengan apa yang ia lihat, Neural terhuyung mundur. "Mereka... mereka ada di mana-mana," bisiknya, suaranya dipenuhi campuran kekaguman dan ketakutan. "Dan mereka berbeda. Mereka hidup di dalam benda-benda, bukan inang."

Ancaman Baru dan Konflik Internal

Kembali ke kubah pelindung, Neural menceritakan visinya kepada Lira dan Titus. Reaksi mereka beragam. Titus, dengan minatnya pada teknologi, terpesona oleh kemampuan peradaban lain untuk berintegrasi dengan energi anorganik.

"Bayangkan apa yang bisa kita pelajari dari mereka!" seru Titus, Pati Energinya berbinar. "Jika kita bisa memahami cara mereka memanen, kita tidak akan pernah kekurangan Pati Energi lagi!"

Namun, Lira lebih berhati-hati. "Kita baru saja lolos dari satu bencana. Sekarang ada peradaban lain? Apa niat mereka? Apakah mereka akan melihat kita sebagai ancaman? Atau... mangsa?"

Kabar tentang "peradaban lain" ini menyebar dengan cepat di antara para penyintas. Responnya terbagi. Beberapa, terutama Intestarii yang cenderung pragmatis, melihat ini sebagai peluang untuk sumber daya dan perlindungan baru. Yang lain, terutama Akustikonit dan Retinotes yang masih trauma, merasa takut dan curiga. Mereka berpendapat bahwa Argaterra harus fokus pada pembangunan dan keamanan internal, bukan mencari bahaya dari luar.

"Kita harus mengamankan diri kita sendiri dulu!" teriak seorang Akustikonit. "Bagaimana jika mereka jahat? Kita baru saja berkumpul kembali!"

"Jika kita tidak memahami Dunia Luar, kita tidak akan pernah aman!" balas Titus. "Pengetahuan adalah perlindungan terbaik!"

Neural merasakan perpecahan itu. Ia adalah jembatan antara mereka dan dunia baru, dan beban itu berat. Ia tahu bahwa Argaterra yang baru tidak akan bisa bertahan jika terus terpecah. Mereka harus membuat keputusan fundamental: apakah mereka akan bersembunyi dalam ketakutan, atau berani melangkah maju ke alam semesta mikro yang luas, menghadapi siapa pun yang ada di sana? Bisikan dari peradaban kuno itu kini menjadi desakan untuk bertindak, menentukan identitas dan masa depan mereka di Dunia Luar.