Pengintaian di Lorong: Mengintip Dunia yang Lebih Luas

Kubah Argaterra yang terus membesar di dalam celah dinding kini menjadi benteng yang kokoh, namun juga sebuah penjara. Pati Energi melimpah berkat upaya pemanenan yang efisien, dan populasi yang selamat telah mulai beradaptasi dengan lingkungan baru. Namun, kebutuhan untuk menjelajah lebih jauh tak terhindarkan. Sumber daya di sekitar kubah mulai menipis, dan janji akan pengetahuan yang lebih besar tentang Dunia Luar, terutama tentang peradaban mikro lain yang Neural rasakan, menarik mereka.

Titus, yang bersemangat untuk memahami mekanika Dunia Luar, memimpin misi pengintaian pertama keluar dari kamar rumah sakit. Ia memilih tim kecil yang terdiri dari Pulmolites Pejuang terkuat dan beberapa Retinotes yang memiliki penglihatan tajam di kondisi cahaya redup. Neural bergabung, karena indranya yang unik sangat penting untuk menavigasi dan merasakan potensi bahaya atau petunjuk.

"Kita akan menyusuri lorong utama," instruksi Titus, menunjuk ke peta kasar yang ia buat di atas permukaan datar dari pecahan plastik. "Cari sumber energi baru, material, dan yang terpenting, informasi tentang lingkungan ini."

Melintasi Gurun Pasir Raksasa: Lantai Lorong

Perjalanan keluar dari kamar rumah sakit adalah sebuah ekspedisi yang menantang. Tim harus menuruni "tebing" kusen pintu yang menjulang tinggi, yang bagi mereka adalah penurunan curam ke dalam kegelapan yang tak dikenal. Ketika mereka mencapai lantai lorong, sensasinya berbeda. Lantai itu terasa lebih dingin, lebih licin, dan permukaannya lebih halus, nyaris tanpa debu yang bisa menjadi tempat persembunyian. Ini adalah gurun pasir raksasa yang datar dan terbuka, jauh lebih menakutkan dari lantai kamar rumah sakit yang memiliki banyak "batu" debu.

Lampu-lampu di lorong jauh lebih redup dan jarang, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari-nari. Suara dari Dunia Luar terasa lebih jauh, lebih menyebar, namun terkadang ada dengungan mesin yang jauh lebih besar dan berat yang membuat seluruh lorong bergetar.

"Terlalu terbuka," bisik seorang Pulmolites Pejuang, Pati Energinya bergetar cemas. "Tidak ada tempat bersembunyi."

Titus memerintahkan mereka untuk bergerak cepat, tetap dekat dengan dinding jika memungkinkan. Mereka melompat dari satu serpihan kecil puing (mungkin remah makanan yang jatuh) ke puing lainnya, menggunakan setiap bayangan sebagai tempat berlindung sementara.

Ancaman Tak Terduga: Roda yang Mematikan dan Hembusan Angin

Bahaya di lorong segera menjadi nyata. Tiba-tiba, sebuah bayangan raksasa yang bergerak cepat mendekat. Itu adalah roda dari troli medis yang didorong oleh seorang perawat, melaju lurus ke arah mereka. Rodanya yang besar menempuh jarak yang bagi mereka adalah bermil-mil dalam sekejap mata.

"Menunduk! Berlindung!" teriak Titus. Tim segera menyebar dan merunduk di bawah celah kecil di dekat dinding. Hembusan angin kencang dari pergerakan roda itu nyaris menerbangkan mereka, dan getaran dari benturan roda dengan lantai sangat memekakkan telinga. Beberapa penyintas yang tidak cukup cepat hampir tergulung di bawah roda. Itu adalah pengalaman yang mendebarkan, pengingat brutal akan kerapuhan mereka.

Beberapa waktu kemudian, mereka mendengar suara mendesis aneh yang datang dari ujung lorong. Itu adalah mesin pembersih lantai otomatis, monster logam raksasa yang bergerak perlahan namun tak terhindarkan, menyapu semua yang ada di jalurnya.

"Kita harus menghindarinya!" perintah Titus. "Tidak ada yang bisa selamat dari itu!" Mereka terpaksa merayap menembus celah sempit di bawah sebuah pintu yang tertutup rapat, hanya untuk menemukan diri mereka di ruangan lain yang gelap dan kosong, menunggu sampai ancaman itu berlalu.

Sinyal yang Lebih Jelas: Peta Kehidupan Lain

Sepanjang pengintaian ini, Neural terus-menerus memfokuskan indranya pada getaran Pati Energi asing yang ia rasakan. Di lorong yang lebih terbuka, sinyal itu menjadi jauh lebih kuat dan lebih jelas. Ia bisa merasakan banyak frekuensi yang berbeda, datang dari arah yang berbeda, seperti banyak stasiun radio yang menyiarkan secara bersamaan.

Ia melihat kilasan-kilasan visual yang lebih detail tentang peradaban lain itu. Bukan lagi hanya struktur, tetapi pola pergerakan yang teratur, formasi kelompok, dan bahkan jalur-jalur energi yang tampaknya digunakan oleh peradaban asing itu untuk komunikasi atau transportasi. Ia mulai memahami bahwa mereka sangat terintegrasi dengan struktur anorganik Dunia Luar, bergerak di dalam dinding, di bawah lantai, atau di dalam sistem kelistrikan.

"Mereka ada di mana-mana," bisik Neural, melaporkan kepada Titus dan timnya. "Lorong ini adalah semacam jalur utama bagi mereka. Mereka bergerak melalui 'jalur' yang tidak kita lihat."

Visi Neural meluas, membentuk sebuah peta Pati Energi yang samar di benaknya—sebuah "peta kehidupan" yang menunjukkan kantong-kantong Pati Energi dari peradaban lain, tersebar di seluruh bangunan. Beberapa kantong terlihat sangat besar dan padat, yang lain kecil dan terisolasi. Ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa Dunia Luar ini adalah rumah bagi ratusan peradaban mikro-humanoid lainnya, masing-masing dengan wilayah dan jalurnya sendiri.

Ekspedisi pengintaian ini adalah pelajaran yang mahal namun sangat berharga. Mereka telah melihat skala sesungguhnya dari Dunia Luar, memahami bahaya yang mengintai, dan yang terpenting, mendapatkan konfirmasi visual tentang keberadaan peradaban mikro lain. Argaterra yang baru mungkin telah menemukan pijakan di Dunia Luar, tetapi mereka kini menyadari bahwa mereka hanyalah titik kecil di tengah alam semesta mikro yang luas dan penuh misteri, yang menanti untuk diungkap.