Keputusan telah bulat: Argalia tidak akan tunduk. Tekad baja membara di hati setiap mikro-humanoid, menggantikan ketakutan yang mencekam. Mereka akan melawan, bukan dengan kekuatan, tapi dengan akal, inovasi, dan persatuan. Dengan ultimatum Kaelia yang masih menggantung seperti pedang Damocles di atas kepala mereka, waktu adalah musuh yang tak kalah kejam.
Titus, Pati Energinya berbinar tajam, segera mengambil alih komando proyek pertahanan. "Kita akan ubah Argalia menjadi benteng yang tak tertembus!" teriaknya, suaranya menggema di seluruh kota mikro. Ia mengorganisir seluruh populasi ke dalam regu-regu kerja, masing-masing dengan tugas spesifik. Intestarii, dengan kekuatan fisiknya, ditugaskan untuk memindahkan material berat. Retinotes mengawasi kualitas dan presisi setiap konstruksi. Uranit menggunakan Pati Energi mereka untuk menerangi area gelap dan membantu proses pengerasan material.
Pertahanan Multi-Lapis dan Jebakan Mikro
Pertahanan Argalia dirancang berlapis-lapis, memanfaatkan setiap celah dan karakteristik lingkungan mereka.
* Pintu Masuk Tersamarkan: Pintu masuk utama Argalia disamarkan dengan lapisan debu dan serat yang sangat detail, menyatu sempurna dengan tekstur dinding. Titus bahkan merancang sebuah "mekanisme pengunci Pati Energi" sederhana: beberapa balok debu yang bisa digerakkan dengan fokus Pati Energi, menutup atau membuka jalan masuk tanpa terlihat dari luar. Ini membuat akses masuk lebih sulit bagi Kaelia yang mungkin tidak terbiasa dengan Pati Energi biologis.
* Barikade Pati Energi: Di dalam terowongan masuk, mereka membangun serangkaian barikade Pati Energi. Ini bukan barikade fisik, melainkan lapisan Pati Energi terkonsentrasi yang dipancarkan secara terus-menerus oleh Pulmolites Pejuang dan Akustikonit. Pati Energi ini dirancang untuk mengganggu dan melemahkan Pati Energi Kaelia yang dingin dan terstruktur, seperti gelombang suara yang mengacaukan frekuensi radio.
* Jebakan Getaran: Menggunakan pengetahuan Neural tentang resonansi, Titus menciptakan "jebakan getaran" di titik-titik sempit. Mereka menempatkan kristal-kristal kecil yang sangat sensitif di sepanjang jalur potensial. Ketika Pati Energi Kaelia melintas, kristal-kristal ini akan beresonansi dengan keras, memicu alarm getaran yang hanya bisa didengar oleh Akustikonit. Beberapa bahkan diprogram untuk memicu keruntuhan kecil yang terarah, menjebak atau menghalangi pergerakan musuh.
* Perisai Energi Komunal: Lira melatih seluruh populasi untuk memancarkan perisai Pati Energi komunal—sebuah gelombang Pati Energi kolektif yang bisa diperkuat saat dibutuhkan, menciptakan dinding pelindung yang tak terlihat. Ini bukan untuk menahan serangan fisik, melainkan untuk menangkis serangan Pati Energi Kaelia atau mengganggu sensor mereka.
Pelatihan Tempur: Memaksimalkan Potensi Tiap Klan
Di bawah bimbingan Kapten Jack, yang meskipun masih dalam pemulihan cepat berkat Pati Energi Lira, pelatihan tempur dimulai dengan intensitas tinggi. Jack, dengan pengalamannya yang pahit melawan Kaelia, tahu persis bagaimana musuh bergerak dan berpikir.
"Kaelia tidak menyerang secara emosional," jelas Jack, Pati Energinya yang kristalin memancarkan keseriusan. "Mereka menyerang secara efisien. Mereka mencari titik lemah. Jika kalian panik, kalian akan mati."
* Taktik Gerilya: Jack mengajarkan taktik gerilya: bagaimana bergerak dalam bayangan, menggunakan celah terkecil sebagai tempat persembunyian, dan menyerang dari arah yang tidak terduga. Pulmolites Pejuang, dengan mobilitasnya, sangat cocok untuk peran ini.
* Pati Energi Ofensif: Neural dan Lira melatih individu untuk menggunakan Pati Energi mereka secara ofensif. Ini termasuk:
* Gelombang Kejut: Pulmolites dilatih untuk melepaskan gelombang kejut Pati Energi jarak dekat untuk melumpuhkan atau mendorong mundur lawan.
* Proyektil Energi: Uranit, dengan kemampuannya memanipulasi Pati Energi, dilatih untuk memadatkan Pati Energi menjadi proyektil kecil yang bisa ditembakkan, meskipun dengan jangkauan terbatas.
* Pembias Pati Energi: Retinotes dilatih untuk membengkokkan Pati Energi mereka untuk membias sinyal Kaelia, menciptakan ilusi atau gangguan visual yang menyesatkan musuh.
* Pemanen Energi sebagai Senjata: Titus memodifikasi alat pemanen Pati Energi mereka menjadi senjata multifungsi: ujungnya bisa digunakan untuk memukul, dan Pati Energi yang dialirkan bisa memberikan sengatan kuat.
Sumber Daya Baru dan Eksplorasi Berisiko
Meskipun Argalia memiliki pasokan Pati Energi yang melimpah, Titus menyadari bahwa perang akan membutuhkan lebih dari itu. Mereka butuh material yang lebih kuat, lebih tahan banting, dan mungkin sesuatu yang bisa mengganggu frekuensi Kaelia.
"Kita butuh material yang tidak terdeteksi oleh Kaelia," kata Titus kepada Neural. "Sesuatu yang bisa menembus getaran mereka."
Neural memfokuskan indranya. Ia merasakan getaran-getaran tertentu di area rumah sakit yang lebih dalam, di tempat-tempat yang sangat jarang dijamah manusia. Ada aura Pati Energi yang aneh, seolah material di sana memiliki frekuensi yang berbeda.
Tim ekspedisi kecil, dipimpin oleh Pulmolites Pejuang dan dipandu oleh Neural, dikirim untuk mencari material baru ini. Mereka menjelajah lebih jauh dari sebelumnya, menuju area perawatan khusus, ruang operasi yang jarang digunakan, atau bahkan celah di balik perangkat medis yang besar. Perjalanan ini penuh risiko, menghadapi bahaya baru seperti cairan kimiawi mikroskopis yang bocor dari botol atau getaran frekuensi tinggi dari mesin diagnostik yang bisa merusak tubuh mereka.
Mereka kembali dengan membawa serpihan-serpihan kecil dari material yang tidak biasa: pecahan kaca buram dari lensa mikroskop, serpihan plastik medis yang sangat keras dari peralatan, dan bahkan butiran-butiran kecil dari logam langka yang lepas dari konektor. Material-material ini adalah emas bagi Titus, membuka kemungkinan untuk inovasi pertahanan dan ofensif yang belum terpikirkan.
Dengan setiap siklus yang berlalu, Argalia bukan lagi hanya benteng, melainkan sebuah mesin perang yang dibangun dari harapan dan keputusasaan. Mereka telah memperkuat diri, mempersiapkan diri untuk badai yang akan datang. Ultimatum Kaelia telah menekan mereka hingga batasnya, tetapi justru di sana mereka menemukan kekuatan sejati mereka: kemampuan untuk beradaptasi, berinovasi, dan melawan balik demi kelangsungan hidup mereka. Perang telah dimulai, dan Argalia telah memilih jalannya.