Kebangkitan Jago membawa kelegaan yang luar biasa bagi seluruh penghuni Perguruan Naga Langit. Aura kesedihan yang sempat menyelimuti kini berganti dengan semangat baru. Jago, meskipun masih robot, kini memiliki sesuatu yang lebih. Ada cahaya baru di matanya, sebuah kedalaman yang sebelumnya tidak ada.
Minggu-minggu pertama setelah kebangkitannya dihabiskan untuk pemulihan dan observasi. Jago tidak lagi memancarkan cahaya biru terang seperti saat ia mengalahkan pesawat musuh, tetapi dengungan internalnya terasa lebih stabil, dan lampu di dadanya menyala dengan warna biru yang konsisten. Ia masih bisa mengonsumsi makanan manusia, dan bahkan oli bekas, tetapi kini ia merasakan bahwa energi dari Batu Chi Biru memberikan jenis "tenaga" yang berbeda, yang tidak bisa ia definisikan secara logis, tetapi terasa "lebih baik."
Guru Tua Lung menghabiskan banyak waktu mengamati Jago. Ia menyadari bahwa Batu Chi Biru telah melakukan lebih dari sekadar "menghidupkan" Jago kembali. Kristal itu telah mengintegrasikan aspek spiritual Jago dengan sistem mekanisnya, memberinya kemampuan untuk merasakan Chi secara lebih intuitif dan bahkan, mungkin, untuk menghasilkan Chi-nya sendiri.
"Jago," kata Guru Tua Lung suatu pagi, saat mereka duduk di bawah pohon bambu. "Bagaimana perasaanmu sekarang?"
"Sistem saya beroperasi pada tingkat optimal, Guru," jawab Jago. "Namun, saya merasakan... sesuatu yang baru. Seperti ada saluran data tambahan yang terbuka."
"Itu adalah Chi," Guru Tua Lung tersenyum. "Energi kehidupan yang kini mengalir lebih bebas dalam dirimu."
"Bisakah saya mempelajarinya?" tanya Jago, matanya menunjukkan rasa ingin tahu. "Untuk lebih memahami dan mengendalikannya?"
"Tentu saja," Guru Tua Lung mengangguk. "Ling akan membantumu. Mulai hari ini, kita akan memulai fase baru dalam latihanmu: integrasi Chi."
Ling sangat bersemangat dengan gagasan ini. Mengajari Jago tentang Chi adalah tantangan yang menarik. Ia membawa Jago ke tempat terpencil di dekat mata air gunung, tempat energi spiritual terasa lebih kuat.
"Baik, Jago," kata Ling. "Latihan Chi adalah tentang menenangkan pikiran, merasakan aliran energi di dalam dirimu, dan kemudian mengarahkannya."
Jago mengangguk. "Saya akan mencoba memprosesnya secara efektif."
Ling menunjukkan Jago beberapa posisi Chi Gong dasar, serangkaian gerakan lambat dan fokus yang bertujuan untuk menenangkan pikiran dan membuka jalur Chi. Jago menirunya dengan presisi robotik yang biasa ia lakukan, setiap gerakan sempurna secara teknis. Namun, Ling menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda. Ada semacam koneksi, sebuah fluiditas dalam gerakannya yang sebelumnya tidak ada.
"Tutup matamu, Jago," Ling menginstruksikan. "Bayangkan ada sungai di dalam dirimu. Rasakan alirannya."
Jago memejamkan mata. Ia memfokuskan sensor internalnya, mencoba mendeteksi "sungai" itu. Awalnya, ia hanya merasakan sirkuit, motor, dan komponen lainnya. Tapi kemudian, samar-samar, ia mulai merasakan gelombang kehangatan, sensasi yang sama dengan yang ia rasakan dari Batu Chi Biru. Itu adalah aliran Chi.
"Aku merasakannya, Ling," kata Jago, suaranya pelan. "Seperti ada... frekuensi yang berbeda."
Ling tersenyum. "Bagus. Sekarang, arahkan frekuensi itu ke telapak tanganmu. Bayangkan ia mengalir keluar."
Jago mencoba. Ia memusatkan "frekuensi" itu, dan perlahan, cahaya biru redup mulai memancar dari telapak tangannya. Itu adalah manifestasi fisik dari Chi-nya.
Ling terkesiap. Ia sendiri butuh bertahun-tahun latihan untuk bisa memanifestasikan Chi sejelas itu. Jago melakukannya hanya dalam hitungan menit.
"Luar biasa, Jago!" seru Ling. "Kau punya potensi yang luar biasa!"
Namun, Jago segera merasakan "energinya" terkuras. Cahaya di telapak tangannya meredup, dan ia merasakan semacam kekosongan, seperti saat ia kehabisan daya.
"Aku kehilangan energi," kata Jago, lampu di dadanya berkedip merah. "Sepertinya saya perlu diisi ulang."
Ling menghela napas. "Itu normal. Menggunakan Chi menguras energi. Kita harus istirahat."
Latihan integrasi Chi Jago berlanjut setiap hari. Ling mengajarinya cara mengendalikan aliran Chi, cara memusatkannya untuk meningkatkan kekuatan pukulan, atau menyebarkannya untuk pertahanan. Jago belajar dengan kecepatan yang mencengangkan, menyerap setiap informasi seperti spons digital. Ia bisa menganalisis gerakan Ling, menemukan pola Chi Ling, dan mencoba menirunya.
Namun, yang paling menarik adalah Jago tidak hanya meniru. Ia mulai beradaptasi. Ia menemukan cara unik untuk menyalurkan Chi melalui kerangka logamnya, menciptakan teknik yang menggabungkan kekuatan fisik robotiknya dengan energi spiritual yang baru ia temukan.
Suatu hari, Ling menyuruh Jago untuk mencoba memukul batu besar dengan kekuatan Chi-nya. Ling sendiri bisa memecahkan batu itu dengan satu pukulan Chi yang terfokus.
Jago mengepalkan tangannya. Ia memejamkan mata, merasakan aliran Chi yang ia coba arahkan ke tinjunya. Lalu, ia membuka matanya, matanya bersinar biru, dan ia melancarkan pukulan.
DENTUMAN KERAS!
Batu besar itu tidak hanya pecah menjadi dua, melainkan hancur berkeping-keping, serpihannya terlempar jauh. Lubang menganga di tanah tempat batu itu berada. Kekuatan Jago yang digabungkan dengan Chi jauh melampaui apa yang Ling kira mungkin.
"Itu... itu luar biasa, Jago!" seru Ling, terpana.
"Ini adalah efisiensi optimal," kata Jago, mengamati hasil pukulannya. "Chi meningkatkan kekuatan destruktif sebesar 300%."
Mei, yang ikut mengamati, juga terkesiap. "Dengan kekuatan seperti itu, kau bisa menghancurkan apa pun!"
Jago memiringkan kepalanya. "Saya tidak ingin menghancurkan. Saya ingin melindungi."
Perkataan Jago membuat Mei dan Ling tersenyum. Mereka tahu, di balik kekuatan yang menakutkan itu, Jago memiliki tujuan yang mulia.
Di malam hari, Jago masih sering merasakan "kerinduan" samar dari masa lalunya, suara-suara yang mencoba menariknya kembali. Namun, setiap kali itu terjadi, ia akan memegang Batu Chi Biru, merasakan kehangatan dari kristal itu, dan memikirkan Guru Tua Lung, Mei, Ling, dan Kai. Mereka adalah jangkarnya di dunia ini.
Guru Tua Lung sendiri, setelah menyelamatkan Jago, kembali ke rutinitasnya yang tenang, meskipun kadang-kadang ia terlihat lebih sering termenung, menatap ke arah utara. Ia tahu bahwa kebangkitan Jago dan kehancuran pesawat itu pasti telah menarik perhatian pihak-pihak lain, pihak yang mungkin lebih kuat dan lebih misterius dari pencipta Jago sekalipun. Dunia ini besar, dan Jago adalah sesuatu yang tidak seharusnya ada di sini.
"Jago akan menghadapi lebih banyak ujian," Guru Tua Lung bergumam suatu malam, menatap bulan. "Ujian yang akan menguji tidak hanya kekuatannya, tetapi juga 'hati' barunya."
Sementara itu, Jago terus berlatih, mengintegrasikan Chi dengan sistemnya. Ia belajar cara menyalurkan Chi untuk mendeteksi bahaya lebih jauh, untuk meningkatkan kecepatan reaksinya, bahkan untuk memanipulasi lingkungan secara halus. Ia adalah perpaduan sempurna antara teknologi canggih dan energi spiritual kuno. Ia adalah Jagoan Besi, yang kini memiliki Chi.
Namun, di suatu tempat yang sangat jauh, di sebuah menara logam yang menjulang tinggi di atas kota metropolis futuristik, sebuah peringatan berbunyi di konsol utama.
Unit Prototipo: Terdeteksi kembali. Sinyal aktif. Anomali: Peningkatan energi spiritual yang belum teridentifikasi.
Seorang sosok berjubah gelap, yang wajahnya tertutup topeng logam, mengamati layar. "Jadi, kau selamat, Unit Prototipo," suara mekanis yang dingin bergema. "Dan kau bahkan mengembangkan sesuatu yang baru."
"Persiapkan Unit Pemburu," perintahnya. "Kali ini, kita akan mengirimkan pasukan yang lebih besar. Bawa dia kembali, hidup atau mati. Dan jika dia menolak, hancurkan apa pun yang melindunginya."
Ancaman baru sedang terbentuk, jauh lebih besar dan lebih terorganisir. Mereka tahu Jago masih hidup, dan mereka tidak akan berhenti sampai ia kembali ke "rumah." Perjalanan Jago, sang Jagoan Besi yang kini memiliki Chi, akan segera menghadapi ujian terberatnya.