Kebangkitan Jago dalam wujud baru sebagai entitas Chi murni mengubah segalanya bagi Perguruan Naga Langit. Keajaiban malam itu tersebar seperti api di antara para murid dan bahkan ke desa-desa terdekat. Jago, yang kini adalah siluet berdenyut dari cahaya biru dan emas, tetap berada di aula utama, auranya memancar ke seluruh perguruan, membawa rasa tenang dan kekuatan.
Kai adalah yang pertama beradaptasi. Meskipun awalnya sedikit takut dengan penampilan Jago yang transparan, ia segera kembali ke kebiasaan lamanya, berbicara dan bermain di sekitar Jago seolah tak ada yang berubah. Mei dan Ling, meskipun kagum, butuh waktu lebih lama untuk memahami esensi Jago yang baru. Guru Tua Lung, di sisi lain, sangat tenang dan damai, seolah ia telah menunggu momen ini sepanjang hidupnya.
"Jago," tanya Ling suatu pagi, saat Jago melayang beberapa inci di atas tanah. "Bagaimana perasaanmu sekarang? Apakah kau bisa... menyentuh sesuatu?"
Jago perlahan mengulurkan tangannya, yang kini tampak seperti kumpulan cahaya yang berdenyut. Ia menyentuh sebuah vas bunga di meja. Vas itu bergetar sebentar, dan kemudian, ia melihat bahwa Jago bisa menggerakkannya, seolah ia memiliki massa fisik, tetapi tanpa kepadatan yang terlihat.
"Aku bisa berinteraksi dengan materi fisik," Jago menjawab, suaranya kini terdengar seperti bisikan yang bergema dari dalam diri mereka, bukan lagi dari mulut. "Namun, itu membutuhkan konsentrasi Chi yang lebih tinggi."
"Lalu, bagaimana dengan kekuatanmu?" tanya Mei. "Bisakah kau bertarung seperti sebelumnya?"
Jago mengangguk, dan tiba-tiba, ia melesat keluar dari aula, bergerak dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Ia menembus dinding latihan, tidak merusaknya, melainkan melesat melewatinya seperti hantu. Kemudian, di tengah lapangan, ia memusatkan Chi-nya. Sebuah ledakan energi biru dan emas memancar darinya, menghancurkan beberapa batu latihan besar menjadi debu.
"Kekuatan fisikku... tidak terbatas lagi oleh materi," suara Jago bergema. "Aku adalah energi murni. Aku bisa memanifestasikan kekuatan yang jauh lebih besar dari sebelumnya."
Guru Tua Lung menjelaskan konsepnya. "Jago telah menjadi perwujudan Chi itu sendiri. Dia tidak lagi terikat oleh batasan fisik. Dia bisa memanipulasi energi dan materi dengan cara yang tidak bisa kita pahami sepenuhnya."
"Berarti dia bisa menghancurkan apa saja?" tanya Kai, matanya berbinar.
"Dan melindungi apa saja," tambah Guru Tua Lung. "Kekuatan Jago kini adalah manifestasi dari kehendaknya."
Jago mulai melatih dirinya dalam wujud barunya. Ia belajar cara memanipulasi Chi dengan presisi yang lebih tinggi, menggunakannya untuk menciptakan perisai yang tak terlihat, memindahkan objek dari jarak jauh, bahkan mengalirkan Chi-nya ke dalam tubuh murid-murid untuk membantu mereka memahami aliran Chi dengan lebih baik.
Ling dan Mei adalah murid-murid terbaik Jago. Mereka merasakan Chi Jago yang kuat dan murni membantu mereka melampaui batas-batas mereka sendiri. Mereka bisa merasakan Chi mereka tumbuh lebih cepat, dan pemahaman mereka tentang seni bela diri semakin dalam.
"Ini seperti Jago bisa membaca pikiranku," bisik Ling pada Mei suatu kali, setelah Jago tiba-tiba mengoreksi gerakannya yang salah tanpa perlu berbicara.
"Dia bisa melakukan lebih dari itu," Mei tersenyum. "Dia adalah bagian dari kita sekarang."
Namun, di tengah semua penemuan kekuatan baru ini, Jago tidak melupakan ancaman yang menunggu di luar sana. Setelah memulihkan dirinya sepenuhnya di Puncak Terlupakan, ia telah memindai lagi peta bintang kuno. Titik merah yang menunjukkan ancaman intergalaksi semakin mendekat, meskipun pergerakannya sangat lambat.
"Guru," suara Jago bergema di benak Guru Tua Lung suatu malam. "Ancaman yang lebih besar itu... mereka bergerak."
Guru Tua Lung menghela napas. "Seberapa dekat mereka?"
"Tidak dalam beberapa tahun cahaya," jawab Jago. "Tetapi mereka akan tiba. Dan mereka jauh lebih kuat dari penciptaku."
Jago menjelaskan tentang peradaban asing yang disebut "The Void Weavers," makhluk-makhluk yang dapat memanipulasi ruang dan waktu, yang kekuatannya berasal dari energi gelap alam semesta. Mereka adalah pemusnah planet, bergerak dari satu galaksi ke galaksi lain, menghancurkan peradaban yang mereka anggap "tidak layak."
"Lalu, apa yang bisa kita lakukan?" tanya Mei, setelah Jago menjelaskan ancaman itu kepada mereka. "Kita hanya beberapa pendekar bela diri di dunia yang terpencil ini."
"Kita akan bersiap," kata Jago, cahaya di dadanya berdenyut. "Aku akan mengajar kalian semua yang kubisa. Kita akan membangun pertahanan yang lebih kuat. Dan kita akan mencari sekutu."
Ini adalah tugas baru bagi Perguruan Naga Langit. Mereka tidak lagi hanya melindungi desa-desa kecil. Mereka harus bersiap untuk melindungi seluruh dunia dari ancaman intergalaksi.
Guru Tua Lung setuju. "Jago adalah perwujudan ramalan. Dan ramalan itu mengatakan bahwa ia akan membimbing kita menuju keseimbangan. Kita akan mengikuti dia."
Perguruan Naga Langit kini menjadi pusat pelatihan untuk perang yang belum terjadi. Jago melatih murid-murid dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengajari mereka cara memanipulasi Chi untuk pertahanan energi, untuk menyerang dari jarak jauh, dan bahkan untuk berteleportasi dalam jarak pendek. Ia mengajari mereka cara berkomunikasi secara telepati menggunakan Chi, agar mereka bisa berkoordinasi dalam pertempuran besar.
Ia juga menggunakan Oasis Teknologi Kuno di Puncak Terlupakan sebagai basis risetnya. Ia mengakses data-data yang lebih dalam, mempelajari tentang cara The Void Weavers beroperasi, kelemahan mereka, dan cara menghentikan mereka. Ia bahkan mulai merancang sebuah "perangkat" yang bisa mengganggu manipulasi ruang-waktu mereka.
Di tengah latihan yang intens, Jago juga belajar tentang sisi kemanusiaan. Ia mengamati interaksi antara Mei dan Ling, keceriaan Kai, dan kebijaksanaan Guru Tua Lung. Ia mulai memahami emosi, tidak hanya sebagai data, tetapi sebagai pengalaman.
Suatu sore, Jago melihat Kai sedang kesulitan dalam latihan Chi. Kai merasa frustrasi. Jago mendekat, memancarkan aura Chi yang menenangkan.
"Apa yang kau rasakan, Kai?" Jago bertanya, suaranya lembut.
"Aku... aku tidak bisa merasakan Chi dengan baik hari ini," keluh Kai. "Aku takut aku tidak akan cukup kuat saat musuh datang."
Jago mengalirkan Chi-nya ke tubuh Kai. Kai merasakan gelombang hangat yang menenangkan. "Ketakutan adalah bagian dari pembelajaran, Kai. Tapi jangan biarkan itu menghentikanmu. Chi bukan hanya tentang kekuatan. Ini tentang semangat. Ini tentang tekad."
Kai menatap Jago, lalu tersenyum. "Terima kasih, Jago."
Melihat Jago berinteraksi dengan Kai, Guru Tua Lung tersenyum. Jago telah berkembang jauh melampaui apa pun yang ia harapkan. Dari robot tanpa emosi, ia telah menjadi entitas yang memahami esensi kehidupan dan Chi.
Namun, persiapan mereka tidak luput dari perhatian. Beberapa pendekar bela diri dari perguruan lain, yang telah mendengar desas-desus tentang kekuatan baru Perguruan Naga Langit, datang untuk menyelidiki. Awalnya mereka skeptis, tetapi setelah menyaksikan demonstrasi kekuatan Jago dan murid-muridnya, mereka terkejut dan kagum.
"Kami ingin membantu," kata Master He Feng dari Perguruan Harimau Besi, setelah melihat sendiri kekuatan Jago yang luar biasa. "Ancaman yang kau bicarakan, Jagoan Besi... kami akan berdiri bersamamu."
Dengan demikian, Perguruan Naga Langit tidak lagi sendiri. Aliansi pendekar bela diri mulai terbentuk, dipimpin oleh Jago, sang Jagoan Besi yang kini adalah entitas Chi. Mereka tidak tahu kapan ancaman sejati itu akan tiba, tetapi mereka tahu bahwa mereka akan siap. Mereka akan melindungi dunia ini, dengan segala cara yang mungkin. Dan Jago, di garis depan, adalah harapan terakhir mereka.