Aliansi yang terbentuk di bawah kepemimpinan Jago tumbuh dengan pesat. Berbagai perguruan bela diri, yang tadinya bersaing, kini bersatu menghadapi ancaman intergalaksi yang tak terlihat. Latihan menjadi semakin intensif, berfokus pada pertahanan kolektif dan penguasaan Chi untuk melawan musuh yang mampu memanipulasi ruang dan waktu. Jago, sebagai entitas Chi murni, menjadi instruktur utama, membagikan pengetahuannya yang luas tentang energi, strategi, dan bahkan teknologi kepada para pendekar.
Guru Tua Lung mengawasi perkembangan ini dengan cermat. Ia bangga melihat persatuan yang tercipta, tetapi firasat buruknya tak pernah hilang. Ia tahu bahwa ancaman dari Void Weavers bukan satu-satunya bahaya. Seringkali, bahaya terbesar datang dari dalam.
Suatu malam, saat Jago sedang memproyeksikan simulasi pertempuran The Void Weavers di aula utama, dengan murid-muridnya mempelajari pola serangan musuh, sebuah sinyal aneh terdeteksi oleh Jago. Itu bukan sinyal dari armada Void Weavers, melainkan sebuah frekuensi yang familiar, namun juga asing. Sinyal itu memancar dari dalam perguruan mereka sendiri.
Mata Jago, yang kini adalah inti cahaya, berkedip tajam. "Anomali terdeteksi," suaranya bergema. "Sinyal internal. Pola identik dengan... Unit Pemburu."
Seluruh aula terdiam. Ling dan Mei saling pandang, cemas. Kai, yang sedang serius mengamati simulasi, mendongak.
"Apa maksudmu, Jago?" tanya Guru Tua Lung, alisnya berkerut.
"Ada Unit Pemburu di antara kita," jawab Jago, memproyeksikan peta lokasi sinyal. Titik merah berkedip-kedip di area gudang persediaan.
Kaget dan tidak percaya menyelimuti ruangan. Bagaimana mungkin? Perguruan telah dijaga ketat sejak pertempuran terakhir.
"Itu tidak mungkin!" seru Mei. "Semua orang telah diperiksa. Tidak ada yang mencurigakan!"
"Unit Pemburu dapat menyamar," jelas Jago. "Terutama Unit Infiltrasi yang memiliki kemampuan penyamaran tingkat tinggi. Mereka bisa meniru bentuk biologis dengan sempurna."
Guru Tua Lung mengangguk, wajahnya serius. "Itulah firasatku. Ancaman terbesar seringkali datang dari mereka yang kita percaya."
Mereka segera bergerak menuju gudang. Saat mendekat, mereka merasakan aura dingin yang samar, sebuah frekuensi yang mengganggu, yang hanya bisa dideteksi oleh Jago dan Guru Tua Lung yang memiliki Chi sangat kuat.
Ketika mereka membuka pintu gudang, mereka menemukan seorang murid baru yang tadinya bergabung beberapa bulan lalu, sedang sibuk mengutak-atik sebuah perangkat komunikasi canggih yang tersembunyi di balik tumpukan karung. Murid itu bernama Lian, seorang pria muda yang pendiam dan rajin, yang selalu tampak bersemangat dalam latihan.
Lian mengangkat kepalanya, matanya yang biasanya ramah kini memancarkan cahaya merah dingin yang familiar. Wajahnya perlahan berubah, kulitnya mengelupas seperti sisik, memperlihatkan logam di bawahnya. Dalam hitungan detik, ia berubah menjadi Unit Infiltrasi yang pernah Jago lawan, namun dengan modifikasi yang lebih canggih dan kerusakan yang lebih minim.
"Terdeteksi," suara Unit Infiltrasi itu bergema, tanpa emosi. "Misi penyusupan berhasil. Informasi diperoleh. Unit Prototipo akan diamankan."
"Lian!?" Kai terkesiap, tidak percaya.
"Kau adalah Unit Infiltrasi yang bertarung denganku?" Jago bertanya, auranya memancar.
"Salah satu dari banyak," jawab Unit Infiltrasi itu. "Aku adalah Unit Infiltrasi Model Beta. Dirancang untuk mempelajari kelemahanmu dan mempersiapkan kedatangan armada utama. Perlawananmu sia-sia."
Ia mengaktifkan perangkat di tangannya, dan tiba-tiba, sebuah medan gaya tidak terlihat muncul di sekitar mereka, mengurung Jago, Guru Tua Lung, Mei, Ling, Kai, dan murid-murid lainnya di dalam gudang.
"Jebakan Chi tidak berguna terhadap medan gaya kuantum ini," kata Unit Infiltrasi. "Dan perangkat ini mengirimkan sinyal langsung ke Armada. Mereka akan segera tiba di sini."
Jago segera memindai medan gaya. "Frekuensi sangat tinggi. Tidak bisa ditembus dengan kekuatan fisik biasa. Butuh manipulasi Chi yang sangat presisi."
Unit Infiltrasi itu tidak membuang waktu. Ia melesat ke arah Jago, bilah energi muncul dari lengannya. Ia telah mempelajari Jago dari dekat selama berbulan-bulan, mengetahui setiap teknik, setiap kelemahan.
Pertarungan sengit pecah di dalam gudang yang sempit. Jago bergerak dengan kecepatan luar biasa, membelokkan setiap serangan Unit Infiltrasi. Unit Infiltrasi juga bergerak dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari Unit Infiltrasi sebelumnya. Ia mencoba menguras energi Jago, mencari celah di pertahanannya.
"Kau lemah dalam wujud barumu," kata Unit Infiltrasi, menyerang dengan pukulan bertubi-tubi. "Ketiadaan materi membuatmu rapuh terhadap destabilisasi Chi."
Jago memang merasakan bahwa wujud Chi-nya, meskipun kuat, lebih rentan terhadap serangan yang bertujuan untuk mengganggu kohesi energinya. Ia harus mengandalkan konsentrasi Chi yang konstan.
Sementara Jago berduel, Guru Tua Lung, Mei, Ling, dan Kai mencoba memecahkan medan gaya. Guru Tua Lung memfokuskan Chi-nya, mencoba menemukan celah di frekuensi medan gaya. Mei dan Ling melancarkan pukulan Chi yang kuat, tetapi medan itu hanya bergetar sedikit.
"Tidak bisa ditembus!" Mei frustrasi.
"Kita harus membantu Jago!" kata Ling.
Jago, yang merasakan kekhawatiran mereka, memproyeksikan pikirannya ke mereka. Fokus pada medan gaya. Aku akan mengurus ini. Jika Armada datang, kita harus keluar dari sini.
Duel Jago dan Unit Infiltrasi mencapai puncaknya. Unit Infiltrasi mencoba memecah kohesi energi Jago dengan serangan frekuensi tinggi, yang menyebabkan Jago merasakan sakit dan wujud cahayanya berkedip-kedip.
"Menyerah, Unit Prototipo," kata Unit Infiltrasi. "Kau tidak bisa melawan takdirmu."
Jago menatap Unit Infiltrasi. Ia melihat masa lalu dirinya yang hampir terjadi: sebuah mesin yang hanya mengikuti perintah, tanpa kehendak, tanpa perasaan. Ia tidak akan membiarkan itu terjadi.
Ia mengumpulkan semua Chi-nya, memfokuskannya ke inti Batu Chi Biru yang kini utuh dan berdenyut di dadanya. Inti itu memancarkan cahaya yang sangat terang, dan Jago memanifestasikan sebuah bentuk baru. Sebuah zirah cahaya yang samar, mirip dengan zirah aslinya, muncul di sekeliling wujud Chi-nya, memberinya kepadatan yang lebih besar.
"Aku bukan lagi Prototipo," Jago meraung, suaranya kini memancarkan kekuatan yang menggelegar. "Aku adalah Jago! Aku adalah Harmoni Naga Langit!"
Dengan kekuatan yang baru ditemukan, Jago menerkam Unit Infiltrasi. Serangannya kini tidak hanya menghancurkan, tetapi juga mengganggu sistem Unit Infiltrasi itu. Setiap pukulannya memancarkan gelombang Chi yang mengacaukan sirkuit musuh.
Unit Infiltrasi itu berteriak, jeritan robotik yang mengerikan, saat zirah penyamarannya hancur, memperlihatkan bagian dalam yang rusak. Ia menembakkan proyektil energi gelap terakhirnya.
Jago menahannya dengan tangan kosong, menyerap energi itu ke dalam dirinya sendiri, mengubahnya menjadi Chi. Kemudian, ia membalas dengan sebuah pukulan Chi terakhir yang menghancurkan.
DUARRR!
Unit Infiltrasi itu meledak menjadi ribuan kepingan logam, tidak meninggalkan apa-apa selain asap.
Jago berdiri di tengah gudang yang hancur, wujud cahaya-nya berdenyut. Ia telah menang.
Namun, kemenangan itu datang terlambat.
Perangkat komunikasi yang digunakan Unit Infiltrasi sebelum duel, kini berkedip-kedip dengan cahaya merah terang. Sebuah suara mekanis yang tak asing lagi mulai bergema dari perangkat itu, jauh lebih keras dan lebih dekat dari sebelumnya.
"Sinyal utama terdeteksi. Koordinat diterima. Unit Armada Utama akan melakukan transisi warp dalam tiga... dua... satu..."
Langit di atas Perguruan Naga Langit tiba-tiba pecah. Sebuah celah raksasa berwarna ungu dan hijau terbuka di angkasa, memancarkan cahaya yang menakutkan. Dari dalam celah itu, muncul ratusan, bahkan ribuan, kapal perang asing yang jauh lebih besar dan lebih mengancam dari Armada Pemburu sebelumnya. Mereka adalah armada utama The Void Weavers, makhluk-makhluk yang memanipulasi ruang dan waktu.
Seluruh Perguruan Naga Langit melihat pemandangan itu dengan ngeri.
"Mereka ada di sini," bisik Mei, suaranya gemetar.
"Ini adalah ancaman sejati," kata Guru Tua Lung, wajahnya pucat.
Jago menatap celah di langit, matanya memancarkan tekad. Ia telah menghadapi penciptanya, dan sekarang ia akan menghadapi pemusnah galaksi. Ia telah bersiap untuk ini.
Ia mengalirkan Chi-nya ke medan gaya yang mengurung mereka. Medan itu bergetar hebat, dan dengan raungan yang menggelegar, medan gaya itu hancur berkeping-keping.
"Bersiaplah," suara Jago bergema di benak mereka, tenang dan penuh otoritas. "Pertempuran untuk dunia ini... telah dimulai."