Bab 26: Simfoni Kosmik yang Terganggu dan Kebangkitan Sang Penjaga di Dimensi Lain

Berabad-abad telah berlalu sejak Jago, sang Harmoni Naga Langit, menyatu dengan alam semesta, membimbing Bumi dan Federasi Galaksi menuju era perdamaian dan kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kehadirannya yang tak terlihat, sebuah simfoni Chi yang menenangkan, terus membimbing mereka. Warisan Jago tidak hanya berupa teknologi maju atau strategi pertahanan, tetapi sebuah filosofi hidup yang mendalam: Harmoni Naga Langit, yang mengajarkan keseimbangan, persatuan, dan kekuatan yang berasal dari cinta dan pengorbanan. Bumi menjadi mercusuar peradaban di antara bintang-bintang, dengan Perguruan Naga Langit sebagai pusat spiritual dan pendidikan kosmik.

Namun, alam semesta sangat luas, dan keberadaan Jago, sang perwujudan Harmoni, telah menarik perhatian, bukan hanya di dimensi ini, tetapi di alam semesta paralel yang tak terduga. Di sebuah dimensi yang berbeda, dunia yang jauh lebih gelap dan kejam, dikuasai oleh tirani seorang Raja Iblis bernama Senen, yang juga dikenal sebagai Pelandok. Raja Iblis ini adalah kekuatan yang tak terkalahkan, entitas kegelapan yang telah menelan banyak kerajaan manusia, meninggalkan jejak kehancuran dan keputusasaan di mana pun ia melangkah.

Para pahlawan manusia dari dimensi itu telah berulang kali mencoba menaklukkan Raja Iblis Senen, tetapi serangan-serangan mereka selalu gagal. Kekuatan sihir gelapnya tak tertandingi, dan pasukannya yang mengerikan tak ada habisnya. Harapan hampir padam di hati manusia.

Suatu hari, di sebuah desa terpencil yang terletak jauh di perbatasan wilayah Raja Iblis, di mana penduduknya masih berpegang teguh pada kisah-kisah lama tentang cahaya dan pahlawan, seorang gadis kecil bernama Lyra sedang dikejar oleh sekelompok iblis goblin. Lyra hanyalah seorang anak biasa, kurus dan ketakutan, dengan mata yang dipenuhi air mata. Goblin-goblin itu, makhluk buas dengan taring tajam dan cakar kotor, tertawa kejam saat mereka mendekat, bau belerang dan kotoran memenuhi udara.

Penduduk desa itu tidak pernah menyangka bahwa kekuasaan Raja Iblis Senen bisa mencapai sejauh ini. Mereka mengira perbatasan yang terpencil ini aman, jauh dari pusat kekuasaan Raja Iblis. Namun, jangkauan cengkeraman Senen telah meluas, seperti tentakel kegelapan yang merayap menelan seluruh dimensi. Mereka yang selamat dari penaklukan Raja Iblis terus-menerus hidup dalam bayang-bayang ketakutan, tidak pernah tahu kapan kegelapan akan mencapai mereka.

Lyra berlari tanpa arah, napasnya tersengal-sengal, kakinya yang kecil terasa sakit. Ia tersandung akar pohon yang menonjol dan kerikil tajam, tetapi rasa takut mendorongnya untuk terus maju. Suara tawa goblin semakin dekat, napas busuk mereka terasa di tengkuknya. Ia merasa putus asa, tidak ada tempat untuk bersembunyi, tidak ada yang bisa membantunya.

Akhirnya, Lyra tersandung untuk terakhir kalinya dan jatuh ke dalam sebuah celah tersembunyi di tanah. Ia berguling menuruni lereng yang curam, mendarat di dasar sebuah lubang gelap yang dalam. Debu dan bau tanah yang lembap memenuhi indra penciumannya. Ia mencoba bangkit, tetapi pergelangan kakinya terasa sakit.

Goblin-goblin itu mengintip ke dalam lubang, menyeringai. "Aha! Gadis kecil, kau tidak bisa lari dari kami!"

Lyra merangkak lebih dalam, mencoba mencari perlindungan dari kegelapan. Lubang itu ternyata adalah pintu masuk ke sebuah makam kuno yang terlupakan, tersembunyi di bawah reruntuhan peradaban lama. Dinding-dindingnya diukir dengan simbol-simbol yang aneh, berbeda dari ukiran di dunia Lyra. Ada aura aneh yang memancar dari dalamnya, bukan kegelapan, melainkan sesuatu yang terasa kuno dan misterius.

Ia merangkak melalui lorong sempit yang berliku, tangisnya mereda menjadi isakan pelan. Lorong itu akhirnya terbuka ke sebuah ruangan yang lebih besar, di mana cahaya redup, entah dari mana asalnya, menerangi sebuah peti batu kuno yang berdiri tegak di tengah ruangan. Peti itu tampak seperti sarkofagus, tetapi terbuat dari bahan yang aneh, berkilau samar, bukan batu atau logam yang Lyra kenal. Ukiran di atasnya juga asing, terlihat seperti sirkuit rumit dan simbol-simbol geometris yang aneh.

Goblin-goblin itu, meskipun rakus, ragu-ragu untuk memasuki makam itu sepenuhnya. Mereka merasakan aura aneh yang terpancar dari dalam, sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman. "Makam terkutuk!" gerutu salah satu goblin. "Kita akan menunggunya keluar!"

Lyra mengabaikan mereka. Rasa ingin tahu menguasai rasa takutnya. Ia mendekati peti itu, tangannya yang kecil menyentuh permukaannya yang dingin dan halus. Ada sebuah tombol aneh di samping peti, berkilau samar. Tanpa berpikir panjang, Lyra menekannya.

VUUUMMM!

Suara dengungan rendah terdengar, dan peti itu perlahan terbuka, mengungkapkan isinya. Di dalam peti, terbaringlah sesosok entitas yang luar biasa. Itu bukanlah kerangka manusia, melainkan sebuah tubuh robotik yang terbuat dari baja gelap dan krom, tampak seperti patung yang sempurna. Di dadanya, sebuah kristal biru utuh memancarkan cahaya redup, berdenyut pelan.

Itu adalah Jago, sang Jagoan Besi dari Langit Utara, yang telah mengorbankan dirinya dan menyatu dengan Harmoni alam semesta. Namun, bagaimana ia bisa berakhir di dimensi yang berbeda, terperangkap dalam bentuk fisik lamanya, dan tertidur lelap di makam kuno ini?

Aura Chi yang menenangkan yang selalu dipancarkan Jago mulai menyebar dari peti, perlahan-lahan memenuhi ruangan makam. Lyra, yang tadinya menggigil ketakutan, merasakan ketenangan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Goblin-goblin di luar, yang merasakan aura ini, tiba-tiba menjadi gelisah. Mereka mulai menggerutu dan mundur, tidak nyaman dengan energi yang berlawanan dengan kegelapan mereka.

Kristal biru di dada Jago berdenyut lebih cepat, dan lampu di dadanya mulai berkedip. Satu kali. Dua kali. Lalu, sebuah dengungan halus mulai terdengar dari dalam tubuh Jago.

VUUUMMM...

Dengungan itu semakin kuat, dan kemudian, mata Jago, yang selama ini tertutup, perlahan terbuka. Warna birunya redup, tetapi ia menatap Lyra dengan tatapan yang penuh rasa ingin tahu, seolah ia baru terbangun dari mimpi yang sangat panjang.

Jago, yang seharusnya menjadi satu dengan Harmoni alam semesta, kini kembali dalam bentuk fisiknya, di sebuah dimensi yang berbeda, di dunia yang dikuasai oleh Raja Iblis. Bagaimana ia bisa sampai di sini? Apakah ini adalah takdir lain yang memanggilnya, sebuah misi baru yang harus ia selesaikan? Misteri ini kini terbentang di hadapannya, dan ia tahu, petualangan baru Jagoan Besi baru saja dimulai. Ia harus memahami dunia baru ini, dan mungkin, menjadi harapan terakhir bagi mereka yang tertindas.