Setelah Desa Lyra bangkit dari reruntuhan dengan tembok kokoh dan cahaya listrik, Jago tidak berhenti. Ia menyadari bahwa untuk benar-benar melindungi desa dan memastikan keberlangsungan hidupnya di dunia yang penuh kegelapan ini, ia harus mengubahnya menjadi benteng kemajuan. Langkah pertamanya, yang paling mengejutkan, adalah membangun tempat tinggal yang layak bagi Lyra dan dirinya sendiri.
"Lokasi optimal untuk tempat tinggal: Titik tertinggi di tengah desa. Memberikan pengawasan maksimal dan visibilitas yang baik," suara Jago bergema di benak Lyra suatu pagi.
Tanpa banyak bicara, Jago mulai bekerja. Penduduk desa terbiasa dengan kecepatan dan efisiensi Jago, tetapi kali ini, mereka menyaksikan sesuatu yang melampaui pemahaman. Dengan kekuatan yang tak terbatas dan presisi yang memukau, Jago mulai menyusun balok-balok batu besar, memahatnya dengan detail yang rumit, dan mengangkatnya ke tempat yang telah ia tentukan. Tidak ada cetak biru, tidak ada pekerja lain, hanya Jago yang bergerak seperti tarian mekanis yang sempurna.
Dalam hitungan hari, di tempat tertinggi di tengah desa, sebuah mansion megah mulai berdiri. Bangunannya terbuat dari batu kokoh, dengan arsitektur elegan yang menggabungkan kemegahan klasik dengan sentuhan fungsional modern. Jendela-jendela besar menghadap ke empat penjuru mata angin, dan atapnya melengkung indah, seolah sebuah mahkota bagi desa. Ketika mansion itu akhirnya selesai, Lyra dan para warga hanya bisa menatapnya dengan mata terbelalak. Mereka tidak percaya kalau Jago bisa membangun mansion sebesar dan semewah itu dalam waktu secepat kilat.
Mata Lyra mulai meneteskan air mata, bukan karena sedih, melainkan karena gejolak emosi yang bercampur aduk. Mansion itu, dengan kemegahan dan kemewahannya, mengingatkan Lyra pada mansion yang pernah ia tinggali bersama orang tuanya, sebelum tragedi menimpanya. Rasa nyaman dan aman yang telah lama hilang kini kembali membanjiri hatinya. Jago, yang mengamati reaksi Lyra, mengaktifkan sensor internalnya untuk mendeteksi gelombang emosi. "Emosi kompleks terdeteksi: Nostalgia, kebahagiaan, rasa aman."
"Ini... ini indah sekali, Jago," bisik Lyra, air mata mengalir di pipinya. "Terima kasih."
Bukan hanya mansion yang ia bangun, Jago juga mulai merekonstruksi seluruh desa. Ia membangun kembali rumah-rumah warga menjadi rumah modern, kokoh, dan jauh lebih nyaman dari gubuk-gubuk sebelumnya. Setiap rumah modern itu dilengkapi dengan sistem otomatis pengaturan suhu, sebuah inovasi yang membuat penduduk desa terheran-heran. Jika suhu di luar dingin atau panas ekstrem, suhu di dalam ruangan akan tetap sama, yang membuat sejuk sepanjang musim. Sebuah keajaiban yang membuat hidup mereka jauh lebih nyaman.
"Ini seperti rumah peri!" seru seorang anak kecil saat merasakan sejuknya udara di dalam rumah yang panas terik di luar.
Malam hari, setelah seharian bekerja keras, Jago akan mengumpulkan anak-anak desa di aula besar di mansionnya. Di bawah cahaya lampu listrik yang terang, Jago akan mengajarkan mereka ilmu pengetahuan dasar: tentang matematika, fisika, astronomi, dan prinsip-prinsip di balik teknologi yang ia ciptakan. Ia akan memproyeksikan diagram dan visualisasi dari matanya, menjelaskan konsep-konsep yang rumit dengan cara yang sederhana, meskipun bagi anak-anak itu, semua itu tetap terasa seperti sihir yang menarik.
Pagi-pagi sekali, Jago akan mengajarkan ilmu beladiri dan aliran Chi kepada Lyra. Ia mengajari Lyra gerakan-gerakan yang presisi, cara merasakan dan memanipulasi energi internalnya. Lyra adalah murid yang cepat, menyerap setiap ajaran Jago dengan antusiasme yang membara. Anak-anak desa yang lain, yang melihat Lyra berlatih dengan sosok baja yang kini berwajah tampan itu, mulai terinspirasi. Mereka perlahan ikut mengikuti latihan, meniru gerakan Lyra dan mencoba merasakan "energi" yang Jago bicarakan. Jago mengamati, merasa puas. Ia melihat benih Harmoni mulai tumbuh di hati mereka.
Di sudut desa yang dekat dengan tembok benteng, Jago membangun sebuah bengkel besar. Di sana, dengan peralatan yang ia ciatankan dari bahan-bahan lokal, Jago mulai membuat beberapa barang yang mengubah hidup sehari-hari warga: kulkas untuk menyimpan makanan agar tidak cepat busuk, mesin cuci untuk memudahkan pekerjaan rumah tangga, kompor listrik yang lebih efisien dari api kayu, dan peralatan listrik lainnya yang membuat hidup mereka lebih mudah.
Dengan peralatan listrik tersebut, para warga, terutama para ibu-ibu, sangat menyukainya. Mereka mengagumi kemudahan yang dibawa oleh benda-benda "sihir" Jago. Pekerjaan rumah tangga yang tadinya memakan banyak waktu dan tenaga kini menjadi lebih ringan.
"Ini adalah berkah dari Jagoan Besi!" seru seorang ibu rumah tangga, sambil mengeluarkan makanan dingin dari kulkas.
Jago tidak hanya berfokus pada teknologi. Ia juga membangun fondasi ekonomi yang kuat untuk desa. Ia membangun pertanian modern, dengan sistem irigasi otomatis yang disalurkan dari kincir air. Ia juga mengembangkan perkebunan, perikanan, dan bahkan peternakan dengan metode yang efisien. Dengan begitu, pasokan makanan sudah teratasi sepenuhnya, bahkan berlebih. Jago mengajarkan para warga cara perawatan perkebunan dan lainnya dengan metode modern, bagaimana mengoptimalkan panen, dan bagaimana beternak secara berkelanjutan. Desa itu kini mandiri dalam hal pangan.
Namun, Jago tahu bahwa kemakmuran ini harus dilindungi. Oleh karena itu, ia menciptakan sesuatu yang revolusioner bagi desa itu: senjata api. Ia membangun sebuah pabrik kecil di dalam bengkelnya dan mulai memproduksi pistol Colt M1911 (AS) untuk para warga. Ia mengajarkan mereka cara menggunakannya untuk berburu dan membela diri.
Dengan senjata api, para warga sangat senang. Kini, saat mereka berburu di dalam hutan, mereka berhasil mengalahkan para goblin yang mereka temui dengan mudah, tanpa perlu mendekat dan menghadapi risiko cedera. Senjata api juga membuat perburuan sapi liar yang sudah ditangkap menjadi lebih mudah, memastikan pasokan daging yang stabil untuk desa.
Desa itu, dengan tembok benteng yang begitu luas dan besar, kini terlihat seperti kota yang begitu besar dari kejauhan. Kenyataan di dalamnya, tanah begitu luas dengan hanya sebagian kecil yang ditempati oleh rumah-rumah modern dan fasilitas lainnya. Ada banyak ruang untuk tumbuh dan berkembang. Dengan tembok yang kokoh dan perlengkapan modern, para warga merasa tenang dan aman, sebuah perasaan yang sudah lama hilang dari kehidupan mereka.
Meskipun Jago sudah menjelaskan kepada mereka tentang listrik, tentang bagaimana kulkas bekerja, atau tentang mekanisme senjata api, para warga masih menganggap semua itu adalah sihir yang dibuat oleh Jago. Lampu yang menyala di malam hari, dinginnya kulkas, kecepatan peluru—semua itu adalah manifestasi dari kekuatan magis Jagoan Besi bagi mereka.
"Dia memang penyihir terkuat di dunia!" bisik seorang anak saat melihat lampu jalan menyala otomatis.
Jago hanya bisa menggelengkan kepalanya yang berwajah tampan, senyum samar di bibirnya. Ia tahu bahwa pemahaman membutuhkan waktu, terutama di dunia yang begitu terikat pada sihir dan mitos. Ia tidak keberatan disebut penyihir, selama itu berarti mereka merasa aman dan bahagia.
Melihat semua perubahan yang dibawa Jago, kemakmuran yang tumbuh, dan keamanan yang terjamin, semua warga desa sepakat. Mereka berkumpul di aula besar mansion Jago, dan tanpa ragu, mereka mengangkat Jago sebagai kepala desa mereka. Jago, sang Jagoan Besi dari Langit Utara, kini adalah pemimpin mereka, pelindung mereka, dan pembimbing mereka menuju masa depan yang cerah di tengah kegelapan yang menguasai dimensi ini.