Ketegangan menyelimuti udara seperti awan badai saat wajah pengawal memerah karena pertanyaan Isabelle. Aku mengamatinya dengan cermat, memperhatikan bagaimana tangannya berkedut ke sisinya—tanda khas seseorang yang terbiasa meraih senjata saat ditantang.
"Nona LeRoux tidak bisa berada dalam bingkai yang sama dengan... orang biasa," katanya, matanya melirik acuh tak acuh antara Isabelle dan aku. "Itu mengencerkan citra merek."
Aku tidak bisa menahan tawa, yang hanya membuat kerutannya semakin dalam.
"Ada yang lucu?" dia menuntut.
"Hanya memikirkan betapa rapuhnya 'citra merek' ini," jawabku, mengambil gigitan lobsterku dengan perlahan yang disengaja.
Wanita bertopeng—Vivian LeRoux—maju ke depan, parfumya tercium di meja kami seperti awan yang mengganggu. "Castro, tangani ini," dia memerintah sebelum berbalik.