The Prisoner

"Uups... Ada penyusup ya?"

"Raagnol... buka pintunya, lalu larilah ke hutan di selatan kerajaan. Aku akan mengalihkan perhatiannya di sini." Bisik sang prajurit kepada Raagnol.

Prajurit itu memberikan sekumpulan kunci itu kepada Raagnol, dan membiarkan Raagnol yang membukanya.

"Aksi penyelamatan? Dan... sekarang kau berlagak sebagai pahlawan? Hah! penyusup tetaplah penyusup."

Kapten Raztro berlari mendekat. Dengan pedangnya yang ia keluarkan dari belakangnya, ia menghunuskannya menuju Raagnol.

Dengan cepat, Sang prajurit menangkis pedangnya. Terjadi pertarungan sengit antara mereka berdua. Sementara Raagnol masih fokus untuk membuka pintu itu.

Entah kunci yang keberapa, pintu itu akhirnya terbuka. Dibalik pintu itu terlihat jelas ada sebuah tangga menuju ke atas.

Raagnol pun bimbang, apakah ia harus meninggalkan prajurit itu di sini.

"PERGILAH... TAK USAH PEDULIKAN AKU!" Prajurit itu berteriak dengan lantangnya.

Tanpa berpikir dua kali, Raagnol pun mengikuti arahan prajurit itu.

Tepat sebelum menyelesaikan langkah pertamanya. Kapten Raztro menebas prajurit itu, dengan cepat ia berlari menuju Raagnol.

Raagnol hanya berdiri mematung, menyaksikan semua itu.

Kapten Raztro mengayunkan pedangnya tepat ke leher Raagnol dan...

"Huh? Ada... apa ini? Kenapa aku tidak bisa bergerak?"

Kapten Raztro membeku di tempat, pedangnya masih terangkat, berhenti tepat sebelum menebas leher Raagnol.

Ia pun menyadari dirinya sudah terlilit rantai di sekujur tubuhnya. Rantai itu mencengkram tubuhnya dengan erat.

"Bagaimana Rasanya Huh?" gumam sang prajurit dengan suara lirih. Tangannya masih gemetar, menahan rasa sakit, tapi juga menahan amarah.

"Sihir? HAHAHAHA... Kau menggunakan sihir untuk melawanku?" Kapten Raztro tertawa dengan kerasnya.

Satu per satu rantai yang melilitnya mulai terputus. Kapten Raztro mengeluarkan tenaganya untuk melawan kekangan rantai yang melilitnya.

Raagnol tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Kapten Raztro melawan sihir hanya dengan tenaganya. Ia tidak bisa membayangkan seberapa kuat Kapten Raztro.

"CEPAT LARI!" Seru prajurit itu.

Dengan memanfaatkan keadaan, Raagnol pun berlari menaiki tangga itu. Sinar matahari mulai terlihat. Dan di ujung tangga itu, Raagnol melihat dunia luar.

Ia sadar bahwa penjara ini, tidak berada di ibu kota kerajaan, melainkan di luar kerajaan. Bahkan tidak ada prajurit yang berjaga diluar, sepertinya jalan keluar ini bukanlah jalan keluar utama.

Tanpa berlama-lama, Raagnol pun berlari sekuat tenaga menuju hutan yang disebut oleh si prajurit.

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama, Akhirnya Raagnol sampai ke hutan itu. Tidak ada siapa pun disekitarnya. hanya ada pohon-pohon yang mengelilinginya dan suara kicauan burung terdengar.

"Siapa dia?"

"Kenapa dia menolongku?"

Raagnol mempertanyakan apa yang telah terjadi sebelumnya, ia bahkan tak sempat berterima kasih kepada prajurit itu. Namun ia bersyukur masih bisa selamat dari hukuman mati yang bakal menimpanya. Tapi yang jelas, Raagnol sadar bahwa sekarang dia sudah menjadi buronan kerajaan.

Raagnol menatap kedua tangannya, ia masih tidak percaya bahwa ia adalah seorang penyihir.

Raagnol mengarahkan tangan kanannya ke sebuah pohon di depannya. Seakan-akan ia bakal mengeluarkan bola api dari tangannya. Namun, tidak ada apapun yang terjadi. Setitik cahaya pun nihil.

"Huh...."

"Sepertinya hanya omong kosong. Atau... aku yang tidak tahu cara menggunakan sihir?"

Raagnol mengela napas, dan kebingungan soal semua ini.

"Kelihatannya aku harus menunggu di sini, entah sampai kapan..."

Raagnol pun duduk di sebuah batu dan pasrah untuk menunggu. Ia tidak tahu harus menunggu sampai kapan. Namun, ia merasa kelelahan setelah berlari tadi, dan memutuskan untuk beristirahat saja di sini.

Tampak langit mulai gelap, Raagnol mencoba untuk menyalakan api. Ia mengumpulkan ranting-ranting kayu dan dedaunan yang berserakan. Lalu mengumpulkan menjadi satu. Dengan dua buah batu, Raagnol hantamkan kedua batu itu. Percikan api muncul. Ia mencobanya lagi, dan api kecil pun muncul dan lambat laun membesar.

Dengan dingin udara malam yang berhembus, Raagnol duduk sendirian dan hanya ditemani api unggun yang ia buat.

Namun tanpa ia sadari, sesuatu sedang mengintainya dari kegelapan di balik pepohonan.