Chapter 1 - Langkah Tanpa Akhir Dimulai

Chapter 1: Langkah Tanpa Akhir Dimulai

Di sebuah kota besar bernama Riselia, seorang remaja wanita bernama Seika melangkah dengan santai melewati lorong-lorong perkotaan yang dipenuhi lampu neon dan papan reklame raksasa. Seika adalah anak yatim piatu yang hidup sederhana. Ia bekerja paruh waktu di berbagai tempat untuk memenuhi kebutuhannya, meski sebenarnya tidak terlalu memusingkan urusan uang.

"Yah, hidup ya begini aja. Makan, kerja, tidur, ulangi," gumam Seika sambil mengunyah roti isi yang dibelinya dari toko pinggir jalan.

Meski kehidupannya tampak biasa, Seika memiliki satu rahasia: ia adalah kandidat tidak resmi untuk menjadi Defender. Namun, ia sama sekali tidak tertarik menjadi pahlawan. Ia hanya ingin hidup damai.

Suatu hari, Seika sedang bersantai di sebuah kedai kecil sambil scrolling marketplace di ponselnya. Matanya terpaku pada sebuah iklan barang rongsokan langka.

[Rare Item: Model Robot L-88. Lokasi: Gudang Besi Tua – Diskon 90%]

"Robot, ya? Kayaknya seru nih buat dikoleksi," pikir Seika sambil mengusap dagunya. Tanpa pikir panjang, ia langsung membelinya.

Beberapa jam kemudian, Seika tiba di tempat yang tertera di deskripsi. Gudang itu tampak terbengkalai, dipenuhi bau karat dan oli basi. Tumpukan besi tua menggunung seperti labirin.

"Barangnya di mana ya? Nggak ada yang jaga pula."

Saat ia mengitari sudut gudang, matanya menangkap sosok robot yang setengah tertimbun. Robot itu sudah berkarat, tapi desainnya mencolok dan unik. Di dadanya tertera kode [L-88: Unit Support Tactical].

"Ini dia," ucap Seika sambil menepuk-nepuk badan robot itu. "Lumayan, masih bisa dijadikan pajangan."

Namun tiba-tiba, lampu di mata robot itu menyala.

"Sistem… reboot… selesai. Selamat siang, Pemilik. Saya adalah L-88, asisten taktis Anda."

"Hah? Ini… aktif?"

"Verifikasi pemilik. Identitas: Seika. Hubungan: Majikan. Misi: Melindungi."

"Eh, eh, tunggu. Aku cuma beli buat koleksi, bukan buat jadi bosmu."

"Proses pembatalan tidak tersedia. Kontrak telah terkunci secara permanen."

"Waduh, aku dibohongi marketplace?"

"Memulai pemindaian lingkungan… Ancaman terdeteksi dalam radius 1 kilometer. Mengaktifkan mode pengawalan."

Seika yang belum paham apa yang terjadi, mendengar suara ledakan dari kejauhan. Tanpa aba-aba, L-88 langsung menarik Seika dan membawanya melompat ke atap gedung.

"Eh, eh, robot ini nekat banget!"

Dari atas, Seika melihat lima Destroyer elit menyerang kota. Mereka adalah pasukan khusus yang dikenal sebagai Tangan Hitam. Kelima orang itu masing-masing memiliki julukan:

Vargus: Pengendali gravitasi

Rynell: Ahli manipulasi suara

Zeith: Pengendali logam cair

Mira: Pengguna ilusi dan racun

Draxen: Petarung jarak dekat dengan kekuatan fisik gila

"Oke, ini di luar ekspektasi… Mereka levelnya bukan buat ditonton sambil makan popcorn."

Pasukan Defender segera berdatangan, termasuk lima pahlawan tingkat menengah yang bertugas di sektor ini:

Arden: Ahli tombak dengan jurus "Spear Vortex: Typhoon Edge"

Leona: Penyembuh dan pelindung, "Healing Ward: Sanctuary Ring"

Garrick: Pengendali api dengan jurus "Flame Barrage: Ember Fang"

Hilda: Pemegang perisai dengan jurus "Iron Guard: Aegis Break"

Vayne: Pengguna belati cepat dengan jurus "Shadow Step: Mirage Slash"

"Ini gawat," gumam Seika, "Mereka pahlawan tingkat menengah, tapi lawannya lima elite Destroyer? Bukan tandingan."

Arden maju paling depan, mengayunkan tombaknya dan menciptakan pusaran angin yang memotong bangunan di sekitarnya.

"Spear Vortex: Typhoon Edge!"

Pusaran itu menghantam Vargus, tapi Vargus hanya tersenyum tipis. "Graviton Crush."

Dengan jentikan jarinya, gravitasi di sekitar pusaran Arden terdistorsi, membalikkan serangan ke arah tim Defender sendiri. Leona cepat-cepat mengaktifkan pelindungnya, tapi efeknya hanya menahan sebagian kecil serangan.

"Sanctuary Ring!"

"Kuh! Bahkan dengan pelindung, dampaknya tetap besar!" seru Leona sambil menahan serangan balik.

Draxen maju dengan kecepatan luar biasa, mengangkat pahlawan bernama Garrick dan melemparkannya ke tumpukan kendaraan.

"Kalian… kayak serangga yang ngotot pengen hidup."

"Kamu pikir kami segampang itu dikalahkan?!" teriak Garrick yang bangkit dan mengeluarkan jurus "Flame Barrage: Ember Fang!"

Api bertubi-tubi meluncur ke arah Draxen, tapi Zeith muncul dan membentuk dinding logam cair yang menyerap api tersebut.

"Tsk. Satu di cover, yang lain nyerang. Mereka benar-benar tim elit," gumam Seika sambil menonton dari atas gedung.

L-88 melaporkan, "Probabilitas kemenangan Defender saat ini: 12%. Saran: evakuasi."

"Gila juga… Tapi aku nggak bisa cuma nonton."

Seika memeriksa kantongnya dan menemukan sebuah kunci kecil yang ia dapat bersama pembelian robot tadi.

"Kunci ini… kayak familiar…"

L-88 menambahkan, "Kunci itu adalah aktivator Override Mode untuk unit L-88. Anda dapat mengakses sistem pertempuran manual."

"Jadi… aku bisa pakai kamu kayak mecha?"

"Koreksi. Saya bukan mecha. Saya adalah sistem berbasis simbiosis. Anda akan mengontrol saya secara penuh, namun resikonya adalah…"

"Udah, gas aja. Nggak sempat denger resiko."

Seika langsung mengaktifkan Override Mode. Tubuhnya terselimuti armor ringan dengan antarmuka hologram di sekelilingnya.

"Sinkronisasi: 85%… Mode bertarung diaktifkan."

Seika melompat ke medan pertempuran dengan kecepatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia mendarat tepat di depan Draxen.

"Siapa bocah ini?" Draxen menyipitkan mata.

"Aku? Ehm… ya orang iseng aja."

Seika langsung mengayunkan tangan yang dilapisi sistem L-88. Sebuah tebasan energi biru melesat cepat.

"Skill Awal: Blade Pulse!"

Draxen menahan dengan lengan, tapi tebasan itu memotong lapisan pertahanannya dan melemparkannya mundur beberapa meter.

"Wah, lumayan juga, ya," ujar Seika sambil tersenyum kecil"

Vargus memperhatikan Seika dengan lebih serius. "Unit itu… bukan teknologi biasa."

"Ancaman baru terdeteksi. Memperbarui probabilitas kemenangan Defender: 48%."

Arden yang sudah nyaris putus asa menatap Seika dengan harapan baru. "Siapa kamu sebenarnya?!"

"Aku? Hanya orang yang lagi pengen beli cemilan, tapi malah nyasar ke medan perang."

"…Serius amat jawabanmu!"

Pertarungan pun semakin sengit. Zeith dan Mira mulai bergerak, membentuk kombinasi serangan yang membahayakan Defender. Namun Seika dan L-88 berhasil menahan serangan demi serangan, sambil perlahan-lahan menekan pasukan Destroyer.

Tapi…

"Unit L-88 memperingatkan. Batas sinkronisasi maksimal tersisa 5 menit sebelum sistem overheat."

"Waduh, jadi ada timer juga, ya?"

Seika menatap ke depan. Senyumnya perlahan melebar.

"Yasudah, kalau gitu… Mari kita selesaikan ini sebelum waktuku habis."

To be continued…