Chapter 2: Babak Kedua yang Menentukan
"Waktu tersisa: lima menit. Sinkronisasi dalam status optimal."
Suara L-88 bergema di telinga Seika, yang kini berdiri tegap di medan perang. Angin kencang menyapu rambutnya, puing-puing beterbangan, dan lima Elite Destroyer mulai mengatur ulang formasi.
"Kita buang-buang waktu," gumam Seika sambil mengencangkan genggaman pada pedang energi birunya.
Vargus memberikan sinyal. Lima Destroyer kini mulai bekerja sama dengan pola serangan yang jauh lebih terkoordinasi.
"Sistem, hitung ulang probabilitas kemenangan."
"Probabilitas kemenangan Defender turun menjadi 35%. Lawan mulai beradaptasi."
"Tch. Kalau gitu, mari kita percepat."
---
Serangan Terkoordinasi
Zeith memulai serangan dengan membentuk tombak logam cair yang berputar dan melesat ke arah Seika.
"Iron Lance: Spiral Pierce!"
Seika melompat ke samping, tapi Mira sudah menunggu, melepaskan kabut racun tebal.
"Toxic Veil: Midnight Bloom."
"L-88, filter asap!"
"Aktif. Sistem pernapasan dialihkan."
Seika menebas kabut dengan tebasan horizontal.
"Blade Pulse: Crescent Sweep!"
Namun, dari balik kabut, Rynell memecah udara dengan gelombang suara mematikan.
"Sonic Break: Echo Collapse!"
Gelombang menghantam Seika, memaksanya terpental. Saat itulah Draxen melompat dengan kecepatan gila, tinjunya diarahkan lurus ke perut Seika.
"Smash Fist: Titan Impact!"
Seika menahan serangan dengan lapisan perisai hologram, tapi dampaknya tetap menggetarkan seluruh tubuhnya.
"Kau mulai kesulitan, bocah," cibir Draxen.
"Aku? Aku cuma pemanasan."
Dengan cepat, Seika mengaktifkan Phantom Step: Double Mirage, meninggalkan dua bayangan palsu yang membuat Destroyer kehilangan target.
---
Serangan Balik
"Waktu tersisa: 3 menit 30 detik."
Seika memanfaatkan celah dan meluncur ke arah Mira, menebas bahunya hingga racunnya berhenti mengalir.
Zeith mencoba melindungi Mira, tapi Seika sudah mengaktifkan Blade Overload: Zero Slash, sebuah tebasan energi tipis yang menembus pertahanannya.
"Sial!" Zeith terdorong mundur.
Draxen dan Vargus segera menyerang dari dua sisi, memaksa Seika bertarung sambil bergerak gesit.
"L-88, hitung jarak dan kecepatan mereka."
"Draxen: Kecepatan 120 km/jam. Vargus: Gravitasi sekitar tubuh -50%. Saran: serangan balasan dalam 2 detik."
Seika berputar, menebas pukulan Draxen dan memantulkan batu besar ke arah Vargus.
"Blade Pulse: Rebound Fang!"
Vargus mengubah gravitasi untuk memantulkan batu itu, namun Seika sudah tiba tepat di depannya dan meluncurkan Pulse Kick: Impact Shockwave yang menghantam dada Vargus keras hingga ia terpental.
"Satu tumbang, empat lagi."
---
Persatuan Defender
Para pahlawan yang sebelumnya terpojok mulai bangkit. Arden, Leona, Garrick, Hilda, dan Vayne mulai menyerang bersamaan.
"Kalau sekarang, kita bisa bantu dia!"
"Spear Vortex: Typhoon Edge!"
"Healing Ward: Sanctuary Ring!"
"Flame Barrage: Ember Fang!"
"Iron Guard: Aegis Break!"
"Shadow Step: Mirage Slash!"
Serangan mereka membantu Seika mendorong mundur pasukan Destroyer.
---
Pertarungan Klimaks
"Waktu tersisa: 1 menit 45 detik."
Rynell melepaskan suara frekuensi rendah yang membuat tanah bergetar.
"Resonance Rupture: Sonic Burst!"
"L-88, perkuat stabilitas tubuh!"
"Diterima. Stabilitas meningkat 50%."
Seika melompat menembus gelombang suara dan menebaskan Blade Pulse: Starline Cross, menciptakan bekas tebasan berbentuk X di dada Rynell.
Mira berusaha menyerang dari belakang, tapi Seika menggunakan Pulse Shift: Shadow Counter, membalikkan serangan dan mendorong Mira ke tanah.
"Waktu tersisa: 50 detik."
Hanya tersisa Draxen yang masih berdiri. Ototnya membesar, napasnya memburu.
"Aku tidak akan kalah dari bocah sepertimu!"
Seika tersenyum kecil.
"Aku juga nggak ada rencana kalah hari ini."
Draxen dan Seika beradu tinju dan pedang dalam kecepatan tinggi, pukulan demi pukulan, tebasan demi tebasan.
"Waktu tersisa: 10 detik."
Seika melompat tinggi, memusatkan seluruh energi ke dalam satu serangan pamungkas.
"Blade Pulse: Final Horizon!"
Tebasan cahaya biru yang membelah langit, menghantam Draxen dengan kekuatan penuh.
"Override Mode: Waktu habis. Sistem akan ditutup."
L-88 menarik Seika keluar dari armor tepat sebelum tubuhnya ambruk ke tanah.
Draxen terkapar, tidak bergerak.
Arden dan yang lainnya segera menghampiri Seika.
"Kau luar biasa! Siapa sebenarnya kamu?!"
"Aku? Cuma orang biasa yang kebetulan beli barang diskon."
Seika tersenyum lelah, sebelum akhirnya pingsan di tengah medan yang kini dipenuhi sinar matahari.
To be continued...