Chapter 6 : Sepatu Angin Dan Sarung Tangan Pelindung

Setelah pertarungan sengit melawan Large Magma Slime, Seika tak membuang waktu untuk kembali ke markas asosiasi. Tubuhnya masih terasa pegal, namun semangatnya justru semakin membara.

"Kalau aku ingin bertahan di pertarungan seperti itu, aku butuh lebih dari sekedar armor murahan dan kecepatan setara suara," gumam Seika sambil berjalan di koridor markas.

L-88 yang terus menempel di pundaknya menimpali, "Berdasarkan hasil analisis, peningkatan agility akan sangat signifikan jika Tuan mendapatkan perangkat pendukung tambahan."

"Ada rekomendasi?"

"Tentu. Di sisi utara distrik Riselia, terdapat dungeon tingkat menengah bernama 'Relic Chamber'. Konon di dalamnya tersimpan dua item yang sesuai dengan pola pertempuran Tuan."

"Dungeon lagi? Baiklah, kapan kita berangkat?"

"Saat ini."

Tanpa banyak basa-basi, Seika langsung berangkat ke Relic Chamber. Dungeon itu berada di bawah reruntuhan tua dengan jalur yang bercabang dan penuh teka-teki.

Seika melewati lorong-lorong yang terkesan berdebu dan gelap. Beberapa jebakan muncul, namun dengan kecepatan dan reaksi yang sudah terasah dari latihan sebelumnya, ia berhasil menghindarinya dengan gesit.

"Ini udah kayak taman bermain dibandingkan pertarungan kemarin," gumam Seika sambil tersenyum tipis.

Setelah menelusuri beberapa jalur sempit, ia tiba di sebuah ruangan besar dengan sebuah peti di tengahnya. Peti itu memancarkan cahaya biru, menandakan bahwa isinya adalah item langka.

"Sinyal stabil. Peti itu tidak memiliki perangkap," laporan L-88.

Seika membuka peti itu perlahan. Di dalamnya terdapat dua sepatu logam berdesain ramping dan dua sarung tangan mekanik dengan cakram kecil di telapak tangannya.

[Item Ditemukan: Windbreaker Boots & Twin Core Shield Gloves]

"Sepatu angin dan sarung tangan perisai?" Seika memeriksa sepatu itu terlebih dahulu. "Desainnya ringan, cocok buat nambah agility."

L-88 menambahkan, "Windbreaker Boots dapat meningkatkan percepatan hingga 300% saat Tuan mengaktifkan mode tempur. Twin Core Shield Gloves memungkinkan Tuan memunculkan dua perisai setengah tubuh di masing-masing tangan dengan daya tahan tinggi."

"Bagus. Aku butuh sesuatu untuk bertahan, bukan cuma menyerang."

Seika mengenakan perlengkapan itu dan seketika terasa aliran energi baru yang melesat di kakinya. Langkahnya menjadi lebih ringan, hampir seolah gravitasi berkurang.

"Wah, ini serius… Aku merasa kayak bisa menembus angin."

"Dengan peningkatan ini, kecepatan Tuan dapat melampaui suara secara stabil."

"Melampaui suara, huh? Nggak sabar buat coba."

Lanjut ke jalur berikutnya, Seika melatih sinkronisasi Windbreaker Boots dan sarung tangan baru miliknya. Ia mulai berlari mengelilingi dungeon dengan kecepatan yang bahkan membuat suara ledakan kecil terdengar tiap kali ia berakselerasi.

"Aku belum pernah secepat ini!" serunya sambil menembakkan Pulse Shot dari telapak tangannya ke target dummy yang muncul di sepanjang jalur.

Dengan kecepatan barunya, ia mulai menembak target sambil berlari. Setiap tembakan tepat sasaran, dan serangan balasan dummy nyaris tak pernah mengenai Seika yang sudah bergerak terlalu cepat.

"Akurasi meningkat sebesar 60% dalam kecepatan ini. Perisai juga dapat muncul dalam 0,2 detik," lapor L-88.

Seika mengangkat tangannya, memanggil dua perisai berwarna biru transparan yang muncul di telapak tangan. "Shield Deploy!"

"Daya tahan perisai mampu menahan serangan kaliber sedang hingga dua serangan berturut-turut."

"Bagus, aku nggak mau jadi samsak lagi kayak kemarin."

Setelah menguasai dasar penggunaan item baru, Seika menembus jalur tersembunyi dan tiba di sebuah ruangan yang tampaknya tidak tercatat di peta.

"Ruangan ini… L-88, apa ada data?"

"Tidak terdeteksi dalam database. Kemungkinan area tersembunyi."

Seika melangkah masuk perlahan. Ruangan itu kosong, hanya terdapat sebuah ukiran di dinding yang menunjukkan sosok bertopeng yang memegang dua senjata unik.

"Entah kenapa aku merasa ini bukan sekadar ukiran."

"Kemungkinan ini adalah catatan tentang pengguna item tingkat tinggi. Rekomendasi: Tuan harus berhati-hati."

"Iya, aku nggak pengen tiba-tiba ketemu slime raksasa versi lebih gila."

Setelah memeriksa sekitar dan memastikan tidak ada bahaya, Seika meninggalkan ruangan itu. Namun, pikirannya masih tertuju pada ukiran misterius tadi.

"Mungkin nanti aku bakal nemu jawabannya."

Dengan kecepatan barunya dan perlengkapan yang lebih baik, Seika melangkah keluar dari dungeon dengan semangat baru, siap menghadapi tantangan berikutnya.