Bayang Bayang Dibalik Cahaya

Bab 5 – Bayang-bayang di Balik Cahaya

---

Kabut pagi mulai menipis saat aku melangkah keluar dari guild. Udara masih menyisakan embun dingin, namun hatiku terasa hangat. Hari itu, aku seharusnya menjalani hari biasa seperti sebelumnya… tapi takdir berkata lain.

"Pagi, Tatsumi!"

Mirka melambaikan tangan dari jendela guild. Di sampingnya, Ruu terlihat sibuk mencatat laporan misi. Irena hanya mengangguk kecil tapi sorot matanya kali ini berbeda.

Seolah… ada sesuatu yang sedang mereka sembunyikan.

---

🧭 Panggilan dari Guild Master

Garm menatapku dari balik meja kayu besar di ruang dalam. Kali ini, tak ada peta. Tak ada papan misi. Hanya surat bersegel dan wajah serius.

> "Kami menerima permintaan langsung dari wilayah luar.

Desa Perbatasan Elden… mengalami wabah misterius."

Aku terdiam.

> "Banyak penyembuh telah dikirim. Tapi tak satupun berhasil menyembuhkan. Beberapa bahkan tak kembali."

Ia menyodorkan surat itu padaku.

> "Tatsumi. Aku ingin kau yang pergi. Tapi bukan hanya karena kekuatanmu aku ingin kau menyelidiki sesuatu."

---

🕊️ Perjalanan ke Elden

Aku tak sendiri. Dua orang lainnya ikut denganku:

Kara penyihir muda dari cabang barat. Pendiam, tapi kuat dan cermat.

Leo mantan ksatria kerajaan, kini petualang bebas. Ia menyebut dirinya "pengawal pembelot".

Perjalanan kami menembus lembah dan hutan. Tak ada monster. Tapi rasa tidak nyaman seperti membekas di udara.

"Wabah ini… bukan alami," kata Kara perlahan.

Aku menoleh. "Apa maksudmu?"

Ia menunjuk bunga kering yang kami lewati.

> "Tanah ini… sudah tercemar sihir darah."

---

🏘️ Desa Elden

Saat tiba di Elden, kami langsung disambut dengan keheningan. Tak ada suara ayam, tak ada anak-anak yang berlarian.

Tapi di pusat desa, tenda-tenda putih berdiri. Bau obat dan herba menusuk hidung. Di dalamnya, para penduduk berbaring lemas, kulit mereka pucat kehijauan. Luka-luka misterius menyebar seperti terbakar dari dalam.

> "Tolong… penyembuh…"

Aku berlutut di samping seorang anak kecil. Tanganku terulur.

Tapi begitu cahaya hijau muncul… tubuh anak itu kejang hebat, lalu pingsan kembali.

> "Apa…? Penyembuhanku… ditolak?"

---

Munculnya Pendeta Aneh

Saat aku masih bingung, suara tenang memanggil dari belakang.

> "Penyembuhan biasa… tidak akan berhasil."

Seorang pria muda dengan jubah abu-abu berdiri di bawah pohon. Matanya tajam, senyumnya sopan.

> "Aku Pendeta Kelas Kedua dari Gereja Pusat. Namaku Serell."

Kara dan Leo langsung siaga. Aku hanya menatapnya.

> "Apa kau tahu penyebab wabah ini?"

"Kami menyebutnya Tanda Darah Terbalik," jawabnya.

"Kutukan yang hanya muncul ketika dunia mencoba menyembuhkan sesuatu yang ingin tetap rusak."

> "Itu... bukan jawaban."

"Maka carilah sendiri jawabannya. Tapi berhati-hatilah, Tatsumi."

"Dunia ini tidak suka penyembuh yang terlalu kuat."

Ia tersenyum samar… lalu pergi, menghilang di balik kabut.

---

⚠️ Malam di Elden

Malam itu aku terjaga. Suara langkah samar terdengar dari luar tenda.

Saat aku mengintip… aku melihat salah satu pasien yang seharusnya lumpuh, berjalan sendiri ke luar desa. Matanya kosong. Tubuhnya meneteskan darah.

Aku mengejarnya, hingga ke tepi hutan.

Dan di sana aku melihatnya.

> Simbol aneh bersinar di tanah, dan tubuh itu jatuh tak bernyawa, seperti boneka habis pakai.

Aku tak mengerti sepenuhnya. Tapi aku tahu satu hal:

> Wabah ini bukan penyakit. Ini percobaan.

Dan kami adalah saksi tak diinginkan.

---

Saat kembali ke tenda, aku tak bisa tidur.

> "Penyembuhan… harusnya menyelamatkan.

Tapi kenapa... rasanya ada yang ingin menciptakan kehancuran lewatnya?"

Aku mengepalkan tangan.

Dan untuk pertama kalinya, aku sadar…

Aku tidak hanya menyembuhkan luka. Aku akan membongkar kegelapan di baliknya.

---