Cahaya Yang Seharusnya Tidak Ada

Bab 6 – Cahaya yang Tidak Seharusnya Ada

---

🌫️ Desa yang Merintih

Kabut pagi menggulung pelan di atas Desa Elden.

Tidak ada nyanyian burung, tak ada suara cangkul atau tawa anak-anak. Semua tertelan dalam kesunyian yang mematikan.

Aku duduk di pinggir ranjang seorang anak laki-laki yang tubuhnya menggigil. Luka merah menyebar di kulitnya seperti akar yang tertanam dari dalam. Cahaya hijau dari tanganku menyala... lalu padam.

> Penyembuhan gagal.

Lagi.

---

🧠 Kilas Balik – Percikan Kecurigaan

Kara dan Leo berdiri tak jauh dariku, diam menatap. Mereka tahu... ini bukan penyakit biasa. Ini semacam sihir. Tapi bukan sihir biasa juga.

Kara menelusuri simbol yang kulihat semalam di luar desa.

"Simbol ini... identik dengan yang ditemukan dalam Manuskrip Terlarang Gereja Tua. Simbol 'Fluktuasi Reversal'."

"Apa itu?" tanyaku.

"Simbol yang digunakan dalam percobaan sihir penyembuhan terbalik... untuk menyerap kehidupan, bukan memulihkannya."

Leo menggertakkan gigi. "Mereka mengorbankan warga desa untuk eksperimen."

---

🧥 Kedatangan Serell – Sang Pendeta Abu-abu

Pagi ketiga di Elden. Kabut belum juga hilang.

Serell datang.

Kali ini, ia mengenakan jubah yang berbeda dengan bordir lambang gereja berbentuk mata terbuka di dada. Di belakangnya, dua pria bersenjata sihir berdiri diam.

"Mulai hari ini, wilayah ini berada di bawah perlindungan dan pengawasan Gereja Pusat," katanya datar.

Leo menolak, "Kau datang untuk menutup-nutupi eksperimen biadab ini."

Serell tersenyum tipis. "Kami datang untuk melindungi keseimbangan. Dan... untuk menilai sebuah anomali."

Matanya menatapku.

> "Seseorang... sepertimu."

---

🧬 Uji Mana – Terungkapnya Kebenaran

Malam itu, aku diam-diam dipanggil Serell ke bukit luar desa.

Ia mengeluarkan sebutir kristal transparan.

> "Kristal Resonansi Mana. Aku ingin tahu... seberapa 'selaras' kau dengan dunia ini."

Aku tahu maksudnya. Tapi aku tak mundur. Aku menyentuhnya.

Sekejap, kristal itu berubah menjadi ungu pekat, lalu retak.

> "Tepat seperti dugaan kami," katanya lirih.

"Fluktuasi manamu... bukan berasal dari Elaria."

---

📜 Ramalan Tersembunyi – Cahaya dari Dunia Lain

Serell duduk, menatap bintang.

"Puluhan tahun lalu... kami menemukan bagian hilang dari Naskah Putih. Ramalan kuno yang disembunyikan oleh pendiri Gereja Pusat."

Ia membaca perlahan:

> 'Ketika darah tertumpah bukan dari perang, tapi dari penyembuhan

maka akan muncul satu tangan asing, yang menyembuhkan tanpa ilmu,

tanpa kontrak, dan tanpa hukum.

Ia adalah cahaya tanpa akar, harapan sekaligus ancaman.'

"Dan kemudian… datanglah kau, Tatsumi."

---

Investigasi Rahasia – Insiden Renveil

Aku terdiam.

Serell melanjutkan, "Kami punya pengamat di setiap gereja desa. Ketika kau menyembuhkan di Renveil tanpa mantra… tanpa tanda, tanpa bayaran... kami tahu."

Ia membuka gulungan sihir. Dalamnya, tampak rekaman ilusi dari sihir surveillance tangan Tatsumi menyembuhkan Milia, lalu membentuk cahaya hijau yang tidak dikenal sistem dunia ini.

> "Apa kau tahu?" katanya pelan.

"Penyembuhanmu… tidak diklasifikasi oleh 9 cabang sihir penyembuh manapun. Kau… adalah kategori ke-10."

---

Konfrontasi dan Penolakan

Aku bangkit. "Jadi kau ingin... membunuhku?"

"Bukan. Tapi mengurungmu. Menjauhkanmu dari dunia. Karena kekuatanmu bukanlah milik dunia ini. Dan jika dibiarkan... bisa merusak segel."

"Segel?" aku mengernyit.

Ia menatapku lebih dalam. "Sudah cukup, Tatsumi. Kau tidak seharusnya ada. Kembalilah ke balik tirai sejarah, sebelum semuanya runtuh."

Aku menatap telapak tanganku.

> Cahaya hijau muncul.

Tapi kali ini… cahaya itu bergetar. Seperti… takut?

---

⚔️ Bentrokan Pertama

Leo dan Kara datang tepat saat Serell akan mengucap mantra pengikat.

"Kau menyentuhnya, kami anggap itu deklarasi perang," kata Leo tajam.

Serell tertawa pelan. "Baiklah. Dunia akan segera memilih siapa yang pantas menyembuhkan… dan siapa yang hanya berpura-pura menyelamatkan."

Lalu ia menghilang dalam kabut… meninggalkan ancaman.

---

Jalan yang Tak Bisa Kembali

Kami meninggalkan Elden saat kabut pagi masih bergelayut rendah.

Langkah kaki kami menimbulkan suara gemerisik pelan di jalan berbatu. Tak ada kata-kata. Tak ada tawa. Hanya suara angin dan kenangan yang menggantung di udara.

Aku menoleh sekali lagi ke belakang. Desa Elden… tempat yang hampir menjadi makam pertamaku.

Leo berjalan di sampingku. "Kau yakin ingin menuju Aurielle?"

Aku mengangguk pelan.

> "Aku harus tahu… kenapa tanganku bisa menyembuhkan...

dan kenapa dunia seperti ingin mematahkannya."

Kara menatapku dengan mata yang lebih lembut dari biasanya.

> "Jawaban mungkin tak selalu menyelamatkan. Tapi... kadang ia memberi arah."

Aku menarik napas panjang, lalu tersenyum tipis.

> "Aku tidak tahu kemana semua ini akan berakhir...

tapi aku tahu satu hal aku tidak akan lari."

---