Bab 58 - Sentuhan Terlarang, Panggilan Menakutkan
Aku mondar-mandir di sepanjang kantorku, kemarahan memuncak dengan setiap langkah. Kaelen sudah keterlaluan. Menggunakan kekuasaannya untuk menghancurkan karier Liam melanggar setiap batasan profesional dan etika. Tanganku gemetar saat memeriksa jam tangan—hampir tiga puluh menit sejak Liam pergi, dan masih belum ada tanda-tanda Kaelen.
Di mana dia? Aku sudah mengiriminya tiga pesan yang menuntut untuk bertemu dengannya segera.
Ponselku bergetar. Bukan Kaelen, tapi Liam: "Ada kabar baru?"
Perutku melilit. Aku sudah berjanji untuk membereskan kekacauan ini, tapi bagaimana bisa ketika Kaelen sengaja menghindariku?
Pintu kantor tiba-tiba terbuka. Kaelen berdiri di ambang pintu, sosoknya yang besar memenuhi ruangan. Dia mengenakan setelan abu-abu tua yang memeluk sempurna bahu lebarnya, mata hijaunya menelusuriku dengan tatapan predator yang selalu membuat kulitku merinding.
"Kau ingin bertemu denganku?" Suaranya dalam, tanpa beban.