Bab 53 - Fajar Klaim Obsesi
Jari-jari Kaelen menelusuri lingkaran lambat di pinggul telanjangku saat aku berbaring tak bergerak, berpura-pura tidur. Beratnya tatapannya membakar kulitku. Aku berjuang untuk menjaga nafasku tetap teratur, putus asa menunda menghadapi akibat dari apa yang telah terjadi di antara kami.
"Aku tahu kau sudah bangun, pasangan kecilku," gumamnya, suaranya membawa nada sombong yang kini kutakuti.
Aku tetap menutup mataku, berpegang pada momen kedamaian palsu ini.
Tangannya meluncur ke atas sisi tubuhku, jari-jarinya menyentuh lekuk payudaraku. "Debar cepat nadimu selalu membongkar penyamaranmu."
Dengan enggan kubuka mataku dan menemukan Kaelen bertumpu pada satu siku, menatapku dengan kepemilikan yang tak disembunyikan. Mata hijaunya berkilau dalam cahaya pagi yang redup yang menembus tirai.
"Berapa lama kau sudah mengawasiku tidur?" tanyaku, menarik seprai lebih tinggi untuk menutupi diriku.