Pesan Seorang Idola, Kemarahan Seorang Anak

Elara mengamati putrinya yang mondar-mandir di sekitar meja dapur. Cora memeriksa ponselnya untuk kelima kalinya dalam tiga menit, wajah mungilnya mengerut cemas.

"Kenapa dia tidak menjawab?" Cora bergumam, melirik layarnya lagi.

"Siapa?" tanya Elara, meletakkan semangkuk sereal di depan kursi Cora.

"Bibi Vivi." Nada Cora terdengar ketus. "Dia ada balapan besar hari ini, tapi dia belum membalas pesan semoga beruntung dariku."

Elara memperhatikan pakaian Cora—jeans desainer dengan hiasan batu di sepanjang sisinya dan crop top merah muda cerah yang terlalu dewasa untuk anak seusianya. Putrinya bahkan berusaha menata rambutnya seperti gaya gelombang berantakan khas Vivienne. Kemiripan itu membuat perut Elara menegang.

"Mungkin dia sedang sibuk bersiap-siap," Elara menyarankan dengan lembut. "Balapan membutuhkan konsentrasi yang intens."

Cora cemberut. "Dia selalu membalas pesanku. Selalu."

Ketika ponsel Cora tetap diam, dia membantingnya ke meja. "Ini salahmu!"