Elara mencengkeram pegangan tangga, buku-buku jarinya memutih saat ia berusaha keras mendengarkan percakapan di bawah. Lorong itu cukup gelap untuk menyembunyikan keberadaannya, memungkinkannya tetap tidak terlihat di pendaratan tangga.
"Aku tidak bersembunyi, Sabrina," jawab Damien dengan nada ketus. "Hanya menunggu dia tidur."
Elara kini mengenali suara itu—adik perempuan Damien, Sabrina Thorne. Selalu blak-blakan, tidak pernah melembutkan kata-katanya.
"Sama saja," Sabrina mencibir. "Kau menghindari istrimu. Bukan berarti aku menyalahkanmu. Seluruh pengaturan ini memang canggung."
"Ini hanya sementara," kata Damien dengan nada mengabaikan.
"Seberapa sementara? Kau sudah menggantung-gantungkannya selama bertahun-tahun." Hak sepatu Sabrina berbunyi click-click di lantai marmer saat ia mondar-mandir. "Vivienne menyebutkan kau akan menemuinya besok pagi."
"Benar."
"Dan Elara? Bagaimana dengan pekerjaannya di Thorne Industries?"