Culun

Sesampai nya mereka di asrama kampus Starkey.

"Sudah sampai. Cornelia.....Aku cukup mengantarkan mu di depan gerbang sini saja kan?" Ujar Rei.

"Te-terimakasih Rei." Sahut Cornelia yang tertunduk malu dan terbata bata.

"Sama sama. Ini kacamata mu..... Besok kita bertemu di Universitas. " Jawab Rei memberikan kacamata milik Cornelia yang dia simpan karena sedikit ribet saat di pakai bersamaan dengan helm fullface.

"I-iya... Sekali lagi, terimakasih yah. Kalau tidak ada kamu, Sean, dan Risyad di sana tadi.... Aku tidak tau bakal jadi seperti apa nantinya... " Lanjut Cornelia dan di jawab oleh Sean dan Risyad yang tersenyum. 

Sesaat kemudian, seorang satpam yang menjaga gerbang asrama kampus Starkey datang karena mendengar suara motorsport milik Rei.

"Kamu sudah pulang? Kenapa sampai segini malam nya? Kamu darimana saja nak? Saran bapak, jangan terlalu sering pulang malam, perhatikan kesehatan kamu." Tanya seorang satpam.

"Iya paman. Terimakasih saran nya. " Jawab Cornelia.

"Dia pulang malam karena ada sesuatu hal pak satpam. Di waktu dia mau pulang. Dia di ganggu oleh beberapa preman. " Sahut Rei.

"A-anda??? Tuan muda Rei? Nak! Kamu tidak apa apa?! Syukurlah jika tuan muda Rei yang bersama kamu! " Ucap satpam tersebut yang terkejut saat melihat wajah Rei dan mengetahui bahwa Cornelia di ganggu oleh preman.

"Huh? Tuan muda? Rei? Dan sedari tadi aku penasaran kenapa group Valhalla terlihat baik membantu dan berteman dengan Rei? Padahal aku dengar dari beberapa orang, group motor itu dulunya terkenal sangat beringas dan suka berbuat masalah. Siapa sebenarnya Rei?? " Batin Cornelia yang kebingungan.

"Li-liya tidak apa apa kok paman. Lihat, Liya tidak ada luka sedikitpun hehe. " Jawab Cornelia yang memperlihatkan kedua tangan nya.

"Dan tolong jangan panggil saya tuan muda pak satpam. Panggil saja saya Rei. " Tanya Rei sembari tersenyum.

"I-iya tu... Eh... Nak Rei. Terimakasih banyak telah menjaga mahasiswi dan berkenan mengantarkan nya kembali ke asrama. " Jawab pak satpam menundukkan badan nya.

"Eh.... Jangan begitu pak. Ini hanya kebetulan saja waktu saya sedang night ride bersama teman teman saya dan bertemu dengan nya. Oiya..... Ini sudah malam, saya pamit dulu pak. Tolong antarkan Cornelia ke kamar nya yah. " Ujar Rei berpamitan.

"Siap nak Rei. Terimakasih, saya pasti akan mengantarkan nya. " Jawab pak satpam.

Sesaat kemudian. Rei pun pergi dan sembari berjalan menuju asrama, satpam tersebut yang masih penasaran kenapa Cornelia bisa akrab dengan Rei pun menanyakan beberapa pertanyaan.

"Liya kan namamu? Sepertinya kalian baru saja bertemu, tapi kenapa kamu bisa akrab dengan nya? Kamu tidak tau kah kalau nak Rei itu sangat susah untuk dekat dengan orang lain selain orang yang dia full percayai? " Tanya pak satpam.

"Liya tidak tau paman. Tadi waktu Liya pulang dari kerjaan. Liya di ganggu dan di bawa oleh beberapa preman ke gang dekat kerjaan Liya. Dan di sana Liya di paksa melayani mereka. " Jawab Cornelia.

"Melayani mereka?!! Biadab sekali mereka! Terus bagaimana? Kamu tidak sampai mengalami hal yang tidak di inginkan kan? " Tanya pak satpam yang geram dan tambah penasaran.

"Tidak paman. Di waktu itu datanglah Rei bersama dua temannya. Dan satu di antara teman nya itu mengenakan jaket yang bertuliskan Valhalla di belakang nya. Mereka bertarung dan setelah mengalahkan para preman itu, mereka membawa Liya ke minimarket dan menanyakan beberapa hal yang kemudian Liya di antarkan pulang oleh Rei. " Lanjut Cornelia menjawab.

"Hmm..... Valhalla...... Bukannya Valhalla terkenal dengan group motor yang suka mengacau? Apakah BSC Riders berhasil menaklukkan Valhalla sehingga Valhalla berteman dengan nak Rei? " Gumam satpam tersebut.

"BSC Riders? Itu apa paman? " Tanya Cornelia.

"BSC Riders itu adalah group motor yang terkenal paling kuat di antara semua group motor di kota Navy ini. BSC Riders juga memiliki hubungan dengan pihak kepolisian yang bertugas mengamankan kota Navy dari para preman dan group motor pembuat onar. Dan nak Rei adalah ketua atau pemimpin dari BSC Riders. Dan asal kamu tau, keluarga nak Rei juga adalah keluarga paling kaya di kota Navy ini dan juga ayah nya adalah pendiri kampus Starkey." Jelas pak satpam yang membuat Cornelia sangat terkejut.

"Hah?!! Paman serius?!! " Ucap Cornelia sedikit berteriak karena terkejut.

"Hustt.... Jangan teriak teriak Liya, ini sudah malam. " Sahut satpam.

"Paman serius? Berarti..... Aku sudah lancang menaiki motor mahal nya itu dan memeluk nya waktu di bonceng karena Rei membawa motor nya sedikit ngebut..... Aku jadi takut..... Bagaimana ini paman?? Lia takut jika Rei tidak menyukai nya paman.. " Gumam Cornelia yang ketakutan.

"Tenang lah, hal itu tidak akan terjadi. Paman tau nak Rei itu bagaimana. Apalagi terhadap korban bullying seperti kamu, Jadi jangan khawatir... Paman juga minta maaf yah, padahal sudah jelas kamu korban bullying tapi paman tidak bisa berbuat apa apa karena paman hanya seorang satpam penjaga asrama. " Lanjut satpam merasa bersalah.

"Tidak apa apa paman. Paman mau berbicara dengan saya pun sudah membuat saya merasa sangat bersyukur. " Jawab Cornelia yang memang baru saja mendaftar dan masuk di kampus Starkey.(istilah nya MABA hehe.....)

"Yasudah. Ini sudah malam, silahkan masuk ke kamar asrama mu. Jangan lupa besok pagi kamu ada kelas, jangan malam malam tidurnya. Paman akan kembali ke pos penjagaan. " Ujar satpam yang memberikan kunci kamar nya Cornelia dan sesaat kemudian satpam tersebut kembali ke pos nya.

"Sungguh gadis baik hati dan sangat beruntung yah.... Aku seperti berbicara dengan kembaran anakku yang katanya juga korban bullying di sekolah waktu dulu.... Ah sudah lah, semoga anakku juga bisa kuat seperti Cornelia ini. Sehat selalu Cornelia. " Batin pak satpam yang merasa bangga terhadap Cornelia yang kuat menghadapi bullying yang dia terima.

Sesat setelah satpam pergi. Cornelia pun masuk ke asrama dan pergi ke kamarnya.

"Padahal baru saja beberapa hari semenjak kedatangan ku di asrama. Aku jadi kangen dengan ayah Ayah... Semenjak kecelakaan waktu dulu dan ibu masih tetap di rawat di rumah sakit sampai saat ini..... Ayah bagaimana keadaan nya? Aku khawatir akan keadaan ayah yang tiba tiba pamit bekerja dan sampai saat ini ayah belum pulang juga.... " Batin Cornelia yang merindukan sosok ayah nya. 

*

*

*

*

Keesokan harinya. Cornelia pun bersiap berangkat ke kampus dan sudah ada di gerbang untuk pamitan ke pak satpam yang akrab dengan nya.

"Paman. Liya berangkat dulu. " Ucap Cornelia berpamitan.

"Iya. Semangat kuliah nya yah! " Jawab pak satpam.

Sesampai nya di kampus. Cornelia yang sedang duduk di bangku nya pun langsung di hampiri oleh Eveline dan teman teman nya.

"Ehem.... Selamat pagi culun... Si culun ini pagi sekali berangkat nya yah, kemana saja tadi malam? Asik sekali seperti nya di bonceng lelaki yang memakai motorsport hitam itu. Pelanggan baru mu kah itu? Jika iya, pasti bayaran nya tinggi yah.... Sini dong uang nya...." Tanya Eveline dengan nada mengejek yang langsung menghampiri Cornelia bersama teman teman nya, sosok yang terus membully Cornelia semenjak masih sekolah.

"Di-dia bukan pelanggan. A-aku tidak membuka jasa seperti itu.....Dia hanya pembeli di minimarket tempat aku bekerja. Dan.... Bagaimana bisa kamu tau bahwa aku pulang di antar oleh orang itu? " Jawab Cornelia menundukkan kepala nya karena takut menatap wajah Eveline.

"Wah.... Si culun ini tidak tau yah? Aku mempunyai banyak teman di asrama. Wajar saja jika aku mengetahui nya! " Sahut Eveline sembari menarik kacamata Cornelia.

"Ja-jangan Eveline, tolong kembalikan kacamataku... " Ucap Cornelia yang ingin mengambil kacamata pemberian ibu nya sewaktu kecil.

"Tolong kembalikan kacamataku...... Hahahaha...... Tidak akan lah! Enak saja.... Kalau mau, berlutut lah dan cium sepatu ku!! Baru aku kembalikan!! " Bentak Eveline yang di lanjutkan oleh tawa teman teman kelas nya.

Cornelia yang langsung diam tertunduk tak berani melawan dan bersiap akan berlutut. Sesaat kemudian, Rei yang tak sengaja melihat kejadian tersebut langsung datang bersama dengan Risyad dari belakang Eveline yang membuat semua orang di kelas menjadi terdiam, dan Risyad pun langsung mengambil kacamata milik Cornelia.

"Rei?? Risyad?? Ke-kenapa kalian... " Tanya Eveline yang perkataan nya langsung di potong oleh Risyad.

"Diamlah! " Sahut Risyad yang langsung menatap tajam ke arah Eveline.

Setelah Risyad mengambil kacamata milik Cornelia dari tangan Eveline, Rei pun langsung mengulurkan tangan nya dan membantu Cornelia untuk berdiri.

"Rei? " Tanya Cornelia yang terkejut dengan kedatangan Rei dan Risyad nya.

"Cornelia... Kamu tidak perlu melakukan hal yang merendahkan harga dirimu seperti ini. Apalagi di depan banyak orang. " Jawab Rei.

Cornelia hanya terdiam karena bingung akan menjawab seperti apa, di satu sisi dia sangat bersyukur atas kedatangan Rei dan teman teman nya, dan di satu sisi dia takut kalau Eveline marah dan tambah mengganggu nya.

"Oh... Jadi kamu yah yang selama ini mengganggu Cornelia. Apa salah nya dia sehingga kamu terus mengganggu nya? " Tanya Risyad yang terus memandang tajam ke arah Eveline.

"Risyad! A-aku tidak bermaksud untuk mengganggu nya, a-aku tadi hanya ingin mengembalikan kacamata nya.." Ucap Eveline yang panik.

"Eveline. Bisa kau jelaskan apa maksud mu berbuat seperti ini?" Tanya Rei dengan nada datar dan tatapan dingin mengarah ke Eveline.

"Ka-kamu bicara apa Rei? Aku hanya bercanda tadi... Serius.... Aku hanya ingin Cornelia mampu melawan rasa takut nya.. " Jawab Eveline yang semakin panik.

"Memang nya si culun ini bisa melawan rasa takutnya kepadaku? " Batin Eveline meremehkan Cornelia.

"Ka-kalau begitu... Aku pergi dulu!! Ayo teman teman! Kita pergi saja dari kelas ini, sebentar lagi kelas kita juga akan di mulai!! " Ucap Eveline yang langsung pergi ke kelas nya karena memang Eveline dan Cornelia berbeda ruang kelas.

"Rei.... Risyad.... Terimakasih.. " Ucap Cornelia sembari memakai kacamata nya.

"Sama sama..... Duduk lah, mulai hari ini. Belajarlah untuk mengatakan kata tidak kepada hal yang merugikan mu. Tidak baik jika kamu terus seperti ini. " Sahut Rei.

"I-iya Rei... A-aku akan berusaha.. " Jawab Cornelia.

"Lain kali, pukul langsung saja orang seperti Eveline itu, jika tidak kamu lawan. Dia akan terus menerus mengganggu mu.. " Ujar Risyad ikut memberi saran.

"Te-terimakasih saran nya Risyad.... " Jawab Cornelia yang tersenyum tipis dan masih tertunduk.

*di pintu masuk kelas, Sean dan Valen yang baru saja masuk pun langsung mendatangi Rei dan Cornelia. *

"Rei? Risyad? Ada apa ini? Kenapa kalian bisa ada di kelas ini?" Tanya Sean.

"Kami hanya ingin menemui Cornelia.... Ternyata dia satu kelas dengan mu yah?" Ucap Rei balik bertanya.

"Bukan Rei. Kamu lupa kah jika hari ini ada penggabungan kelas karena kelas ekonomi yang akan di renovasi dan para mahasiswa dan mahasiswi nya sementara di pindahkan ke sini bergabung dengan kelasku? " Tanya Valen.

"Oh iya aku lupa. Kalau begitu, kita pergi dulu yah. Kelas ku akan di mulai sebentar lagi, sampai bertemu lagi Sean, Valen.... Cornelia. " Ucap Rei berpamitan.

"Iya.... Nanti jangan lupa kita berkumpul di kantin yah!! Ada sesuatu hal yang ingin ku sampaikan!! " Ujar Valen yang di jawab Rei dengan melambaikan tangan nya pertanda Rei setuju.

Kelas pun di mulai selama beberapa jam, setelah beberapa pembelajaran dan dosen pergi karena waktu nya mahasiswa dan mahasiswi di kelas pagi akan pulang. Sean dan Valen pun bertanya tanya kepada Cornelia.

"Hei kamu masih ingat aku? Cornelia kan namamu? " Tanya Sean.

"I-iya... Aku hampir lupa, terimakasih banyak karena kemarin malam kamu juga ikut menyelamatkan ku... Aku tidak tau akan jadi seperti apa jika tidak ada kalian bertiga. Dan.... Maaf, siapa namamu? " Jawab Cornelia.

"Ah iya.. Aku lupa memperkenalkan diri dengan benar... Aku Alexander Sean. Panggil saja Sean. " Ucap Sean memperkenalkan diri.

"Salam kenal Sean. Aku Cornelia Freya Vanisa Tamara. " Sahut Cornelia.

"Hmm... Kamu tidak ingin berkenalan denganku? " Tanya Valen.

"I-iya tuan. Siapa nama tuan? " Tanya Cornelia.

"Hehehe...... Jangan panggil tuan. Geli sumpah. Aku Valen Weasley. Panggil saja Valen.... Salam kenal yah.... Aku harap kita bisa berteman. " Jawab Valen.

"Salam kenal Valen.... Umm.... Ka-kalian berdua tidak malu? " Tanya Cornelia yang langsung membingungkan Sean dan Valen.

"Malu?" Gumam Sean yang bingung.

"Kenapa harus malu? " Tanya Valen.

"Karena..... Karena aku yang terkenal si culun yang miskin, a-aku takut kalian akan di ejek jika berteman dengan si culun yang miskin ini. " Jawab Cornelia.

"Oh.... Kenapa harus malu? Kita semua itu sama, sama sama hidup dan makan nasi kan? Dan juga.... Memang nya ada yang berani mengejek kita jika berteman denganmu? " Tanya Sean.

"Hehehe.... Sudah.... Rei dan Risyad pasti sedang kesal karna kita berlama lama di sini.... Yuk ke kantin! Sudah waktunya pulang juga... Cornelia, kamu juga ikut yah, Rei meminta ku untuk menyampaikan pesan nya kepadamu.. " Ucap Valen yang menunjukkan handphone nya yang sedang chatting dengan Rei.

"Ke-kenapa Rei memintaku untuk kesana? " Tanya Cornelia yang bingung.

"Hhmm.... Ntah lah, coba tanyakan langsung saja kepadanya.... Yuk ah aku juga sudah lapar nih. " Sahut Valen yang berjalan keluar kelas di susul oleh Sean.

"Cornelia? Ayo. Rei sudah menunggu di kantin, jangan takut, Rei bukan orang yang suka menggigit. " Lanjut Sean mengajak Cornelia yang terlihat seperti sedikit ragu. 

"I-iya! Tunggu sebentar! " Jawab Cornelia yang mengemas buku buku nya dan langsung menyusul Sean dan Valen menuju kantin.