Malam keenam di gua itu sunyi.
Li Zhen duduk bersila di depan api kecil. Cahaya nyalanya menari di wajah penuh luka dan bekas jahitan darah. Di belakangnya, Yue Xian terlelap dalam keadaan masih lemah.
Namun sesuatu berubah malam itu.
Darah di dada Li Zhen berdenyut hebat, seolah ada sesuatu yang hendak meledak dari dalam. Tubuhnya gemetar. Nafasnya terputus-putus. Rasa terbakar menjalar dari pusat hatinya ke seluruh tubuh.
“Arghhh!!”
Ia jatuh ke lantai, menggigit bibir hingga darah menetes. Tapi darah itu tak jatuh ke tanah, melainkan mengalir naik—membentuk pola melingkar di udara seperti ukiran kuno.
Dan dari pusaran darah itu…
Sebuah suara muncul. Suara lembut… suara ibunya.
“Zhen… Zhen… dengarkan Ibu. Jika suatu hari kau bertahan… maka kau akan menemukan kebenaran. Jangan biarkan dendammu membutakan segalanya. Carilah makam kita di bawah akar Dunia Langit—di sana Ibu meninggalkan segalanya…”
“Dan satu nama… satu musuh sejati kita: Huang Tianyu.”
Li Zhen terdiam. Napasnya tercekat.
Nama itu—Huang Tianyu—adalah pemimpin besar dari Sekte Langit Suci, pria yang selama ini ia kira hanya nama samar. Tapi kini…
“Jadi kaulah dalangnya…”
---
Di sisi lain: Yue Xian Terbangun
Yue Xian tersentak dari tidurnya. Ia melihat tubuh Li Zhen dikelilingi pusaran darah berapi, matanya bersinar hitam, dan bayangan wajah seorang wanita mengambang di belakangnya.
“Ini… ini bukan kultivasi biasa… Ini teknik darah terlarang… dan warisan roh kutukan…”
Namun tak ada rasa takut di wajah Yue Xian. Ia malah mendekat.
Dan di saat Li Zhen hampir kehilangan kesadaran, tangan Yue Xian menyentuh dahinya.
“Tenang… aku akan bantu menstabilkan darahmu…”
Li Zhen ingin menepis, tapi kekuatan Yue Xian lembut, seperti embun yang meredam api.
Dan untuk pertama kalinya, kultivasi darahnya berhenti menggila.
---
Saat Pagi Datang
Li Zhen terbangun di pagi hari, tubuhnya lemas tapi lebih ringan.
Yue Xian duduk di sisi gua, memandang langit redup.
“...Kenapa kau bantu aku?” tanya Li Zhen.
Yue Xian tersenyum lemah. “Karena… aku tak ingin satu-satunya orang yang menyelamatkanku… berubah menjadi iblis yang bahkan tak mengenal dirinya sendiri.”
Li Zhen menggertakkan gigi.
“Jangan harap kau bisa mengubah jalanku.”
“Aku tak akan mencoba. Tapi setidaknya… aku bisa mengingatkanmu bahwa kau masih manusia.”
---
Namun percakapan itu terpotong.
Tanah bergetar.
Udara berubah tajam.
Li Zhen memejamkan mata.
“Ada empat… tidak, lima orang. Murid tingkat dalam… dari Sekte Langit Suci.”
Yue Xian menggenggam pedang rapuhnya.
“...Mereka mencium jejak kita.”
“Mereka datang untuk membunuhku. Tapi mereka tak tahu… kali ini bukan aku yang terkubur.”
Li Zhen berdiri.
Darahnya kembali mendidih.
Tato kutukan di tubuhnya bersinar merah.
Dan bisikan ibunya terus berputar di telinganya.
“Temukan makam kami… dan hancurkan Huang Tianyu.”
---
“Kau boleh datang dengan seribu pedang... Tapi aku akan membalas dengan satu luka dari seribu kutukan.”