Bab 6: Pemutus Takdir

Langit mendung di atas Gunung Yulan berubah menjadi merah darah.

Li Zhen berdiri diam di hadapan makam keluarganya, menggenggam gulungan kutukan terakhir ibunya—Tangan Ketiga dari Neraka.

Gulungan itu bukan sekadar teknik.

Ia merasakan jiwanya ditarik ke dalam dimensi mimpi kelam, tempat jiwa ibunya meninggalkan pesan terakhir, tertulis dengan darahnya sendiri.

“Zhen… jika kau membuka kutukan ini, maka kau tidak akan pernah kembali menjadi manusia seutuhnya.

Tangan Ketiga dari Neraka akan memberimu kuasa menghapus satu hukum dunia…

…dan sebagai gantinya, satu kenangan paling berarti bagimu akan lenyap selamanya.”

“Ingatlah, kutukan ini bukan kekuatan. Ini adalah pilihan.”

---

Perenungan dan Keputusan

Li Zhen terdiam di dalam gua itu.

Yue Xian berdiri tak jauh, meremas tangannya.

“Kalau kau menggunakannya… kau bisa melupakan siapa saja. Bahkan ibumu. Bahkan dirimu sendiri…”

“Apa kau yakin ingin mengorbankan semuanya untuk membalas dendam?”

Li Zhen menatap langit yang remuk oleh petir.

“Mereka mengambil keluargaku. Masa kecilku. Hidupku.

Kalau aku masih memeluk semua kenangan itu… aku akan terus ragu.”

“Maka lebih baik… aku menjadi makhluk yang hanya tahu satu hal: menghancurkan mereka.”

Ia membuka gulungan kutukan itu.

---

Aktivasi: Tangan Ketiga dari Neraka

Saat gulungan terbuka, darah keluar dari pori-pori Li Zhen dan membentuk tangan ketiga di punggungnya, dari tulang dan urat kutukan. Tangan itu bukan miliknya—tangan itu milik dunia bawah.

“Pilih hukum dunia yang ingin kau hapus…”

“Dan pilih ingatan yang akan kau korbankan.”

Li Zhen menggigit bibir.

“Aku akan menghapus hukum reinkarnasi.”

“Tak ada kelahiran kembali untuk para penjahat. Mereka akan membusuk dalam kematian abadi.”

“Dan ingatan yang kukorbankan… adalah suara ibuku.”

---

Yue Xian menjerit, mencoba menghentikannya. Tapi sudah terlambat.

“Kutukan diaktifkan.”

Langit menjerit. Bintang runtuh.

Dunia menyadari ada satu hukum yang hilang dari fondasi keberadaannya.

Dan Li Zhen… jatuh terduduk, matanya basah, tapi ia tak tahu kenapa ia menangis.

Sesuatu… telah lenyap dari dirinya. Sebuah kehangatan. Sebuah suara yang dulu menenangkannya.

Tapi ia tetap berdiri.

---

Kebenaran dari Yue Xian

Saat malam tiba, di api unggun kecil yang tak hangat, Yue Xian akhirnya berkata:

“...Ada satu hal yang belum kukatakan, Zhen.”

Li Zhen menatapnya tajam.

“Ayah kandungku… adalah Huang Tianyu.”

Keheningan menusuk udara.

“Aku dibuang karena menentangnya… karena aku tak mau jadi alat suci. Dia ingin mengorbankan tubuhku untuk menyegel jiwa kegelapan dunia.”

“Tapi saat mereka tahu tubuhmu jauh lebih cocok… aku dianggap tak berguna.”

“Aku… awalnya dikirim untuk mengawasi dan menghabisimu. Tapi aku melihat diriku sendiri dalam dirimu. Aku tak bisa…”

Li Zhen berdiri.

Ia tak marah. Tapi matanya gelap seperti lubang tak berdasar.

“Kau anaknya?”

“Dia… ayahmu?”

“Dan kau berada di sampingku selama ini?”

Yue Xian berlutut.

“Kalau kau ingin membunuhku… aku siap. Tapi sebelum itu, dengarkan ini—penjara tempat ayahmu dikurung… adalah kunci menuju Dunia Atas tempat ritual terakhir akan dilakukan.”

“Jika kau ingin menghentikan kebangkitan entitas kuno… kau harus pergi ke sana.”

---

“Aku kehilangan suara ibuku…”

“Tapi aku mendapatkan suara kebenaran.”

“Dan sekarang… aku tahu ke mana aku harus melangkah.”

“Penjara Langit… tunggu aku. Dunia ini belum cukup merasakan sakit.”