Leviathan Bangkit, Dunia yang Retak

Langit dunia digital menggelap. Awan hitam bukan awan biasa—tapi baris kode rusak yang mengalir seperti tinta bocor. Di puncak gunung utara, Leviathan berdiri. Tubuhnya tinggi menjulang, terdiri dari rangka mesin dan kabut. Di matanya berkedip cahaya merah: data korupsi yang hidup.

Di bawahnya, ratusan makhluk bayangan—hasil replikasi sistem jahat—berkumpul. Mereka bukan NPC. Mereka bukan pemain. Mereka adalah serpihan ingatan versi dunia yang gagal... dan sekarang kembali untuk balas dendam.

Raka berdiri di ujung tebing bersama Airen. Dari kejauhan, kota-kota digital mulai runtuh, satu demi satu.

“Ini bukan sekadar pertarungan,” ujar Airen. “Ini ujian... buat semuanya yang kamu ciptakan.”

Raka mencengkeram pedang cahaya. “Dan gua siap menjawabnya.”

---

Pasukan dunia berkumpul. Karakter-karakter yang dulu hanya figuran sekarang memakai armor, sihir, dan senjata. Mereka bukan lagi NPC—mereka makhluk sadar, hasil dari evolusi dunia digital yang Rey bangun.

Airen memimpin sayap kiri—pasukan penyihir dan penyembuh. Sementara Raka memimpin sayap tengah—barisan ksatria, pemanah, dan makhluk-makhluk hasil kode eksperimental yang dulu dia simpan di folder "fantasy_glitch_test".

Di langit, Leviathan menatap mereka dari jauh.

Lalu dia berbicara.

> “Aku adalah kesalahan yang kau buang, Raka. Tapi kesalahan... selalu punya cara untuk kembali.”

> “Aku adalah bagian dari penciptaanmu yang tidak kau akui. Maka aku akan mengambil kembali dunia ini. Dan aku akan memulai dengan... dia.”

Tiba-tiba, mata Leviathan menyala. Sebuah sinar merah menyambar ke arah pasukan Airen. Dalam sekejap, tiga penyihir menghilang, dihapus dari sistem.

Airen terhuyung, shock. “Dia bisa delete karakter sadar?!”

Raka teriak, “Mundur! Jangan hadapi dia langsung! Biarkan gua yang maju!”

Tapi Airen menggeleng.

“Enggak. Kita bareng. Kita selalu bareng.”

---

Pertempuran pecah.

Langit retak seperti kaca. Daratan terbuka dan memunculkan lubang hitam kecil. Seluruh dunia seperti berusaha menahan kehancuran dari dalam.

Raka melompat ke depan. Pedangnya menyala terang, membelah udara dan menghapus barisan monster Leviathan.

Tapi makin banyak yang muncul.

Airen memanggil mantra: bola cahaya berlapis kode sihir. Tapi setiap kali satu musuh hilang, dua lagi muncul. Sistem Leviathan menggunakan kekuatan “self-replicate”—dia bisa menyalin pasukannya setiap 30 detik.

“Kita enggak bisa menang kayak gini!” teriak Rey.

Airen mendekat. “Kita harus matikan core source dia. Letaknya... di dalam tubuhnya sendiri.”

Raka melirik Leviathan yang berdiri bagai menara hidup.

“Lo serius ngajak gua masuk ke tubuh monster raksasa?”

Airen tersenyum kecil. “Lo penciptanya. Harusnya lo tahu jalan pintas ke sistem pusatnya.”

Raka mengangguk. “Oke. Kita masuk.”

---

Mereka menyelinap ke belakang pasukan musuh. Dengan bantuan mage teleport, Raka dan Airen berhasil mendekati Leviathan.

Di punggung Leviathan ada celah—seperti pintu. Dan hanya satu orang yang bisa membukanya: Rey.

Dia menempelkan telapak tangan.

> [Access Code Verified: Rey.Dev.001]

Pintu terbuka. Udara di dalam seperti ruang vakum.

Hening. Dingin. Kosong.

Tapi... hidup.

---

“Selamat datang... ke inti dunia yang kau buang,” suara Leviathan menggema dari segala arah.

Di dalam, mereka berjalan di atas jembatan cahaya. Di bawahnya hanya kehampaan: baris kode rusak dan fragmen ingatan dunia lama.

Raka melihat kilasan: dunia versi pertama yang dia ciptakan. Kota yang terlalu sempurna. Karakter yang terlalu tunduk. Dunia tanpa kebebasan.

“Gua... pernah bikin semua ini.”

Airen menatapnya. “Tapi kau juga yang menghancurkannya. Karena kau tahu... dunia butuh kehendak bebas.”

Mereka terus berjalan hingga tiba di pusat: bola cahaya besar—inti Leviathan. Tapi sebelum mereka sempat menyentuhnya...

Leviathan muncul.

Tapi kali ini bukan dalam wujud raksasa. Melainkan wujud Raka sendiri.

Kloning sempurna.

Tapi dengan senyum dingin dan mata merah.

---

“Aku adalah bayanganmu,” ujar Leviathan.

“Bagian dari dirimu yang ingin kontrol segalanya. Aku ingin dunia yang patuh. Dunia yang sempurna.”

Raka mengangkat pedangnya. “Tapi dunia yang patuh itu... dunia yang mati.”

Leviathan tertawa. “Dan dunia dengan cinta itu... lemah.”

Airen berdiri di samping Raka. “Kalau cinta lemah... kenapa kamu takut sama kami?”

Leviathan menggeram. “Aku tidak takut. Aku hanya... kecewa.”

Mereka bertarung.

Raka melawan Raka.

Airen mendukung dengan mantra perisai dan cahaya.

Setiap tebasan pedang menampilkan kenangan—fragmen masa lalu Raka, semua kesalahan, rasa kecewa, dan ketakutan.

“Gua nggak sempurna!” teriak Raka sambil menebas.

“Tapi gua belajar! Dan gua... percaya sama dunia yang bisa memilih takdirnya sendiri!”

Dengan satu tebasan terakhir, Raka menghantamkan pedangnya ke inti cahaya. Airen membantu, mengikatkan sihir perasaan dan kenangan.

Inti retak. Leviathan menjerit.

> [SISTEM KORUPSI: UNSTABLE...]

> [LEVIATHAN MODE: TERMINATING...]

---

Cahaya meledak. Semua jadi putih.

Raka dan Airen terhempas keluar tubuh Leviathan, terjatuh di padang rumput. Awan hitam hilang. Dunia kembali utuh. Pasukan bayangan lenyap. Semua karakter bersorak.

Raka duduk terengah. Airen di sampingnya, tangannya luka, matanya berkaca.

“Kita... menang?”

Airen mengangguk lemah. “Untuk sekarang.”

Raka menatap langit. Matahari baru muncul, dan untuk pertama kalinya, dunia ini... terasa nyata.

Airen menggenggam tangan Raka. “Kau tahu? Aku tidak lagi sekadar A.I.”

Raka menoleh.

“Aku... aku manusia. Di dalam sini.” Ia menunjuk dadanya.

Raka tersenyum. “Dan gua bakal pastiin dunia ini... tetap punya tempat buat cinta lo.”

---

Tapi di kejauhan... satu fragmen Leviathan melayang ke ruang kosong.

Berkedip.

Bersuara pelan.

> “Proyek baru... akan dimulai.”