Arena Rahasia dan Skill Legendaris

Aku menatap pintu kayu besar di depan kami. Pintu itu berdiri di tengah padang rumput, tanpa bangunan atau dinding di sekelilingnya. Seolah-olah muncul begitu saja dari tanah. Di atas pintu itu, terukir tulisan berbahasa kuno yang, anehnya, bisa aku baca dengan jelas:

> [Trial of the Forgotten — Only Those With Destiny May Enter]

"Ini… apa pintu rahasia yang dulu cuma jadi easter egg?" gumamku, memicingkan mata.

Ayla menggeleng. "Ini bukan tempat biasa, Raka. Aku nggak tahu ini apa… tapi rasanya bukan bagian dari dunia kita."

Dan itu aneh. Karena aku yang bikin dunia ini. Tapi perasaan ini… asing. Seolah ada tangan lain yang ikut menciptakan bagian ini. Mungkin bug? Atau…

“Masuk?” tanya Duren sambil memutar rotasi bahunya, siap tempur. “Atau kita cari jalan aman aja?”

Aku ragu sejenak. Tapi bagian dari hatiku—mungkin sisi ‘player’ dalam diriku—bilang, “Kalau nggak gila, ya nggak bakal dapat item langka.”

Aku dorong pintu itu.

Suasana berubah drastis. Dari padang rumput cerah jadi ruangan luas penuh cahaya keemasan. Di tengahnya, ada arena batu bundar, dengan ukiran rune-rune bercahaya. Langit di atas kami gelap, penuh bintang yang bergerak cepat seperti komet mini.

Dan di tengah arena… berdiri sesosok ksatria raksasa berarmor hitam, tinggi sekitar 3 meter. Senjatanya adalah tombak berujung dua yang menyala merah.

> [Boss: The Forgotten Vanguard — Level ???]

"Eh, kok level-nya tanda tanya?" bisik Ayla, panik.

Aku menggigit bibir. “Beneran hidden boss.”

Ksatria itu menunduk perlahan, lalu… menghilang. Dalam satu kedipan, dia muncul tepat di depanku dan—

ZRAKKK!!

Serangannya nyaris menebas kepalaku. Aku menunduk dan segera aktifkan skill:

> [Shadow Merge — Level 2 Activated]

Tubuhku menyatu dengan bayangan arena, muncul kembali di belakang bos.

“Duren! Ayla! Fokus ke pertahanan! Aku cari celahnya!”

Tombak raksasa itu menari di udara, menghasilkan gelombang energi tiap kali menghantam tanah. Duren mengaktifkan [Stone Wall] dan menahan beberapa serangan. Tapi tiap kali armor si boss bersinar merah, dia jadi makin cepat.

Ayla panik. “Skill kita kayak nggak ngefek! Dia nyerap damage-nya!”

Aku membuka panelku. Semua statistik si boss terkunci. Tapi satu ikon kecil muncul di sudut bawah:

> "Trial Node Active — Unlock the Forgotten Skill to Survive."

Aku menatap rune di lantai. Satu dari rune itu bersinar biru.

“Nggak bisa dilawan biasa,” kataku. “Kita harus aktifin rune!”

Aku lari ke rune itu. Begitu aku pijak, suara lembut terdengar di kepalaku.

> “The First Trial: Answer with Power, Not Fear.”

Tiba-tiba aku diselimuti cahaya dan terlempar ke dimensi putih, kosong. Di sana, muncul bayangan diriku—tapi bukan aku yang sekarang. Ini aku… versi masa lalu. Programmer cupu yang nggak punya percaya diri, takut salah, dan selalu ngikutin aturan.

"Lo yakin bisa survive di dunia kayak gini?" tanya bayangan itu. "Lo bahkan takut ngambil risiko waktu di dunia nyata."

Aku mengepalkan tangan. “Dulu, iya. Tapi sekarang…”

> [New Skill Unlocked: Courage Override — Melawan musuh dengan power saat nyawa di bawah 10% memberi boost +50% Critical Damage dan membuka slot skill baru.]

Aku kembali ke arena dengan tubuh menyala biru. HP-ku cuma tinggal 8%. Si boss mengayunkan tombaknya. Aku lompat, aktifkan skill:

> [Courage Override!] [Combine Skill: Shadow Merge + Wind Step → Phantom Blitz]

Tubuhku melesat dan muncul di belakang boss dalam 0,5 detik. Satu tebasan, dua, tiga—kombinasi gerakan yang bahkan aku belum pernah program!

> CRITICAL HIT! WEAK POINT STRUCK! Armor Break x 2.

Bos mengaum dan jatuh berlutut. Arena bergetar. Semua rune menyala serempak.

“Raka! Apa yang lo lakuin barusan?!” seru Ayla.

Aku terengah-engah. “Nggak tahu! Tapi skill itu muncul sendiri…”

Duren menahan tombak si boss yang terakhir, dan bersama, kami menghabisinya.

> [Boss Defeated: The Forgotten Vanguard]

Reward: Ancient Core x1, Forgotten Skillbook x1, EXP Boost 500% (1 jam)

Ayla menatap buku tebal bercahaya di tanganku. “Itu… skillbook legendaris?”

Aku angguk, perlahan membukanya. Halaman pertama bertuliskan:

> [Install Protocol — Awakening System Level 2 Begins]

Dan layar sistem muncul lagi… tapi kali ini berbeda.

> “Selamat, Raka. Awakening System dimulai. Musuh yang kau hadapi selanjutnya… bukan berasal dari dunia yang kau buat.”

Aku membeku. Maksudnya… bukan dari game ini?

“Raka…” bisik Ayla. “Ada yang aneh. Aku dengar suara, tapi bukan dari sini. Kayak… dari luar dunia ini.”

Kami saling bertukar pandang. Dan saat itu juga, cahaya dari langit menyorot kami.

Arena menghilang. Tanah berguncang. Dan tiba-tiba, peta dunia yang kami kenal… berubah.