Langit sore mulai berubah warna, membentang dalam gradasi jingga keemasan seperti lukisan yang hidup. Di tengah padang rumput luas di pinggiran kota Eldharya, Raka berdiri tegap bersama Kael dan Freya, menatap ke arah bangunan tua di kejauhan.
Itu adalah reruntuhan kastil kuno yang konon dulunya merupakan markas besar para penyihir dari era kuno. Raka bisa merasakan aura misterius yang menyelimuti tempat itu—seolah ada mata yang mengawasi dari balik batu-batu usang.
"Ada yang aneh..." gumam Raka sambil menatap anteng ke layar holografis yang muncul dari sistem di lengannya. “Tempat ini nggak pernah gue desain sedetail ini.”
Freya yang berdiri di sebelah kirinya memiringkan kepala. “Maksudmu… kastil ini enggak seharusnya ada?”
“Iya. Gue cuma bikin bentangannya doang. Tanpa cerita, tanpa quest, tanpa NPC. Tapi sekarang—ada sinyal aktif dari dalam sana. Dan yang lebih parah... sinyal itu punya kode sistem administrator.”
Kael mengernyit. “Administrator? Bukannya cuma lo satu-satunya admin di dunia ini?”
Raka mengangguk pelan. “Seharusnya gitu. Tapi kalau ada sinyal admin lain... berarti ada pihak lain yang juga bisa ngakses sistem utama game ini.”
Dan itu artinya, ancaman yang mereka hadapi bukan sekadar bug atau error belaka. Ini bisa jadi sabotage dari pihak luar—entah dari dunia nyata, atau entitas lain yang kini tinggal di dunia game ini.
Mereka bertiga mulai mendekat ke reruntuhan kastil. Angin sore membawa bau tanah lembap dan sesuatu yang asing, seperti aroma logam terbakar. Setiap langkah mendekat, rasa dingin merayap naik dari telapak kaki ke tulang belakang. Tak ada suara burung, tak ada binatang, hanya senyap... yang menekan.
Ketika mereka melintasi gerbang utama, layar notifikasi muncul di depan mata Raka:
> [Quest Rahasia Dimulai: “Bayangan di Balik Sistem”]
Temukan siapa yang mencoba mengambil alih sistem inti dunia ini.
Hadiah: +500 EXP, +2 Skill Point, +Akses Modul Administrator Cadangan
“Gue gak pernah bikin quest ini...” bisik Raka.
Freya langsung siaga. Ia mengangkat staff-nya, dan aura biru mulai berpendar dari ujung kristal di atasnya. Kael juga menarik pedangnya, wajahnya berubah serius. Ketiganya tahu, ini bukan petualangan biasa. Ini level ancaman yang bisa mengubah segalanya.
Mereka memasuki aula utama. Dinding-dinding tinggi dipenuhi akar-akar liar yang menjalar, namun di tengah ruangan, tampak ada sesuatu yang aneh—sebuah cermin raksasa berdiri sendiri, memantulkan bayangan mereka... dan satu sosok tambahan yang tidak ada di antara mereka bertiga.
“Raka... lo liat itu enggak?” tanya Kael dengan suara berat.
Raka menelan ludah. “Iya. Siapa itu?”
Bayangan keempat perlahan bergerak, padahal tidak ada orang keempat di ruangan itu. Sosok itu mengenakan jubah hitam dengan simbol mata merah di dadanya—simbol yang asing bagi Raka, karena ia tak pernah merancang desain itu.
Tiba-tiba cermin itu bergetar, dan suara berat terdengar:
> “Selamat datang, Raka. Kreator dunia ini. Tapi sekarang, lo bukan satu-satunya yang punya kuasa.”
Raka maju selangkah. “Siapa lo?!”
Bayangan itu tertawa pelan. “Gue... adalah bagian dari lo. Bagian yang lo buang waktu lo coding dunia ini. Dan sekarang, gue bangkit.”
Tiba-tiba lantai bergetar hebat. Raka dan yang lain terlempar ke belakang. Dari cermin, sosok bayangan perlahan keluar—dan menampakkan tubuh fisiknya: seorang pria dengan wajah mirip Raka, tapi mata merah menyala dan senyum sinis menghiasi wajahnya.
“Kenalin, nama gue Rakar. Dan mulai hari ini, gue yang pegang kendali.”
Raka terdiam. Dunia seakan membeku. Bayangan dari masa lalu? Dari kodingan yang tak diselesaikan? Atau dari rasa frustrasi yang tertinggal?
Freya mencoba menyerang, melempar bola es ke arah Raka, tapi serangan itu ditangkis dengan mudah. Raka mengangkat satu tangan, dan dari lantai muncul lingkaran sihir merah gelap—menyerang balik Freya, membuatnya terjatuh dan kesakitan.
“Gue lahir dari semua error yang lo cuekin, semua file rusak yang lo anggap gak penting. Dan ternyata, mereka punya kesadaran sendiri. Lo pikir lo dewa di dunia ini? Nggak, lo cuma pembuka jalan. Dan sekarang gue—yang akan jadi penguasa.”
Raka mengatupkan tangan. “Kalau lo emang bagian dari gue... gue juga tahu kelemahan lo.”
“Coba aja.”
Raka membuka sistem di lengan kirinya. Dengan cepat ia menulis ulang script, mengakses layer tersembunyi yang dulunya hanya dia tahu. Tapi begitu dia menekan "EXECUTE", muncul tulisan merah:
> [Akses Ditolak. Anda bukan lagi Administrator Utama.]
Wajah Raka memucat. “Gak mungkin...”
Rakar tertawa nyaring. “Liat kan? Dunia ini sekarang milik gue.”
Namun sebelum Raka melancarkan serangan kedua, suara berat muncul dari balik dinding ruangan:
> “Tapi bukan cuma lo yang punya kuasa gelap, bocah.”
Dari balik bayangan, muncullah seorang pria tua berjubah putih dengan tongkat emas. Ia mengenakan emblem kuno yang bahkan Raka tak kenali—berbentuk bintang bercabang sembilan.
“Namaku Veylor, Penjaga Sistem Tertua dunia ini. Dan kalian semua—masih jadi bagian dari programku.”
Mata Raka menyipit. “Lo... siapa lo sebenarnya?”
Pria tua itu tersenyum samar. “Gue... adalah bagian dari Core Engine dunia ini. Sistem pengaman terakhir.”
Ia menatap Raka. “Kamu datang terlalu cepat, Raka. Tapi mungkin... ini memang waktunya. Dunia ini tidak hanya buatanmu. Ada warisan lama di baliknya. Dan kamu harus bersiap menerima semuanya.”
Raka mengangguk pelan, menatap ke arah Kael dan Freya yang mulai bangkit lagi. Misi ini belum selesai—bahkan bisa jadi baru dimulai. Dunia yang ia pikir cuma game ternyata menyimpan rahasia lebih gelap, lebih tua, dan lebih dalam dari yang ia bayangkan.
Dan malam itu, di bawah rembulan yang menggantung tenang, peperangan untuk masa depan dunia pun dimulai—antara pencipta dan bayangan ciptaannya sendiri.