Flora Aetheria yang Aneh

Setelah beberapa hari mengamati fauna, Eudora mengalihkan fokusnya ke flora Aetheria. Ia tahu bahwa ekosistem adalah jaring laba-laba yang rumit, dan untuk memahami satu bagian, ia harus memahami yang lain. Tanaman adalah fondasi rantai makanan, sumber daya potensial, dan mungkin, kunci untuk memahami Aether itu sendiri.

Dengan jurnal daunnya dan pena gel yang semakin menipis, Eudora menjelajahi hutan di sekitar pemukiman. Ia tidak lagi merasa terlalu canggung dengan pakaian kulitnya, dan ia mulai mengenali beberapa pola di hutan. Ia juga lebih berhati-hati, selalu waspada terhadap Beastkin, meskipun ia belum melihat yang besar lagi sejak insiden pertama.

Tanaman pertama yang menarik perhatiannya adalah pohon-pohon raksasa yang batangnya ditutupi lumut berpendar biru neon. Lumut itu memancarkan cahaya redup bahkan di siang hari, dan di malam hari, mereka mengubah hutan menjadi pemandangan yang surealistik.

Jurnal Aetheria: Percikan Ilmiah

Entri 3: Hari ke-8 (perkiraan) setelah insiden portal.

Subjek Observasi: Flora Aetheria. Spesimen 1: Lumut berpendar. Deskripsi: Tumbuh di batang pohon raksasa. Warna biru neon. Memancarkan cahaya redup siang dan malam. Hipotesis: Kemungkinan bioluminesensi atau fotoluminesensi yang dipicu oleh Aether. Apakah ini adalah bentuk fotosintesis adaptif di lingkungan dua matahari? Perlu menguji spektrum cahaya yang dipancarkan dan diserap.

Ia mencoba menyentuh lumut itu dengan hati-hati. Rasanya lembut dan sedikit lembap. Tidak ada kejutan listrik statis, yang merupakan kabar baik.

Kemudian, ia menemukan bunga-bunga yang tampak seperti teratai raksasa, tetapi kelopaknya terbuat dari bahan yang menyerupai kristal tipis, memancarkan cahaya pelangi saat angin menerpa. Bunga-bunga itu tumbuh di dekat kolam kecil yang airnya jernih.

Spesimen 2: Bunga kristal. Deskripsi: Mirip teratai raksasa. Kelopak menyerupai kristal tipis, memancarkan cahaya pelangi. Tumbuh di dekat air. Hipotesis: Mungkin menggunakan Aether untuk pertumbuhan atau sebagai mekanisme pertahanan. Apakah mereka menarik serangga penyerbuk dengan cahaya? Apakah mereka memiliki sifat konduktif?

Eudora mencoba memetik salah satu kelopaknya. Rasanya dingin dan rapuh di tangannya. Ketika ia memegangnya di bawah sinar matahari, cahaya pelangi itu menari-nari di kulitnya. Ini adalah keajaiban, pikirnya, sebuah keajaiban yang bisa dijelaskan oleh fisika yang belum ia pahami.

Ia juga menemukan buah-buahan aneh yang tumbuh di semak-semak. Beberapa tampak seperti beri, tetapi dengan kulit yang berdenyut lembut, seolah ada sesuatu yang hidup di dalamnya. Yang lain tampak seperti apel, tetapi dengan permukaan yang bergelombang dan mengeluarkan suara mendengung rendah.

Spesimen 3: Buah berdenyut. Deskripsi: Mirip beri. Kulit berdenyut lembut. Hipotesis: Mungkin menyimpan energi Aether. Apakah ini adalah bentuk penyimpanan nutrisi yang unik? Aman untuk dikonsumsi? (Prioritas: Jangan makan sampai terbukti aman).

Spesimen 4: Buah mendengung. Deskripsi: Mirip apel. Permukaan bergelombang. Mengeluarkan suara mendengung rendah. Hipotesis: Mungkin memiliki mekanisme pertahanan akustik. Atau mungkin menarik penyebar biji. Apakah suara itu adalah bentuk komunikasi?

Eudora merasa seperti seorang ahli botani yang baru saja menemukan planet baru. Setiap tanaman adalah sebuah misteri, sebuah tantangan untuk pengetahuannya. Ia mencoba menggambar setiap spesimen dengan detail terbaik yang bisa ia lakukan di daun-daunnya.

Ada juga tanaman merambat yang tumbuh sangat cepat, melilit pohon-pohon dan membentuk jaring-jaring tebal. Beberapa tanaman merambat ini memiliki duri tajam yang berpendar merah, sementara yang lain memiliki daun yang terasa lengket saat disentuh.

Spesimen 5: Tanaman merambat berduri berpendar. Deskripsi: Tumbuh cepat, duri tajam berpendar merah. Hipotesis: Mekanisme pertahanan yang efektif. Apakah duri itu beracun atau hanya menyakitkan?

Spesimen 6: Tanaman merambat lengket. Deskripsi: Daun lengket. Hipotesis: Mungkin perangkap untuk serangga kecil atau sumber perekat alami. Perlu menguji komposisi kimia dari zat lengket itu.

Eudora menyadari bahwa beberapa tanaman ini mungkin memiliki sifat yang berguna bagi suku. Lumut berpendar bisa menjadi sumber cahaya alami. Buah-buahan mungkin bisa dimakan (setelah pengujian yang ketat). Tanaman merambat bisa digunakan untuk membangun atau mengikat.

Ia juga mulai melihat pola dalam distribusi tanaman. Beberapa jenis tanaman tumbuh subur di area yang lebih lembap, sementara yang lain lebih suka area yang kering dan terpapar matahari. Ada juga beberapa tanaman yang tampaknya tumbuh di sekitar kristal Aether yang ia temukan sebelumnya, menunjukkan hubungan yang mungkin.

Hubungan Flora-Aether:

Beberapa spesies tanaman (misal: lumut berpendar, bunga kristal, tanaman yang tumbuh di sekitar kristal Aether) menunjukkan interaksi yang jelas dengan Aether. Hipotesis: Aether mungkin berfungsi sebagai nutrisi, sumber energi, atau bahkan pemicu untuk sifat-sifat unik mereka. Ini bisa menjadi kunci untuk memahami bagaimana Aether bekerja di tingkat biologis.

Eudora menghabiskan berjam-jam setiap hari, membungkuk, memeriksa, dan mencatat. Ia merasa seperti seorang detektif yang sedang mengumpulkan petunjuk. Setiap detail kecil adalah bagian dari teka-teki yang lebih besar.

Suatu sore, saat ia sedang mengamati jamur pipih berwarna oranye cerah yang tumbuh di batang pohon tumbang, ia merasakan sensasi aneh di ujung jarinya. Bukan listrik statis, melainkan rasa hangat yang lembut. Ia menyentuh jamur itu, dan sensasi itu semakin kuat. Jamur itu tidak berpendar, tetapi ia merasa ada energi yang mengalir melaluinya.

Spesimen 7: Jamur hangat. Deskripsi: Pipih, oranye cerah. Tumbuh di batang pohon tumbang. Memancarkan kehangatan saat disentuh. Hipotesis: Mungkin menghasilkan panas melalui reaksi kimia internal atau menyerap panas dari Aether. Potensi sebagai sumber panas atau energi?

Ini adalah penemuan yang menarik. Jika jamur ini bisa menghasilkan panas, mungkin bisa digunakan untuk memasak atau menghangatkan gubuk di malam hari. Tentu saja, ia harus memastikan itu tidak beracun terlebih dahulu.

Eudora menyadari bahwa ia tidak hanya mempelajari flora untuk tujuan ilmiah murni. Ia juga mencari cara untuk membantu suku. Jika ia bisa menemukan sumber daya baru, atau cara baru untuk menggunakan sumber daya yang sudah ada, ia bisa membangun kepercayaan dan menunjukkan nilainya.

Ia menutup jurnalnya saat matahari kembar mulai terbenam, mewarnai langit dengan nuansa ungu dan oranye yang dramatis. Ia merasa lelah, tetapi puas. Ia telah mengumpulkan banyak data baru, dan setiap data poin membawanya selangkah lebih dekat untuk memahami dunia Aetheria.

Malam itu, saat ia duduk di dekat api unggun, ia melihat seorang wanita suku sedang menganyam keranjang dari serat tanaman yang ia duga berasal dari tanaman merambat lengket. Eudora tersenyum. Ia tidak lagi hanya seorang pengamat. Ia mulai menjadi bagian dari dunia ini, selangkah demi selangkah, satu observasi pada satu waktu. Dan setiap observasi adalah percikan kecil dari pengetahuan, sebuah langkah maju dalam petualangan ilmiahnya.