Satu jam setelah baku tembak di dermaga, Aven dan Lira bersembunyi di sebuah bunker tua di Distrik 6.
Tempat itu gelap, hanya diterangi lampu darurat berwarna jingga.
Lira merawat luka tembak di bahunya dengan tangan gemetar. Aven duduk menyamping, membersihkan senjata dalam diam.
Tak ada obrolan. Tak ada kepercayaan.
Cuma rasa lelah dan tegang yang menempel di udara.
Hingga tiba-tiba…
Tablet cadangan Aven menyala sendiri.
Padahal mode offline. Sistem pengacak aktif. Tak ada sinyal luar.
Namun di layar—muncul satu folder.
Nama filenya:
> "K4-314"
---
Aven terdiam.
Angka 314—jam tangannya yang rusak, waktu yang terus terulang sejak bertahun lalu.
Dia menyentuh file itu.
Terkunci. Enkripsi 256-bit. Tapi ada pesan singkat yang bisa terbaca di bagian awal:
> "Jika kau membaca ini... berarti kau belum sepenuhnya dibunuh.
Jangan percaya siapa pun. Bahkan dirimu sendiri.
Kode: REPLIKA_0.
Jangan buka lebih dari satu kali."
Aven mengepalkan tangan.
“Lo dapet itu dari mana?” tanya Lira dari seberang ruangan.
Aven tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap layar dan berkata, “File ini... bukan dari siapapun yang kita kenal. Tapi seseorang pernah mencoba kasih ini ke gue. Setahun lalu. Orang itu mati tiga hari kemudian.”
---
Lira mendekat, pelan. “314… itu jam lo, kan? Ada artinya?”
Aven mengangguk tipis. “Jam ini berhenti tepat pukul 3:14 malam, waktu gue diburu habis-habisan dalam operasi pembersihan Red Sigil pertama.”
“Lo selamat?”
“Secara teknis, iya.”
“Dan orang lain?”
Aven terdiam sejenak, lalu menjawab dingin.
“Mereka semua hilang. Bahkan kuburan pun gak pernah ditemukan.”
---
Ia membuka log sistem dari tablet, memaksa dekode parsial file tersebut.
Tapi yang muncul bukan informasi... melainkan cuplikan video pendek.
Durasi: 7 detik.
Warna kabur. Resolusi rendah. Tapi cukup jelas.
Seorang pria tua, duduk di kursi roda, wajahnya dipenuhi kabel. Di belakangnya — simbol Zeraphis, terpampang besar.
> "Red Sigil bukan program. Bukan satu orang. Tapi hasil dari eksperimen.
Kau bukan satu-satunya, Aven. Dan waktumu akan habis… ketika Replika bangun sepenuhnya.”
Layar langsung mati.
Tablet terbakar.
CRACK!
Aven lempar tablet itu ke lantai, api kecil muncul dari sisi belakang perangkat.
---
Lira berdiri, shock. “Apa itu barusan? Lo ngerti maksudnya?”
Aven hanya membalas, dingin:
“Gue kira gue satu-satunya yang tersisa. Tapi ternyata... mungkin gue bukan satu-satunya Aven Kuro.”
---
Di luar bunker, di atas gedung pengintai...
Seseorang sedang memantau mereka dengan drone pengintai berbentuk serangga.
Sosok itu mengenakan mantel putih, dengan logo Zeraphis di bahu.
Dan wajahnya…
Mirip Aven. Sangat mirip. Tapi matanya… kosong.
---
> "Target #0 sudah menyentuh file. Aktivasi fase berikutnya dimulai."
– Sistem Zeraphis Internal Log 0031
---
Malam itu, Aven menyadari satu misteri baru:
Dia mungkin bukan siapa yang dia pikir selama ini.
Dan orang-orang yang ingin membunuhnya… mungkin sedang mencoba menggantinya.
---
> “Kalau aku bukan satu-satunya, maka aku harus jadi yang terakhir. Atau semua ini akan berulang dari awal.”
– Aven Kuro