BAB 40

Ketika mereka tiba di sana, pramusaji yang elegan dan bijaksana dengan sopan mengantar mereka melalui lorong yang dihias mewah ke ujung restoran, di mana sebuah VIP lounge eksklusif menunggu mereka. Lounge itu diterangi redup dengan lampu ambient bernuansa emas, udaranya wangi dengan aroma kayu cedar yang lembut dan sesuatu yang manis seperti vanila. Tempat itu sunyi dan privat, jenis tempat di mana kekuasaan berbisik daripada berteriak.

Saat mereka masuk, mata Cora langsung menangkap sosok seorang pria muda yang sudah duduk. Dia sendirian, kakinya disilangkan dengan keanggunan santai, posturnya rileks namun tepat. Dia mendongak saat mereka mendekat, tapi bahkan sebelum dia mengangkat kepalanya sepenuhnya, Cora sudah tahu.

Pasti dia orangnya.

Dia masih muda. Sangat muda. Jauh lebih muda dari yang dia harapkan—tapi berpakaian rapi, percaya diri dalam diamnya, dan penampilannya mencolok. Garis rahangnya bersih, rambutnya ditata sempurna, dan tatapannya... penuh perhatian.