Hati-hati, Keceplosan

Hari Senin pagi.

Hana jalan ke kampus sambil ngantuk berat karena semalam streaming sampai jam dua, ditambah chat panjang sama Null yang tiba-tiba nanya hal aneh-aneh kayak:

"Kalau kamu punya temen dekat yang ternyata kamu kenal di dunia nyata... kamu bakal gimana?"

YAA GUE CURIGA NIH ORANG.

Tapi Hana nggak berani nanya langsung. Malah sepanjang jalan dia mikirin siapa aja kemungkinan Null di dunia nyata.

“Bukan Yani. Yani suka typo parah. Bukan Fajar, dia ngaku gak suka VTuber. Rei...?”

Dia langsung buang muka ke arah pohon pinggir jalan.

NO. Gak mungkin. Jangan halu.

Tapi... dia gak bisa bohong.

Suaranya... gaya jawabannya... vibe-nya...

---

Di kelas, dosen kasih tugas mendadak lagi.

“Buat mini-proyek presentasi soal topik digital persona. Dua orang per tim. Silakan cari pasangan duduknya sekarang.”

Rei yang biasanya nyendiri, tiba-tiba nyeletuk:

“Hana, kerja bareng lagi?”

Hana sampai mau jatuh dari kursi. “Hah? Kok... kamu mau?”

“Ya, kamu ngerti cara narasi. Aku coding. Praktis aja.”

“Eh... iya. Boleh."

---

Mereka duduk berdua di taman kampus buat brainstorming.

Hana ngetik poin-poin di laptopnya, Rei buka code editor sambil dengerin. Sampai tiba-tiba Hana ngomong:

“Aku pikir temanya menarik banget. Kayak soal gimana kita bisa punya dua kepribadian... misalnya, kayak orang yang jadi pendiem di dunia nyata, tapi cerewet banget di dunia online. Atau sebaliknya.”

Rei melirik. “Kamu ngomongin siapa?”

Hana ngikik. “Rahasia. Tapi... kamu tahu kan rasanya punya identitas ganda?”

Rei diam.

Dalam hati: Ya, tahu banget malah.

Saking terbawanya obrolan, Hana tanpa sadar nyeletuk:

“Kayak Lumi juga kan... eh, maksudku... aku... suka nonton Lumi... kadang-kadang... gitu…”

Rei langsung berhenti ngetik.

Waduh.

“Lumi? Kamu nonton Lumi?” tanya Rei, nada suaranya netral tapi matanya ngelirik tajam.

Hana panik, grogi, pura-pura buka botol minum. “Iya sih… lucu aja. Tapi jarang nonton. Jarang. Jarang banget.”

(Lengkap dengan gesture tangan berlebihan kayak orang yang sangat tidak bersalah.)

Rei senyum tipis.

“Menarik. Aku juga... pernah dengar. Suaranya kayak familiar juga.”

ZONK.

Hana langsung nge-freeze.

Rei juga nge-freeze.

Dua-duanya diem.

Angin lewat. Daun jatuh. Dramatis.

---

Malam harinya, di Discord...

Lumi: “Kamu pernah gak... kayak hampir ngomong sesuatu yang bikin kamu ketahuan?”

Null: “Pernah. Barusan. 😅”

Lumi: “...Sama 😭😭😭”

Null: “Kamu nyaris keceplosan ya?”

Lumi: “Sssshhh jangan bahas 😭 sumpah tadi pengen pura-pura pingsan.”

Null: “Tapi aku yakin, kalaupun kamu ketahuan... dia bakal seneng.”

Lumi: “Ya... asalkan dia bukan orang ngeselin yang aku kira 😒”

Null: “Mungkin orang ngeselin itu sebenernya nyebelin karena dia bingung gimana caranya gak kelihatan terlalu suka kamu.”

Hana diem. Baca kalimat itu berkali-kali.

Lalu ngetik.

Lalu hapus.

Lalu diem lagi.