BAB 4 Darah di Bunga Jiwa Retak

Bab 4: "Darah di Bunga Jiwa Retak"

Prolog: Jejak Darah ke Nirvana

Lima hari berlalu sejak ledakan dahsyat di Kuil Angin. Lan Tian kini berjalan pincang menyusuri Celah Naga Tidur, sebuah jalur sempit dan berbahaya yang menjadi rintangan terakhir sebelum ia mencapai Nirvana Peak. Bulu Angin Emas, sisa dari warisan kuno, tersimpan rapat di balik jubahnya, namun hanya menyisakan dua kali penggunaan—sebuah cadangan yang sangat terbatas.

Kondisi Fisik Lan Tian:

Kelebihan:

Darah klan Lan terasa lebih stabil, hambatan Qi dalam dirinya turun menjadi 70%, memberikan sedikit kelonggaran dalam aliran energi spiritualnya.

Indranya terhadap angin telah meningkat tajam, memungkinkannya mendeteksi pergerakan musuh dalam radius hingga 30 meter.

Kekurangan:

Tulang rusuknya retak, setiap napas dalam menyebabkan nyeri menusuk yang konstan.

Energi Qi-nya hanya tersisa 8%, nyaris kosong, hanya cukup untuk satu serangan penuh yang kuat.

Pedang patahnya mulai menunjukkan retakan halus di sepanjang bilahnya, mengancam untuk hancur kapan saja.

Di kejauhan, puncak megah Nirvana Peak diselimuti awan ungu pekat—tanda yang tak salah lagi bahwa Bunga Jiwa Retak sedang mekar sepenuhnya!

Jalur sempit yang dilalui Lan Tian membentang di ketinggian 2.000 meter, berliku di antara tebing-tebing curam yang puncaknya diselimuti kabut tebal. Angin dingin berbisik di telinganya, seolah memperingatkan akan bahaya yang akan datang.

Shiiink!

Tiga anak panah beracun melesat dari balik kabut, menyambar dengan kecepatan mematikan!

Reaksi Lan Tian:

Cederanya menghalangi ia untuk menghindar dengan sempurna.

Panah #1: Menancap di bahu kanannya. Sensasi terbakar segera menjalar, pertanda racun mulai menyebar.

Panah #2 & #3: Dengan sisa tenaganya, ia berhasil memotong kedua panah terakhir dengan pedang patahnya, bilah yang retak bergetar hebat.

"Lagi-lagi klan Lan menyia-nyiakan nyawa," suara perempuan dingin menggema, disusul oleh derap langkah kaki dari balik kabut.

Musuh Terungkap:

Liu Mei (Golden Core Awal, dari Aliran Kegelapan Bulan): Seorang kultivator wanita dengan aura gelap yang mengancam.

Dua Budak Zombie (Foundation Establishment Puncak): Makhluk tanpa akal yang bergerak dengan kecepatan dan kekuatan mengejutkan.

Kelemahan Liu Mei:

Terlalu percaya diri, menganggap Lan Tian sudah sekarat dan mudah dikalahkan.

Senjata utamanya: Kipas Logam Berduri, sangat efektif dalam pertarungan jarak menengah.

Strategi Lan Tian:

Memancing bicara untuk mengulur waktu dan mencari cara menetralkan racun yang mulai bereaksi.

Memanfaatkan ketinggian tebing curam di belakang Liu Mei.

Memukul cepat dan kabur—pertarungan frontal adalah bunuh diri dalam kondisinya.

"Kau dikirim untuk Bunga Jiwa Retak?" tanya Lan Tian, suaranya tetap datar meskipun rasa sakit dan racun membakar bahunya.

Liu Mei tertawa sinis, kipasnya berputar di tangannya. "Bukan. Kami hanya menginginkan mayatmu—darah klan Lan berguna untuk... ah!"

Lan Tian tiba-tiba menjatuhkan diri ke tanah!

BRUUK!

Sebuah batu raksasa sebesar kereta meluncur dari atas tebing, di tendang dengan kekuatan brutal oleh Gorilla Batu lain yang tampak baru dan jauh lebih marah dari sebelumnya!

Kesempatan!

Budak Zombie #1 tertimpa batu, hancur berkeping-keping.

Budak Zombie #2 kehilangan keseimbangan, terhuyung-huyung di tepi jurang.

Lan Tian berguling cepat, pedang patahnya menyambar tendon kaki Liu Mei!

"ARRGH!" Darah menyembur dari luka Liu Mei, membuat ekspresi dinginnya berubah menjadi kemarahan.

Liu Mei murka: "Kau bajingan—!"

Tapi Lan Tian tidak memberinya kesempatan. Tanpa ragu, ia langsung melompat ke jurang!

"Gila! Bunuh diri—?!" teriak Liu Mei tak percaya, melihat musuhnya melompat ke kehampaan.

Fwoosh!

Bulu Angin Emas aktif! Sebuah embusan angin tak terlihat menyambar tubuh Lan Tian, menerbangkannya dengan kecepatan luar biasa ke tebing seberang. Ia mendarat dengan kasar, namun selamat.

Penggunaan tersisa: 1x.

Setelah lolos dari penyergapan Liu Mei, racun di bahu Lan Tian semakin parah. Ia nyaris tidak bisa berdiri, kakinya tersandung dan ia jatuh ke dalam sebuah kebun bunga ungu yang luas di lereng Nirvana Peak. Aroma aneh memenuhi udara. Di sinilah Bunga Jiwa Retak seharusnya berada, namun...

Setiap bunga di kebun ini adalah perangkap!

Efek Halusinasi: Bunga-bunga itu mengeluarkan spora halus yang memicu flashback traumatik yang sangat nyata, menyerang pikiran dan emosi Lan Tian.

Lan Tian terjatuh, pikirannya dibanjiri kenangan dan ilusi palsu:

Ilusi #1: Ayahnya, yang sebenarnya telah tewas, berdiri di depannya dengan pedang terhunus. "Kau gagal, Tian. Darahmu tak layak."

Reaksi Lan Tian:

Tidak terpancing. Sebuah suara jauh di dalam dirinya menolak ilusi itu.

"Ayah tidak pernah bicara seperti itu," gumamnya. Dengan segenap kekuatan, ia menggigit lidahnya—rasa sakit fisik yang tajam berhasil memutuskan ilusi itu!

Ilusi #2: Xiao Yue muncul, terluka parah, menjerit minta tolong dengan suara memilukan.

Reaksi Lan Tian:

Ia hanya mengamati selama tiga detik, menganalisis ilusi itu.

"Xiao Yue lebih kuat dari ini," ia memutuskan. Tanpa ragu, ia segera mencabut bunga terdekat—sumber ilusi itu!

Penemuan Penting:

Bunga Jiwa Retak yang asli hanya ada satu di seluruh kebun ini—berada di tengah, dikelilingi oleh ribuan bunga palsu.

Ciri khas bunga asli: Kelopaknya berbentuk hati yang retak, dan mengeluarkan aroma khas seperti besi—aroma darah.

Saat Lan Tian mengulurkan tangan untuk meraih bunga itu...

"Berhenti."

Suara robotik dan tanpa emosi menyapa telinganya. Sesosok Pengawal Perak muncul dari balik kabut, siluetnya mengancam.

Topeng perak tanpa ekspresi, mencerminkan kehampaan.

Senjata: Sebuah tongkat panjang dengan mata tombak beracun di ujungnya.

Tingkat Kultivasi: Golden Core Puncak!

"Bunga itu milik Klan Kematian Abadi," kata Pengawal Perak itu, suaranya tetap monoton.

Kondisi Lan Tian yang Memburuk:

Racun dari panah telah menyebar hingga ke dadanya, membuat napasnya pendek dan tersengal-sengal.

Energi Qi-nya kini hanya 3%, nyaris tidak ada—cukup untuk satu gerakan atau serangan terakhir.

Pedang patahnya sudah retak parah, nyaris hancur total.

Taktik Pengawal Perak:

Menjaga jarak aman, melancarkan serangan jarak jauh dengan tombak energi yang mematikan.

Tidak pernah mendekat—Pengawal Perak itu tampaknya mengetahui bahwa medali klan Lan milik Lan Tian bisa bereaksi pada jarak dekat.

"Kau akan mati seperti orang tuamu," Pengawal Perak mengacungkan tombaknya, nada suaranya sedikit berubah, seolah menikmati penderitaan. "Mereka menjerit sebelum—"

BZZZT!

Medali perunggu di leher Lan Tian tiba-tiba berpijar merah terang! Sinar itu jauh lebih kuat dari sebelumnya, seolah terpicu oleh penyebutan orang tuanya.

"Apa—?" Pengawal Perak itu terkejut.

Sinar merah menyambar tepat di topeng peraknya—memaksa topeng itu terbuka sebagian!

Wajah di balik topeng:

Separuh wajah manusia yang pucat dan dipenuhi bekas luka.

Separuh wajah tulang belulang yang mengerikan, seolah bagian tubuhnya telah membusuk atau termakan sesuatu.

"Tidak mungkin!" Pengawal Perak panik, tangannya buru-buru menahan topengnya yang kini telah retak.

Momen kritis: Memanfaatkan kepanikan musuh, Lan Tian melemparkan pedang patahnya—bukan ke Pengawal Perak, melainkan ke Bunga Jiwa Retak!

Krash!

Kelopak bunga pecah, mengeluarkan kabut darah yang pekat dan beraroma aneh.

Efek Kabut Darah:

Kabut itu segera melarutkan racun dalam tubuh Lan Tian, memberikan kelegaan instan.

Namun, kabut itu juga membakar kulit Pengawal Perak yang terbuka!

"SKREEE!" Pengawal Perak menjerit kesakitan, wajah tulangnya semakin mengelupas, menunjukkan penderitaan yang luar biasa.

Lan Tian, dengan sisa tenaga yang ia peroleh dari efek bunga:

Ia berlari ke bunga yang hancur, mengunyah satu kelopak yang tersisa.

Darahnya mendidih dalam nadinya—tetapi hambatan Qi dalam dirinya turun drastis menjadi 50%! Kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya melonjak.

Kekuatan Sementara dari Bunga Jiwa Retak:

Kecepatan x2.

Regenerasi aktif (luka-luka kecil mulai menutup, meskipun tulang rusuknya masih retak).

"Sekarang," Lan Tian berbisik, matanya berkilat tekad.

Ia menghantam tanah—tulang rusuknya yang retak patah lagi karena gerakan cepat dan keras, namun rasa sakit itu tidak menghentikannya. Tangan kirinya mencengkeram erat mata tombak Pengawal Perak yang terjatuh!

"Untuk ayah-ibu."

Dengan kekuatan baru yang mengalir, Lan Tian menusukkan tombak itu ke satu-satunya titik lemah yang terlihat: bagian manusia di wajah musuh!

"GGRAAAKH!"

Pengawal Perak terjatuh, tubuhnya mulai terurai menjadi abu yang diterbangkan angin.

"Klan... Lan... akan... dibasmi..." erang Pengawal Perak itu dengan napas terakhirnya.

Sebelum sepenuhnya hancur, ia melemparkan segel jade ke langit—sebuah sinyal bercahaya terang untuk rekan-rekannya!

Epilog: Warisan yang Terungkap

Dengan Bunga Jiwa Retak yang kini setengah hancur di sampingnya, Lan Tian bersandar lemas di sebuah pohon, kelelahan dan kesakitan.

Efek Jangka Panjang Bunga Jiwa Retak:

Hambatan Qi: Turun secara permanen dari 70% menjadi 50%.

Cedera: Tulang rusuk patah, membutuhkan setidaknya tiga hari istirahat total untuk pulih.

Tiba-tiba... "Jadi kau yang membuat keributan."

Xiao Yue muncul dari balik pepohonan, ekspresinya serius. Ada luka sayatan di lengannya, dan wajahnya tampak pucat. "Aku baru bertarung dengan tiga Pengawal Perak di bawah," jelasnya singkat.

Matanya beralih dari mayat Pengawal Perak yang menjadi abu ke bunga yang hancur di samping Lan Tian. "Idiot. Kau seharusnya memakannya utuh untuk efek maksimal."

Lan Tian, dengan susah payah, mengeluarkan sisa kelopak bunga dari sakunya. "Masih ada," katanya pelan.

Xiao Yue tersentak, matanya membesar karena terkejut. "Kau... sengaja menyisakan untukku?"

Lan Tian tidak menjawab, hanya menatapnya dengan tatapan lelah namun penuh makna.

Di kejauhan, dua belas aura Golden Core yang kuat mendekat dengan cepat—Pasukan Pengawal Perak utama!

Xiao Yue menggigit bibirnya, keputusasaan terlihat di matanya. "Kita harus masuk ke 'Ruang Uji Klan Lan' di puncak. Hanya keturunan darah murni yang bisa membukanya."

Dia menarik lengan Lan Tian, mendesak. "Aku akan membantumu... tapi nanti kau harus menjawab pertanyaanku."

Pertanyaan apa? Lan Tian ingin bertanya, namun sebelum ia sempat membuka mulutnya, medali perunggu di pinggangnya tiba-tiba terbang sendiri ke arah puncak Nirvana Peak!

(BAB 4 berakhir)