Dua bulan berikutnya sangat sibuk bagi Wudang. Ruangan-ruangan dihias dan ditata rapi, undangan-undangan disebarkan ke segala penjuru. Dari Emei Pai, Jing Xuan dan Ding Mingjun segera datang ditemani oleh banyak murid laki-laki Emei untuk membantu persiapan acara itu. Zhu Yuanzhang tak bisa hadir dengan alasan harus mengurus tugas-tugas militer, tetapi ia mengutus Xu Da untuk menemani Chang Yuchun yang harus mewakili orang tua Zhou Zhiruo.
Yang Xiao memanfaatkan kesempatan itu untuk menengok cucunya, sementara Fan Yao dan Yin Yewang datang bersama beberapa anggota Panji Lima Elemen untuk ikut membantu penyelenggaraan acara itu.
Zhou Zhiruo dan Zhao Min menyisihkan waktu untuk mengunjungi Yin Liting dan Yang Buhui yang masih sibuk dengan anak mereka yang baru lahir.
"Zhiruo menyapa Bibi keenam," kata Zhou Zhiruo sambil tertawa. Zhao Min juga melakukan hal yang sama.
Melihat hal ini Yang Buhui tertawa terbahak-bahak. "Zhou Jiejie, jangan aneh-aneh, ah!" katanya. "Kalau Minmin yang menyapaku seperti itu, mungkin masih agak pantas, karena dia lebih muda. Tapi kalau Zhou Jiejie memanggilku Bibi, aku jadi geli."
Saat itu Yin Liting masuk ke ruangan sambil tertawa dan berkata, "Nah, kalian tetap harus memanggilku Liu Shu, Paman Keenam. Yang pasti aku sih takkan memanggilmu Zhou Jiejie seperti Buhui."
Tiba-tiba Zhao Min membungkuk dengan muka serius sambil berkata dengan penuh penyesalan, "Waktu itu aku sungguh sembrono, dan sebagai akibatnya Yin Liushu harus menderita. Sekarang Zhao Min siap menerima hukuman..."
Tetapi Yin Liting menggelengkan kepalanya. "Kejadian itu sudah berlalu, dan Yin Liushu juga sudah lama memaafkanmu," katanya. "Dan tentu saja, kalau tak ada peristiwa itu, aku dan Buhui juga tak mungkin menikah. Aku tahu kau sudah banyak berubah, dan Yin Liushu juga banyak berubah. Sekarang Yin Liushu tak lagi berani sembarangan menilai orang lain, Shifu sudah banyak memberikan pelajaran berharga. Kau masih sangat muda, tapi kau tak pernah ragu mengambil keputusan penting seperti mencintai seorang Zhang Wuji, padahal kau pasti ditentang banyak orang. Hal ini membuatku kagum."
Melihat penerimaannya, Zhao Min merasa sangat terharu dan tak terlalu banyak bicara lagi sampai acara tersebut dilangsungkan. Ia bisa melihat bahwa sekarang semua orang di Wudang telah siap menerima kehadirannya tanpa membicarakan lagi kesalahan yang dilakukannya di masa lalu. Mengikuti Zhou Zhiruo, ia menyibukkan diri dengan membantu pekerjaan di dapur, dan juga menghias ruangan-ruangan yang akan dipakai. Para murid Wudang juga sibuk menyiapkan dua ruangan bagi dirinya dan Zhou Zhiruo, karena mereka masih akan tinggal di Wudang selama beberapa waktu setelah menikah.
II. Kembalinya Sang Permaisuri
Setelah pembicaraan dengan Zhang Sanfeng itu, Zhang Wuji telah mulai menyisihkan waktu untuk membimbing Zhao Min dan Zhou Zhiruo berlatih kungfu. Kedua gadis setiap hari ikut berlatih Taiji bersama semua murid Wudang.
Selama beberapa bulan belakangan ini baik Zhou Zhiruo maupun Zhao Min memang telah menerima bimbingan langsung dari Zhang Wuji, karena Zhang Sanfeng sebelumnya telah berpesan untuk itu. Tetapi saat itu Zhang Sanfeng belum secara resmi mengumumkan bahwa mereka berdua telah diterima sebagai murid Wudang. Saat ini semua halangan dan keraguan itu telah lenyap, karenanya mereka berdua bisa dengan lebih bebas bertanya kepada siapa saja mengenai hal-hal yang tak dapat mereka pahami dengan baik. Jika Zhang Wuji dan semua orang lain tak dapat menjawab pertanyaan mereka, maka mereka semua boleh bertanya langsung kepada Zhang Sanfeng.
Tidak seperti Shaolin yang membatasi informasi mengenai kungfu kepada orang luar, Zhang Sanfeng tidak pernah melarang siapa pun mempelajari Taiji, jika mereka memang berminat mempelajarinya. Prinsip-prinsip dasar kungfu ini tidak ditulis secara rinci dalam sebuah kitab tebal, yang membutuhkan banyak waktu hanya untuk membacanya. Bagi murid pemula, sama sekali tidak sulit untuk menghafal beberapa baris pelajaran dasar Taiji yang diberikan oleh Zhang Sanfeng, dan deretan kalimat itu mereka lantunkan setiap hari. Tetapi bukan semua orang punya tingkat pemahaman yang sama, dengan demikian kemajuan setiap orang sangat tergantung pada bagaimana mereka memahami prinsip dasar itu sendiri, dan bukan hanya pada latihan fisik yang mereka lakukan setiap harinya.
Sepintas lalu, jurus-jurus Taiji yang dikembangkan oleh Zhou Zhiruo dan Zhao Min di bawah bimbingan Zhang Wuji tampak sedikit berbeda dengan apa yang diperagakan oleh para murid Wudang lainnya, yang umumnya berlatih di bawah bimbingan Song Yuanqiao, Yu Lianzhou, Yu Daiyuan, Zhang Songxi atau Yin Liting. Jika kedua gadis itu berlatih bersama, maka orang akan merasakan bahwa gerakan mereka menghasilkan tenaga gabungan antara Yin dan Yang, yang sebelum ini tidak pernah mereka lihat, kecuali jika Zhang Sanfeng sendiri yang memperagakannya. Sejauh ini memang hanya Zhang Sanfeng sendiri yang bisa memperagakan gabungan Yin dan Yang untuk mendukung teknik bela diri yang dipakainya. Ini pun tenaga Yang yang dipakainya sedikit berbeda dari apa yang dipelajari oleh Zhang Wuji melalui Jiu Yang Shen Jing, karena isi kitab yang pernah dibaca Zhang Sanfeng itu tidak lengkap. Apa yang dicapainya sekarang adalah hasil pemikirannya sendiri, dengan memakai dasar Jiu Yang Shen Gong seperti yang pernah dipelajarinya dari Biksu Jueyuan. Zhang Sanfeng tidak pernah mempelajari Jiu Yin Zhen Jing, karena itu tenaga Yin yang dimilikinya punya dasar yang berbeda dengan apa yang saat ini dimiliki Zhou Zhiruo.
Begitu Zhang Sanfeng melihat latihan Zhao Min dan Zhou Zhiruo, ia langsung tahu bahwa kedua gadis itu telah menemukan cara yang unik untuk menggabungkan tenaga Yin dan Yang mereka untuk mendukung jurus-jurus Taiji. Tekhnik yang mereka gunakan mirip dengan apa yang dilakukan oleh Xuanming Er Lao, hanya saja, saat ini tenaga dalam Zhao Min dan Zhou Zhiruo masih belum cukup kuat untuk melawan kedua orang itu, khususnya Zhao Min.
Kira-kira seminggu menjelang hari pernikahan mereka, Fan Yao yang kebetulan melihat latihan mereka tercengang menyaksikan kemajuan kungfu Zhao Min. Ia masih mengenali teknik-teknik yang pernah diajarkannya, dan juga semua jurus yang pernah dicurinya dari enam perguruan besar, tetapi saat ini gerakan gadis itu penuh tenaga, dan gerakan kakinya seringan bulu. Fan Yao bisa merasakan hawa panas yang dibawa oleh angin pukulan gadis itu, meskipun ia sedang berdiri sekitar sepuluh meter dari tempat mereka berlatih kungfu. Ia tak dapat menahan pujiannya, "Bagus!"
Zhao Min menyimpan pedang yang digunakannya kembali ke sarungnya, lalu menyapa Fan Yao dengan riang, "Fan Youshi!"
Saat itu Fan Yao tiba-tiba menubruk maju dengan rangkaian Qinna Shou yang sangat cepat untuk menguji kungfu muridnya ini. Tetapi Zhao Min yang sudah terbiasa dengan ujian semacam itu ternyata sudah siap, dan ia tidak mau terpancing oleh gerakan cepat Fan Yao. Pukulan-pukulan Fan Yao itu disambutnya dengan tenang, dan ia membuat tenaga pukulan itu seolah-olah lenyap ditelan angin oleh gerakan berputar yang dibuatnya dengan jalan mengunci kedua telapak tangan Fan Yao. Pada saat yang tepat, pukulan itu kemudian berbalik ke arah Fan Yao sendiri dengan tenaga berlipat ganda karena ditambah dengan tenaga dalam Zhao Min yang mengandung hawa panas.
Fan Yao terkejut, serangan balik itu mengandung tenaga dalam yang mirip dengan apa yang selama ini digunakan oleh Zhang Wuji. Tentu saja tenaga gadis itu masih jauh dari sempurna, dan sebagian besar serangan balik itu sebenarnya memakai tenaga Fan Yao sendiri. Sambil mengimbangi teknik Qinna Shou Zhao Min, ia kemudian mencoba menggunakan kakinya untuk menggoyahkan kuda-kuda gadis itu. Tetapi alangkah terkejutnya dia, ternyata hal ini sudah diantisipasi Zhao Min. Gadis itu menggunakan sebelah kakinya untuk menyambut tendangannya, dan membuat tenaga tendangan itu lenyap dengan teknik yang sama seperti ketika menyambut pukulannya. Kelincahan kaki Zhao Min ini sungguh di luar dugaannya. Yang membuatnya kagum adalah, ternyata gadis itu mampu berpikir dan bereaksi dengan tepat di tengah tekanan, dan tidak mau terpancing untuk mengimbangi kecepatannya. Kunciannya dilumpuhkan dengan sangat tenang, kuda-kudanya sama sekali tidak goyah, dan ia tetap bergerak lambat, yang menjadi ciri khas jurus Taiji ajaran Zhang Sanfeng.
Setelah bergebrak beberapa jurus lagi, akhirnya Fan Yao melompat mundur dan bertepuk tangan. "Kungfu Junzhu maju pesat, sebentar lagi gurumu ini pasti ketinggalan." Ia tertawa senang.
"Wuji Gege memang membimbingku," kata Zhao Min mengakui. "Tapi dasar-dasar kungfuku semuanya adalah ajaran Shifu." Ia menghapus keringat yang membasahi dahinya sambil tersenyum.
Dalam hati Fan Yao merasa senang mendengar gadis ini masih tetap memanggilnya Shifu, padahal sebentar lagi ia akan menjadi istri Zhang Wuji, yang adalah ketua Ming Jiao. Sejak dulu ia selalu beranggapan bahwa Zhao Min adalah seorang anak nakal dan licik, tapi ia juga tahu bahwa di balik semua itu sebenarnya gadis ini baik hati.
Setelah lama menjadi bawahan Chaghan Temur, sebenarnya Fan Yao juga menilai jendral itu adalah orang baik, selain juga seorang pejabat yang baik. Tetapi sayangnya, mereka berdiri di pihak yang berseberangan.
"Kita sudah agak lama tidak bertukar pikiran," kata Zhao Min lagi.
Fan Yao tersenyum, lalu menyapa Zhou Zhiru yang sejak tadi ikut menyaksikan mereka dari kejauhan, dan sekarang sedang mendatangi mereka sambil tersenyum lebar.
"Fan Youshi, apa kabar?" sapa Zhou Zhiruo sambil merangkapkan kedua tangannya. "Menurutmu bagaimana kemajuan kungfu adikku ini?"
Fan Yao berkata, "Kulihat kungfu kalian berdua maju sangat pesat beberapa bulan terakhir ini, dan tidak lama lagi, kalian akan menikah dengan Jiaozhu. Dengan begitu Fan Yao akan menjadi bawahan kalian yang siap membantu jika memang diperlukan."
Zhou Zhiruo tertawa renyah sambil berkata, "Fan Youshi terlalu merendah. Nyatanya sampai saat ini kami tetap adalah orang luar, dan bukan anggota Ming Jiao. Dan meskipun kami akan menjadi istri Jiaozhu, tapi sampai saat ini kami bertiga masih belum membicarakan bagaimana peranan kami nantinya untuk Ming Jiao, kukira kami tidak akan bisa banyak berperan."
Sambil bicara, ia mengajak mereka menjauh ke arah pendopo di dekat tempat itu. Diam-diam Fan Yao mengamati kedua gadis ini baik-baik. Kata-kata dan gerak-gerik Zhou Zhiruo sejak tadi seolah mengandung perintah yang sulit ditolak, dan terhadap Zhao Min ia mengambil sikap memimpin. Ia sama sekali tidak akan heran jika nantinya Zhang Wuji menjadi kaisar, ternyata yang menjadi permaisuri adalah Zhou Zhiruo, dan bukan Zhao Min. "Mungkin ini karena ia beberapa tahun lebih tua ketimbang Junzhu," pikir Fan Yao.
Mereka duduk bertiga di pendopo itu untuk mengobrol santai. Ketika Fan Yao menyinggung peristiwa yang terjadi sebelumnya ketika Zhao Min hampir disandera oleh Jendral Bolad Temur, gadis itu tertawa keras-keras.
"Tadinya aku memang sedih karena harus berpisah dengan ayah, dan bahkan namaku dicoret dari daftar keluarganya," kata Zhao Min dengan muka serius. "Tapi akhirnya aku mengerti kenapa ayah melakukan hal itu. Dan dugaan ayah memang akhirnya terbukti."
"Maksudmu Bolad Temur akan memanfaatkan hubunganmu dengan Jiaozhu untuk menyudutkan Wangye?" tanya Fan Yao.
"Betul," jawab Zhao Min. "Kau tentu tahu sendiri, orang itu sudah lama selalu mencari jalan untuk mengadu domba Permaisuri Qi dengan Kaisar, dan kurasa akhirnya dia berhasil juga."
Zhou Zhiruo tidak memahami cerita Zhao Min, ia bertanya dengan heran, "Maksudmu sekarang ini Permaisuri Qi sedang bertengkar dengan Kaisar?"
Zhao Min menggelengkan kepalanya. "Soal itu aku tidak tahu pasti," katanya. "Tapi Kaisar Toghon Temur adalah seorang penganut agama Buddha yang cukup setia. Saat ini di istana ada seorang Imam Agung dari Tibet yang bernama Hama. Orang ini sangat mempengaruhi Kaisar. Jadi kurasa pengaruh politik Permaisuri Qi sudah jauh berkurang, karena itulah tadi aku bilang bahwa Bolad Temur akhirnya berhasil. Entah Permaisuri Qi sungguh-sungguh bertengkar dengan Kaisar atau tidak, sebetulnya bukan tujuan Bolad Temur. Tujuannya adalah supaya pengaruh Permaisuri Qi berkurang."
"Dan dengan demikian Bolad Temur bisa menyodorkan ide-idenya sendiri dengan lebih leluasa," sambung Fan Yao. Ia tampak melamun setelah mengucapkan kalimat ini. Baru beberapa saat kemudian ia bergumam tidak jelas, "Permaisuri Qi..."
"Licik juga orang ini," kata Zhou Zhiruo. Tiba-tiba matanya ia menatap Zhao Min dengan penuh arti, dan kemudian bertanya, "Zhang Liangbi itu sungguh-sungguh bermaksud melamarmu menjadi selir?"
Zhao Min tertawa terbahak-bahak, lalu menjawab dengan ringan, "Zhou Jiejie, coba lihat, usianya jauh di atas kita. Kalau Bolad Temur, mungkin bermaksud menjodohkan aku dengan anaknya, yang kira-kira sama dengan usia anak Permaisuri Qi. Sebenarnya Permaisuri Bayan, yang adalah saingan terberat Permaisuri Qi, itu adalah anak orang ini. Kalaupun dia bermaksud melamarku menjadi istri anaknya, sudah pasti ayahku akan menolaknya, dan ibuku tidak akan pernah setuju. Ayahku dan Bolad Temur sama-sama anak didik Dash Badalugh, ayah Bolad Temur sendiri, tapi mereka berdua tidak saling menyukai."
"Sial sekali nasib pangeran itu," kata Fan Yao sambil tertawa. "Junzhu sudah terlanjur jatuh hati kepada Jiaozhu kita, dia sama sekali tidak punya harapan."
"Fan Youshi, kau pernah ketemu pangeran muda itu?" tanya Zhou Zhiruo sambil melirik Zhao Min. "Apa dia tampan?"
Sebelum Fan Yao sempat bicara, Zhao Min mendahuluinya, "Oh, dia lumayan. Tapi tidak seganteng Han Lin'er sih."
Mendengar nama Han Lin'er, Zhou Zhiruo segera mencubit pinggang Zhao Min dengan gemas. "Kau ini, anak bengal!" umpatnya, tapi ia tidak marah sama sekali. "Kau kira aku takut mendengar nama Han Lin'er ya?"
Fan Yao sama sekali tidak mengerti isi pembicaraan kedua gadis itu, tapi ia bisa merasakan persaingan cinta mereka. Ia juga tahu bahwa sebelum ini Han Lin'er memang pernah bertemu dengan Zhou Zhiruo. Dari ucapan Zhao Min, kelihatannya Han Lin'er menyukai Zhou Zhiruo, tapi sama sekali tidak mengungkapkan isi hatinya karena saat itu Zhou Zhiruo adalah tunangan Zhang Wuji.
Saat ini yang ada di benak Fan Yao adalah masalah yang sama sekali lain. Keningnya tampak berkerut, menandakan bahwa ia sedang berpikir keras. Beberapa kali ia bergumam tak jelas sambil menyebutkan nama Permaisuri Qi. Melihat mukanya yang serius, Zhao Min menggodanya, "Ada apa, Shifu? Jangan bilang kau mulai jatuh cinta pada Permaisuri Qi."
Zhou Zhiruo tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya sendiri. Tetapi ternyata Fan Yao tidak tertawa, mukanya jadi makin serius setelah mendengar gurauan Zhao Min itu, alisnya berkerut, ketika bertanya, "Tadi Junzhu bilang — namanya 'Permaisuri Qi'?"
Zhao Min menganggukkan kepalanya, sekali lagi heran.
Mata Fan Yao menyipit, dalam upayanya berpikir lebih keras. "Permaisuri dari Goryeo... Qi Shengniang?" Nama itu tampaknya seolah menerawang sangat jauh ke masa silam. Ia menatap Zhao Min tajam-tajam. "Junzhu pernah bertemu dengannya? Seperti apa dia?"
Zhao Min dan Zhou Zhiruo bertukar pandang dalam kebimbangan. Mereka tidak ingin mengungkapkan bahwa sebelum ini mereka bersama Zhang Wuji pernah bertemu, meskipun tidak saling bicara, dengan Permaisuri Qi, di kedai makanan Mongolia di Xiangyang. Tetapi pertanyaan Fan Yao itu tetap harus dijawab. "Shifu," kata Zhao Min. "Kaisar sangat mencintainya... dulunya dia hanya pelayan istana..."
Zhou Zhiruo terkekeh. "Kami dengar dari Xie Daxia, dulunya Fan Youshi sangat tampan sampai-sampai orang mengira ibunya Xiao Zhao pasti akan menikahinya. Jadi sekarang Fan Youshi jatuh cinta kepada Permaisuri Qi?"
Fan Yao menggerak-gerakkan tangannya dengan tidak sabar. "Jangan bercanda. Nama Qi Shengniang ini... maksudku Permaisuri Qi ini... rasanya bukan orang asing..." Ia kembali berpaling kepada Zhao Min dan bertanya, "Dia... bagaimana caranya dia bisa menjadi permaisuri?"
Zhao Min berusaha menjelaskan menurut yang diketahuinya tentang riwayat Toghon Temur dan Permaisuri Qi.
Mata Fan Yao melebar. "Seorang pelayan... dari Goryeo... Qi Shengniang..." gumamnya sambil melamun, sementara setitik kesadaran mulai muncul di benaknya. "Mungkinkah...?"
Zhao Min tak dapat menahan rasa ingin tahunya lagi. Ia hampir berteriak, "Maksud Shifu Qi Shengniang ini siapa sih?"
Sambil menarik nafas dalam-dalam, Fan Yao berkata dengan serius, "Jika nama asli Permaisuri Qi ini adalah Qi Shengniang, maka dia memang adalah adik seperguruanku yang sudah lama hilang. Dia juga adik seperguruan Tajkis dan Yin Susu — ibunda Jiaozhu."
Mata Zhou Zhiruo terbelalak lebar, tak percaya, "Seorang permaisuri... murid Ming Jiao?"
Fan Yao tertawa terbahak-bahak. "Di dunia ini, Nona Zhou, apa yang mustahil?"
---
Zhou Zhiruo dan Zhao Min masih menatap Fan Yao, tercengang.
"Adik seperguruan... seorang Permaisuri?" gumam Zhou Zhiruo, mencoba mencerna sesuatu yang dianggapnya tidak masuk akal.
"Dulu kami semua memanggilnya Qi Shengniang," jelas Fan Yao. "Memang nama itu diambil dari nama Goryeo, yang ditulis dengan memakai bahasa kita." Matanya tampak menerawang jauh. "Dia bergabung dengan Ming Jiao sejak berusia dua belas atau tiga belas tahun, cantik, sangat berbakat dan luar biasa pintar. Murid langsung dari Yang Jiaozhu."
Mata Zhou Zhiruo terbelalak lebar. "Tapi... bagaimana mungkin seorang murid Ming Jiao menjadi Permaisuri?"
Fan Yao menggelengkan kepalanya, senyum samar menghiasi bibirnya. "Jalan ceritanya sangat panjang dan penuh liku. Yang kami tahu dia saat itu melarikan diri dari Goryeo." Tampaknya Fan Yao tak bermaksud menceritakan mengapa Permaisuri Qi melarikan diri dari Goryeo. "Aku menemukannya bersama Tajkis dan Yang Xiao, di Henan..." Kalimatnya tidak dilanjutkan, ia larut dalam lamunan masa lalu yang indah. Bibirnya tersenyum tipis dan matanya bersinar cerah.
Mereka masih meneruskan obrolan tentang Permaisuri Qi dan ibu Zhang Wuji sampai beberapa saat, sebelum akhirnya Zhou Zhiruo berkata, "Fan Youshi, sebetulnya aku punya beberapa masalah yang mengganggu pikiranku. Mungkin dalam hal ini kau bisa membantu."
"Kalau memang mampu, Fan Yao pasti akan dengan senang hati membantu," kata Fan Yao. "Sekali lagi, kalian berdua sebentar lagi akan menjadi atasanku, entah secara langsung atau tidak, jadi lain kali tidak perlu sungkan-sungkan. Nona Zhou, langsung katakan saja apa masalahnya."
Zhou Zhiruo tampak bimbang sejenak, tapi akhirnya ia berkata, "Soal *dua kekaisaran* ini... menurutku tidak baik kalau kita biarkan saja seperti sekarang..."
"Aku mengerti maksudmu," kata Fan Yao. "Ini memang tidak baik, cepat atau lambat akan jadi masalah besar untuk kita. Kalau kita memilih untuk mempertahankan salah satu dari mereka, dan membatalkan yang satunya, maka pihak yang tidak terpilih itu *pasti* akan berontak. Justru karena inilah, makanya sampai sekarang Jiaozhu masih belum memutuskan bagaimana seharusnya menangani masalah ini. Kecuali..."
"Kecuali kalau Jiaozhu sendiri yang mengambil alih posisi sebagai pimpinan utama, jadi kedua-duanya harus tunduk pada perintah Jiaozhu," sambung Zhao Min.
"Betul," tandas Fan Yao. "Masalahnya adalah, Jiaozhu *justru* tidak mau berbuat begitu..." Ia tidak meneruskan kalimatnya. Saat itu matanya melihat Chang Yuchun dan Xu Da yang berpakaian militer lengkap sedang mendatangi tempat mereka mengobrol. "Soal ini pasti akan kuperhatikan, tapi sebaiknya kita sambung nanti," katanya sambil memberi isyarat bahwa ada orang lain sedang menuju ke situ.
Xu Da dan Chang Yuchun menyapa mereka dengan gembira. Mereka memberi hormat kepada Fan Yao dengan meletakkan tangan kanan di dada sambil berkata, "Fan Youshi!" Lalu beralih kepada kedua gadis itu sambil tersenyum lebar.
Chang Yuchun menatap Zhou Zhiruo dengan gembira sambil berkata, "Zhiruo, sebentar lagi Lao Chang akan dengan senang hati memanggilmu 'Jiaozhu Furen', ayah dan ibumu pasti akan gembira melihat peristiwa ini di atas sana." Ia tertawa keras-keras sambil menepuk bahu Zhou Zhiruo. Kemudian ia beralih kepada Zhao Min untuk mengucapkan selamat.
Xu Da tertawa terbahak-bahak sambil menepuk-nepuk bahu Zhao Min, seolah-olah gadis itu adalah salah satu prajurit bawahannya. Ia berkata, "Bagaimana Zhao Guniang, kata-kataku waktu itu benar tidak? Pendeknya, Xu Da tidak akan mati sebelum melihat kalian berdua menjadi istri Jiaozhu!"
Zhao Min membalas sikapnya dengan tepukan yang sama di bahu Xu Da. Ia berkata, "Xu Dage, Zhao Min akan selamanya menghargai kejujuran sikapmu. Aku keturunan Naiman yang menghargai sikap terbuka. Aku percaya, suatu hari nanti kau akan menjadi seorang jendral yang hebat!"
Mendengar ucapannya, Xu Da segera membungkuk hormat dengan tangan di dada, lalu berkata dengan muka serius, "Meskipun kau seorang perempuan, tapi sikapmu jauh lebih terhormat daripada 'Panglima Besar' kita itu! Seumur hidupku, aku paling benci kemunafikan. Lain kali, kalau kalian berdua dan Jiaozhu punya perintah, apapun juga itu, langsung katakan saja. Xu Da akan dengan senang hati melaksanakannya, meskipun harus bertempur sampai mati!"
Fan Yao diam-diam agak kaget melihat keseriusan sikap Xu Da itu. Ia tahu kedua orang ini adalah orang-orang kasar yang terbiasa bicara terus-terang, dan kadang-kadang bisa tidak terkendali. Tapi yang dimaksud dengan 'Panglima Besar' oleh Xu Da itu jelas adalah Zhu Yuanzhang, sedangkan mereka berdua sudah jelas adalah bawahannya. Apakah ini berarti Xu Da sedang mencoba untuk menggantikan posisi Zhu Yuanzhang dengan jalan mendekati Zhao Min?
Ia berdehem, lalu berkata, "Xu Da, ini adalah acara santai, meskipun resmi. Kenapa kalian berpakaian militer datang ke sini?"
Xu Da menjawab sambil tertawa dengan santai, "Fan Youshi, kami memang datang untuk menghadiri acara yang diadakan oleh Zhang Zhenren. Sebetulnya hanya Chang Yuchun yang perlu hadir. Tapi Dashuai sengaja mengirimku untuk menemani Chang Yuchun bersama dua ribu pasukan elit, karena ini adalah acara pernikahan Jiaozhu. Menurut Dashuai, mungkin saja ada pihak yang ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mencelakai Jiaozhu dan para tamu terhormat sekalian, karena itulah saat ini pasukanku siaga di sekitar Perguruan Wudang ini. Fan Youshi jangan kuatir, meskipun jumlah kami hanya dua ribu, tapi semuanya adalah prajurit pilihan."
Fan Yao menatapnya dengan tajam sambil bertanya lagi, "Begitukah? Lalu bagaimana dengan Zhu Yuanzhang sendiri? Sekarang ini apa yang sedang dilakukannya?"
Sebetulnya Fan Yao sudah mengetahui semua pergerakan Zhu Yuanzhang melalui laporan Shuobude yang dikirimkan melalui burung merpati, tetapi ia ingin mendengar jawaban langsung dari Xu Da. Selain itu ia ingin tahu, apa mungkin ada perkembangan baru yang belum sempat dilaporkan oleh Shuo Bude.
Kali ini ia melihat Chang Yuchun yang menjawab untuk mewakili mereka berdua, "Fan Youshi, saat ini Dashuai sedang sibuk mengawasi perbatasan sebelah barat, karena itulah..."
"Perbatasan Barat?" potong Fan Yao. "Bukankah itu adalah perbatasan dengan wilayah Xu Shouhui? Ini sama sekali *bukan* urusan kalian! Dari pihak kami tidak pernah ada perintah semacam itu, bukankah mereka adalah *orang sendiri*? Dari mana asalnya perintah itu?"
Kelihatannya Xu Da ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya ia membatalkannya karena Chang Yuchun meliriknya dengan tajam.Hal ini tidak luput dari perhatian Zhou Zhiruo, tapi ia tidak mengatakan apa-apa. Saat itu lagi-lagi Chang Yuchun yang menjawab pertanyaan Fan Yao, "Soal ini, Dashuai memang menitipkan laporan tertulis," ia merogoh sakunya dan mengeluarkan gulungan kertas yang dibungkus rapi, lalu menyerahkannya kepada Fan Yao. "Semuanya ada di sini, silakan Fan Youshi membacanya sendiri."
Fan Yao membaca laporan itu dengan kening berkerut, lalu melipatnya kembali dan menyimpannya di dalam saku jubahnya.Ia bermaksud mengatakan sesuatu, tetapi pada saat itu Zhang Wuji muncul dan langsung menyapa mereka dengan sikap santai, "Rupanya kalian semua ada di sini, sejak tadi aku mencari-cari kalian!"
Begitu melihat kedatangannya, Chang Yuchun dan Xu Da segera berlutut untuk memberi hormat dengan tangan di dada sambil menyapa, "Jiaozhu!"
Zhang Wuji buru-buru membantu mereka berdua bangkit berdiri sambil berkata, "Chang Dage, Xu Dage, ini bukan acara resmi. Untuk apa kalian bersikap seperti ini?"
Fan Yao menyerahkan laporan Zhu Yuanzhang yang tadi dibacanya tanpa mengatakan apa-apa.
Setelah membacanya sekilas, Zhang Wuji mengangguk. "Aku sudah menduga hal ini dan mengirimkan perintah yang diperlukan kepada Shuobude Dashi dan Peng Yingyu untuk menarik diri dari wilayah itu. Kita juga akan mengirimkan peringatan kepada Xu Shouhui dan Ni Wenjun mengenai Chen Youliang. Setelah itu, fokus utama kita adalah mengamankan wilayah sendiri dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan begitu, kita akan lebih kuat menghadapi ancaman dari manapun."
Mendengar pidato singkat ini, Xu Da dan Chang Yuchun segera membungkuk hormat sambil berkata, "Jiaozhu sungguh bijaksana!"
"Bagaimana seandainya mereka yang menyerang kita?" tanya Zhou Zhiruo.
Zhang Wuji tersenyum mendengar pertanyaan itu. "Kita akan menjaga perbatasan dengan baik. Aku yakin mereka tidak akan gegabah menyerang tanpa alasan. Tentu saja kita akan bertindak jika diserang, tapi aku percaya Chen Youliang tidak sebodoh itu."
Ia beralih kepada Chang Yuchun dan Xu Da, dan berkata dengan santai, "Xu Dage, kalian tidak perlu terlalu tegang. Kita tidak ingin para tamu merasa curiga. Tempatkan pasukan kalian di luar Wudang, tetap siaga tapi tidak terlalu menyolok. Beberapa orang bisa bergabung dengan perjamuan. Pastikan semua pasukan mendapat makanan."
Xu Da dan Chang Yuchun segera mengiyakan. Zhang Wuji kemudian mengeluarkan sebotol arak dari dalam sakunya, lalu mengajak mereka semua minum sekedar untuk melepas ketegangan. Tak lama kemudian Xu Da dan Chang Yuchun beranjak untuk kembali ke tengah pasukan mereka yang berjaga di luar Perguruan Wudang.
Setelah mereka pergi, Zhang Wuji berkata dengan nada datar, "Sebetulnya ada laporan lain dari Shuobude, yang tadi sengaja tidak kusebutkan."
"Laporan apa?" tanya Fan Yao. Mukanya kembali menegang.
"Sebetulnya sejak tadi aku menunggu salah satu dari kedua orang itu mengatakan bahwa Zhu Yuanzhang baru saja merekrut seseorang, yang sebetulnya kuanggap sangat penting, tapi hal itu tidak dilaporkannya kepada kita," kata Zhang Wuji dengan kecewa. Ia menghela nafas, lalu berkata lagi, "Sayangnya mereka juga tidak mengatakannya."
"Rupanya itu," sela Zhou Zhiruo. "Kulihat sejak tadi Xu Da ingin mengatakan sesuatu, kemungkinan besar adalah ini."
"Siapa orang yang baru direkrut itu?" tanya Fan Yao.
Zhao Min tersenyum. "Aku yakin itu Liu Bowen."
Zhang Wuji mengangguk, agak terkejut karena tebakan Zhao Min benar.
Fan Yao terbelalak, bertanya, "Bukankah dia sudah mati?"
Zhao Min tertawa geli. "Kami bertemu dengannya di Xiangyang. Rupanya Zhu Yuanzhang berhasil merekrutnya."
Fan Yao menaikkan alisnya. "Zhu Yuanzhang menyembunyikan ini? Kenapa?"
"Orang sepintar Liu Bowen pasti sangat berguna," jawab Zhao Min. "Mungkin Zhu Yuanzhang punya rencana sendiri." Setelah berpikir sejenak, ia melanjutkan, "Keahliannya cukup beragam. Dia ahli strategi militer dan juga sangat tertarik pada senjata Barat... meriam, kata ayah."
Air muka Fan Yao berubah serius. "Meriam? Itu sangat berguna bagi kita. Jika Zhu Yuanzhang merahasiakannya, dia mungkin punya rencana untuk bergerak sendiri!"
Zhang Wuji menghela nafas. "Jika memang begitu, apa gunanya menahan orang yang tidak ingin bekerja sama? Tapi ini bisa memecah persatuan."
Zhou Zhiruo mendengus. "Wuji Gege, persatuan macam apa yang kita miliki selama ini?"
"Nona Zhou benar," Fan Yao agreed. "Masing-masing pihak punya kepentingan sendiri. Jika kita lepas tangan, *tujuan besar* kita ini bisa gagal."
"Kelihatannya kita akan menghadapi tiga kubu utama..." gumam Zhang Wuji sambil berpikir.
"Dua kekaisaran dan Zhang Shicheng," kata Fan Yao memperjelas. "Jiaozhu ingin mengawasi mereka?"
"Tepat sekali," kata Zhang Wuji.
"Kalian melupakan satu pihak lagi," tampah Zhao Min sambil tersenyum licik. "Ayahku."
Beberapa pasang mata menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, tapi tak seorang pun mengomentari jawaban itu. Zhao Min membuka kipas lipat yang dipegangnya, lalu dengan santai berkipas sambil melanjutkan, "Kalian tentu tahu, baru-baru ini ayahku menolak perintah atasan, dan tetap diam tak bergerak di Jiangnan. Menurut kalian, bagaimana cara orang menilai sikap ini?"
Sejauh itu mereka selalu memandang Chaghan Temur sebagai Jendral Dinasti Yuan yang bertugas menumpas pemberontakan lokal. Tetapi dengan perkembangan politik yang baru, dan juga sikapnya yang terakhir, dengan tidak mengirimkan bala bantuan yang sepenuhnya kepada Bolad Temur, ini sebetulnya bisa dinilai sebagai salah satu bentuk awal pemberontakan. Setelah Zhao Min menyebutkannya, mereka baru menyadari kenyataan ini.
"Ini menarik sekali," kata Zhang Wuji setelah beberapa saat. "Ini membuat posisi Wangye menjadi — eh... tidak jauh berbeda dengan kita..."
"Tapi ayahku _tidak pernah_ menyatakan diri sebagai 'Raja', atau memberontak terhadap Dinasti Yuan," lanjut Zhao Min dengan tenang. "Dia pasti sudah menyiapkan alasan yang sangat kuat, jika nanti ditanya tentang sikap itu. Dengan begini sampai sekarang kita tetap tidak bisa mendekati dia dengan gampang."
Fan Yao berkata, "Menurutku saat ini kita jangan sembarangan bergerak. Aku punya firasat, di acara pernikahan Jiaozhu nanti akan terjadi sesuatu yang di luar dugaan kita."
Zhou Zhiruo teringat akan pernikahannya sebelum ini, di Haozhou, yang berantakan karena ulah Zhao Min, mengeluh, "Semoga hal itu tidak terjadi."
"Jangan kuatir, Zhou Jiejie," kata Zhao Min sambil tersenyum dan memegang tangannya dengan lembut, dan mengedipkan sebelah matanya. "Kali ini setannya ada di pihakmu."